Bantalan untuk Spekulan

02/4/2022 05:00
Bantalan untuk Spekulan
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

KENAIKAN harga bahan-bahan kebutuhan pokok belakangan semakin mengimpit kehidupan ekonomi masyarakat. Tekanan masih akan bertambah.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan elpiji 3 kilogram bakal ikut naik.

Khusus untuk minyak goreng, harga terus bertahan tinggi hingga lagi-lagi menjadi penyumbang inflasi terbesar. Badan Pusat Statistik melaporkan laju inflasi nasional sepanjang Maret 2022 tercatat 0,66%. Angka inflasi itu tercatat yang tertinggi sejak Mei 2019 yang sempat mencapai 0,68%.

Ketika melepas harga minyak goreng kemasan ke harga keekonomian pertengahan Maret lalu, sejumlah petinggi pemerintahan dan aparat penegak hukum sangat yakin harga minyak goreng akan berangsur turun. Nyatanya, tidak demikian.

Minyak goreng kemasan memang dengan ajaibnya membanjiri rak-rak toko-toko ritel setelah sempat sulit ditemukan. Akan tetapi, harganya lebih mahal ketimbang ketika para pedagang 'sembunyi-sembunyi' menjual minyak goreng di atas harga eceran tertinggi Rp14.000 per liter yang berlaku pada Februari lalu.

Giliran minyak goreng curah bersubsidi yang dipatok di Rp14.000 per liter dan Rp15.500 per kilogram yang hingga kini bak kisah fiktif di banyak daerah. Kelangkaan minyak goreng curah bertolak belakang dengan data pantauan Kementerian Perindustrian. Volume produksi minyak goreng curah tercatat sudah dua kali lipat dari kebutuhan harian minyak goreng curah nasional.

Jurus lain pun dikeluarkan. Demi meringankan beban sebagian masyarakat, kemarin, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) 'minyak goreng'. Besarannya total Rp300 ribu untuk periode Maret, April, dan Mei.

BLT itu menyasar 20,5 juta keluarga yang masuk kelompok penerima BLT dan Program Keluarga Harapan. Sebagai sasaran ekstra, sebanyak 2,5 juta pedagang kali lima penjual gorengan juga akan diberikan bantalan perekonomian tersebut.

Kebijakan BLT 'minyak goreng' tentu saja akan bermanfaat sebagai bantalan bagi masyarakat kelompok berpendapatan rendah. Namun, kebijakan itu sekaligus menyiratkan pemerintah menyerah dalam mengatasi tingginya harga minyak goreng.

BLT 'minyak goreng' menandai kemenangan para spekulan. Betapa tidak? Masyarakat umum harus terus menanggung beban demi keuntungan besar yang sudah berbulan-bulan diperoleh para spekulan. Sekarang, keuntungan spekulan itu secara tidak langsung turut disokong program BLT pemerintah.

Kasus minyak goreng menunjukkan harga tinggi yang diterima masyarakat bukan karena minimnya produksi, melainkan dampak dari kerakusan. Ketidakberdayaan pemerintah dalam membendung praktik culas spekulan sangat mungkin menjalar ke komoditas-komoditas lain.

Lihat saja, BBM jenis solar pun mulai langka di sejumlah tempat. Aparat penegak hukum menemukan penimbunan solar di Banten dan Jakarta Barat. Entah berapa banyak lagi spekulan yang masih leluasa mengeruk keuntungan besar dari penimbunan solar seperti itu.

Ini baru memasuki awal Ramadan. Sesuai tradisi yang sebetulnya sempat terputus pada 2017-2018, harga bahan-bahan pokok akan terus naik dan semakin tinggi menjelang Lebaran. Rakyat hanya bisa pasrah dipaksa memberikan bantalan bagi para spekulan.



Berita Lainnya
  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.

  • Main Hajar Rekening ala PPATK

    01/8/2025 05:00

    ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.

  • Masih Berburu Harun Masiku

    31/7/2025 05:00

    KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.

  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.

  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.