Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kerja Panjang Mitigasi Banjir

08/10/2022 11:25
Kerja Panjang Mitigasi Banjir
Ilustrasi(Dok. MI)

 

BANGSA ini terhitung masih tidak berdaya mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor. Tiap tahun bencana Hidrometeorologi itu rutin menghampiri daerah-daerah di seantero tanah air. Tidak ada satupun tahun berlalu tanpa timbulnya korban jiwa yang dipicu curah hujan tinggi. Sepanjang tahun lalu saja, menurut catatan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak kurang dari 728 jiwa melayang akibat bencana.

Mayoritas disebabkan oleh banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Dari total 3092 kejadian bencana, sebanyak 1298 kejadian merupakan bencana banjir, 804 bencana cuaca ekstrem, dan 632 bencana tanah longsor sisanya berupa bencana kebakaran hutan dan lahan, gelombang pasang dan abrasi, gempa bumi, kekeringan dan erupsi gunung api.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak akhir September berulang kali mengeluarkan peringatan dini agar warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Yang terbaru, BMKG memperingatkan curah hujan tinggi pada 7 hingga 8 Oktober 2022. Saat ini diindikasikan terdapat dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan dibeberapa wilayah Indonesia.
Peringatan BMKG dapat menjadi acuan untuk kesiagaan jangka pendek akan tetapi yang lebih penting adalah mengefektifkan upaya pencegahan dalam jangka panjang. Mitigasi bencana mestinya tidak menunggu sampai bencana banjir dan tanah longsor menjadi langganan daerah yang bersangkutan lebih parah lagi jika sudah langganan. Alih-alih berupaya keras mencegahnya terulang, toleransi terhadap bencana ekologi justru meningkat.

Dalam mitigasi bencana, otoritas di daerah masih menekankan pada penanganan ketika bencana telah terjadi bukan yang sifatnya preventif. Hal itu terbukti dengan terus berulangnya bencana banjir dan tanah longsor setiap tahun di wilayah yang sama. Mitigasi bencana Hidrometeorologi bukan sekedar persiapan instan semacam memindahkan perabotan rumah ke lantai atas atau menyiagakan ratusan petugas dengan pompa-pompa air. Antisipasi banjir dan tanah longsor memerlukan kerja pencegahan yang panjang dan kerap harus dilakukan sepanjang tahun.

Mulai dari mengeruk sungai, waduk, merawat saluran air, memperbanyak penampungan dan tempat serapan air hingga penataan ulang ruang wilayah itu tugas pemerintah. Lebih jauh kedepan, visi pembangunan yang memperhatikan kelestarian lingkungan harus diperkuat. Kesampingkan kepentingan-kepentingan ekonomi sesaat bila kepentingan itu merusak ekologi. Pembangunan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan bukan semata untuk kemaslahatan penduduk saat ini melainkan juga demi masa depan anak -cucu Bangsa Indonesia kelak.



Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik