Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Menghormati Pilihan Koalisi

16/10/2024 05:00

RUMUS dasar dalam kehidupan berpolitik yang kebanyakan berlaku ialah prinsip siapa mendapatkan apa. Politik praktis pun dipersepsikan sebagai ajang tukar-menukar. Ada permintaan dukungan di satu sisi, berharap imbal balik dari dukungan yang diberikan di sisi lain.

Imbal balik itu jenisnya beragam. Ada yang kini dikenal sebagai politik uang. Dukungan dikonversi dengan uang atau proyek. Ada juga politik balas budi. Dukungan diberikan untuk menanam budi yang akan dipanen suatu saat kelak.

Politik semacam inilah yang kerap menjadi pintu masuk bagi praktik korupsi. Kekuasaan diperdagangkan untuk keuntungan pribadi. Ujung-ujungnya, publik akan makin tidak percaya terhadap politisi dan institusi politik.

Akan tetapi, praktik politik tidak melulu berpola seperti itu. Dalam praktik politik yang positif, dukungan diberikan karena keyakinan akan digunakan demi kebaikan bersama. Tidak ada transaksi terkait uang ataupun yang mengikat dalam relasi politik semacam itu.

Gambaran positif seperti itulah yang kini diharapkan terjadi dan tersaji pada aksi partai-partai atau pihak-pihak yang mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Baik mereka yang memilih bergabung dalam kabinet maupun yang memutuskan berada di luar kabinet.

Kita mengapresiasi mereka yang memilih bergabung di kabinet dengan niat mulia, yakni berikhtiar sekuat tenaga demi kemajuan bangsa. Kita juga angkat topi untuk partai politik pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran yang memilih jalur di parlemen atau memperkuat dukungan melalui rekomendasi pemikiran.

Partai NasDem, misalnya, menyatakan mendukung penuh pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan memilih untuk tidak berada dalam kabinet pemerintahan ke depan. Dengan demikian, NasDem yang menjadi bagian pemerintahan memilih untuk tidak berada di dalam pemerintah.

Langkah itu bukan berarti tidak siap berkontribusi. Justru dengan memilih berada di luar kabinet, kontribusi yang diberikan bisa lebih leluasa. Praktik politik di luar kelaziman ini juga sekaligus bisa menjadi pendidikan politik yang baik bagi publik bahwa kontribusi tidak melulu dikonversi dalam bentuk kursi menteri. Baik pilihan untuk berada di kabinet maupun di luar kabinet sama-sama baik dan strategis.

Apalagi, tantangan ke depan, khususnya di bidang ekonomi, tidak ringan. Ketidakpastian global, ancaman krisis pangan dan krisis energi, juga urusan ketegangan geopolitik ialah fakta tumpukan tantangan itu.

Belum lagi di dalam negeri, kita menghadapi merosotnya jumlah kelas menengah. Selain itu, tantangan bagaimana menaikkan daya beli masyarakat dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi, juga memperkuat kohesi sosial.

Beragam tantangan itu amat membutuhkan kolaborasi. Karena itu, spirit kolaborasi dan semangat memberi kontribusi tidak boleh disekat hanya dengan urusan di dalam atau di luar kabinet.

Yang paling utama ialah bila memilih duduk di dalam kabinet, jadilah teknokratik sejati. Jangan sekadar numpang lewat tanpa meninggalkan jejak penting bagi pemerintahan. Bila memilih di luar kabinet, jadilah pendukung sejati dengan terus-menerus memberikan sumbangsih pemikiran dan rekomendasi brilian.

Bila spirit kolaboratif seperti itu yang dijalin, harapan menggenggam kemajuan bukanlah mimpi di siang bolong. Ia cita-cita nyata dan bukan bualan belaka.

 



Berita Lainnya
  • Bersih-Bersih Total Kemenaker

    22/8/2025 05:00

    DUA kasus besar yang terjadi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) saat ini tidak bisa dianggap remeh.

  • Utak-atik Anggaran Pendidikan

    21/8/2025 05:00

    PEMERINTAH mengalokasikan Rp757,8 triliun untuk anggaran pendidikan pada 2026, atau mengambil porsi 20% lebih APBN tahun depan.

  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.