Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Misi Damai Presiden Jokowi

28/6/2022 05:00
Misi Damai Presiden Jokowi
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

PERANG Rusia dan Ukraina masih berkecamuk. Namun, tekad bulat Presiden Joko Widodo untuk memulai misi perdamaian demi mengupayakan genjatan senjata dan membuka ruang dialog sudah kukuh. Presiden bakal menginjakkan kaki ke dua negara yang bertikai.

Misi kunjungan itu menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Indonesia mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan semua negara.

Tentu seluruh rakyat Indonesia berada di belakang Presiden Jokowi mendukung suksesnya misi perdamaian ini. Apalagi konstitusi bangsa ini telah mengamanatkan agar Indonesia dapat turut serta menjaga ketertiban dunia.

Lawatan Presiden kali ini pun merupakan bagian dari penegakan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia. Indonesia tidak berpihak kepada Ukraina sehingga tidak memberi bantuan senjata dan tidak berpihak pada Rusia dengan memberi dukungan atas operasi militer khusus mereka.

Indonesia memang bukan Amerika Serikat atau Tiongkok dengan kekuatan ekonomi dan senjata yang superpower untuk menjadi penengah. Namun, posisi Indonesia dalam konteks konflik dua negara ini cukup strategis.

Indonesia tidak mewakili pihak kiri dan kanan sehingga bisa menjadi kekuatan moral tersendiri untuk membantu menghentikan perang. Apalagi dengan peran memegang Presidensi G-20, Indonesia bertanggung jawab memastikan krisis pangan dunia tidak terjadi akibat dampak perang yang berkepanjangan.

Ukraina dan Rusia ialah eksportir gandum besar di dunia. Belum lagi persoalan pasokan sumber energi yang sangat terpengaruh oleh konflik di kawasan Eropa Timur ini.

Indonesia memiliki kredibilitas moral untuk mengatasnamakan masyarakat global bahwa dunia sedang sengsara atas peperangan yang terjadi karena imbasnya ke sejumlah aspek seperti pangan. Jokowi pun bisa memberikan pemahaman tersebut kepada kedua pemimpin negara.

Pada saat ini yang terpenting ialah mencegah terjadinya tragedi kemanusiaan serta ancaman pangan dunia yang lebih besar apabila perang terus terjadi terutama bagi negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah.

Jika misi berjalan lancar, tentu diharapkan, bahkan sangat didambakan, Indonesia bisa memfasilitasi pertemuan bilateral kedua pemimpin negara bekas Uni Soviet tersebut di sela pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi G-20 yang akan digelar di Bali, akhir November mendatang.

Presiden Vladimir Putin memastikan akan hadir di KTT G-20, begitu pun Presiden Volodymyr Zelensky telah diundang Presiden Jokowi. Jika keduanya bertemu, solusi untuk meredam dampak perang dapat terlahir dan berkontribusi pada upaya pemulihan global.

Untuk saat ini misi Presiden Jokowi ialah perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali. Semua negara harus menahan diri dari tindakan yang semakin memperburuk krisis pangan dan energi ini. Apalagi belum semua negara terbebas dari pandemi covid-19.



Berita Lainnya
  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik