Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Profesionalisme Penjaga Negeri

05/10/2024 05:00

KEDAULATAN negara tetap terjaga, tidak ada satu pun pihak asing yang berani coba-coba, tidak lepas dari kehadiran Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI dengan sigap berjaga di lini terdepan setiap kali ada yang ingin mengganggu kedaulatan.

Kini, pilar utama pertahanan negara itu genap berusia 79 tahun. Seiring usia yang semakin matang, harus kita katakan bahwa TNI telah menunjukkan komitmen untuk selalu hadir dan mengawal pertahanan. Dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi, TNI bahkan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti penanganan bencana, pembangunan infrastruktur, dan program-program kesejahteraan masyarakat.

Lewat berbagai kontribusi tersebut, TNI telah ikut serta menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman, maju, dan sejahtera. Itu semua adalah cerminan dari jati diri militer Indonesia sebagai tentara pejuang, tentara yang lahir dari rahim perjuangan rakyat dan selalu siap membela kepentingan rakyat.

Baca juga : Perlu Regulasi Larang Mudik

Tidak hanya ke dalam, TNI terus meluncurkan suar eksistensinya ke dunia luar. Berdasarkan laporan dari Global Fire Power 2024, militer Indonesia masuk kategori yang terkuat di dunia. Dengan power index 0,2251, TNI menghuni urutan ke-13. Urutan pertama ialah Amerika Serikat, diikuti Rusia dan Tiongkok. Indonesia menurut Global Fire Power 2024 memiliki sekitar 1 juta pasukan, dengan 400 ribu di antaranya adalah tentara aktif, dan anggaran belanja militer mencapai US$25 miliar. Dalam konteks ASEAN, Indonesia bahkan ditahbiskan sebagai negara dengan militer terkuat.

Angka itu tentu patut diapresiasi di tengah fokus pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang masih mendahulukan kesejahteraan rakyat ketimbang menggenjot bidang pertahanan. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam rapat kerja (raker) terakhir bersama Komisi I DPR RI mengakui cita-cita untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum dapat tercapai karena anggaran negara masih lebih teralokasikan untuk program-program yang langsung menyentuh perekonomian masyarakat.

Prabowo yang juga presiden terpilih itu menyebut soal anggaran pertahanan Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya, yakni tidak sampai 1% dari produk domestik bruto (PDB). Ia kemudian menyatakan harapannya untuk pemerintah ke depan dapat memberikan dukungan terhadap alokasi anggaran pertahanan negara yang lebih besar.

Baca juga : Mencegah LP dari Covid-19

Pengakuan Prabowo seolah menjadi angin segar untuk mewujudkan militer Indonesia yang semakin disegani di dunia karena ditopang oleh pertahanan yang superkuat. Apalagi mantan Danjen Kopassus itu dalam hitungan hari bakal segera dilantik menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Namun, yang tidak kalah penting dari itu semua ialah peringatan HUT ke-79 ini harus menjadi momentum agar TNI terus menempa profesionalisme diri. Dengan profesionalisme yang terus diasah, tingkah laku prajurit menjadi semakin baik. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bahkan menekankan wujud dari profesionalitas itu ialah prajurit TNI mampu memberikan penyuluhan tentang hukum dan hak asasi manusia (HAM). Hal ini dinilai sebagai upaya internal TNI dalam memperbaiki kekurangan.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), misalnya, menyebut telah terjadi sedikitnya 64 kasus kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan personel TNI selama kurun waktu Oktober 2023 hingga September 2024. Perinciannya ialah 37 tindakan penganiayaan, 11 tindakan penyiksaan, 9 kasus intimidasi, 5 tindakan tidak manusiawi, 3 perusakan, 1 kasus penculikan, dan 1 kasus kejahatan seksual.

Baca juga : Paket Insentif Pengganti Mudik

Hal itulah pekerjaan rumah yang masih harus dibenahi agar TNI semakin dicintai rakyat. Catatan buram dari Kontras itu jangan langsung diartikan sebagai kado buruk bagi ulang tahun ke-79 TNI. Catatan itu justru harus menjadi alat pelecut bagi TNI agar semakin profesional seperti yang diucapkan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Di luar catatan Kontras tersebut, kita juga tidak jemu-jemunya mengingatkan TNI agar tidak terjerumus ke politik praktis. TNI adalah alat pertahanan, bukan alat kekuasaan untuk menggebuk musuh-musuh politik penguasa. Keterlibatan dalam politik praktis hanya akan merusak citra profesionalisme TNI dan mengganggu stabilitas demokrasi yang tengah dibangun.

TNI di masa transisi kepemimpinan harus bisa berdiri di atas semua golongan. Ini penting agar proses peralihan kekuasaan dapat berlangsung dengan mulus. Tidak hanya di level nasional, profesionalitas TNI juga harus ditunjukkan di level daerah mengingat saat ini sedang berlangsung tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Dengan tetap berpegang pada prinsip itu, TNI akan terus menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan di seluruh wilayah Indonesia selama masa transisi tersebut.

Selamat ulang tahun yang ke-79 tentara rakyat kami, TNI. Tunjukkanlah TNI modern bersama rakyat siap mengawal suksesi kepemimpinan untuk Indonesia Maju. Dirgahayu!

 



Berita Lainnya
  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik