Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Buaian Maut Kasus Covid-19

16/11/2021 05:00
Buaian Maut Kasus Covid-19
(MI/Seno)

 

 

PERANG melawan wabah covid-19 belum usai. Sayangnya, kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan terlihat mengendur di mana-mana. Mulai tidak memakai masker atau memakainya dengan asal-asalan hingga ikut berkerumun.

Tidak mengherankan bila pemerintah kemudian mulai mencatatkan kenaikan penularan covid-19. Ini baru hari-hari normal yang dilewati. Belum sampai pada periode liburan Natal dan Tahun Baru yang makin dekat.

Selain terkait dengan melemahnya disiplin warga, kendurnya ketaatan pada prokes tidak lepas dari sikap pemerintah daerah setempat yang ikut-ikutan terbuai oleh relatif rendahnya penularan covid-19.

Tempat-tempat umum seperti pasar tidak lagi mendapatkan pengawasan dan penegakan disiplin mematuhi prokes. Beruntung masih banyak pengelola gedung pusat perbelanjaan, sejumlah kawasan wisata, pusat kuliner, dan kantor yang tetap ajek menegakkan protokol mencegah penularan covid-19.

Akan tetapi, apakah kita akan menggantungkan diri pada keberuntungan? Betul bahwa tingkat penularan covid-19 menurun dratis jika dibandingkan dengan ketika terjadi tsunami kasus pada Juni hingga Agutus yang baru lalu. Tingkat kematian akibat covid-19 juga merosot ke angka belasan jiwa.

Itu bukan berarti keadaan sudah aman. Tengok saja Jerman yang kini tengah ketar-ketir menghadapi gelombang keempat lonjakan kasus penularan covid-19. Para epidemiolog setempat mengkhawatirkan rumah-rumah sakit akan kembali kewalahan merawat pasien yang parah.

Padahal, tingkat vaksinasi anti-covid-19 di negara tersebut sudah hampir mencapai 70% populasi. Bagi mereka, kondisi aman belum tercapai hingga benar-benar terbukti aman.

Bandingkan dengan Indonesia yang baru memvaksinasi penuh dua dosis sebanyak 40,4% populasi. Di satu sisi, kita memang mampu lebih cepat mencapai target vaksinasi yang ditetapkan WHO. Badan PBB itu menargetkan tiap negara sudah memvaksinasi sekurang-kurangnya 40% populasi per akhir 2021.

Raihan tersebut berkat kerja keras semua pihak, termasuk kesadaran dan semangat masyarakat untuk mendukung penanggulangan wabah. Di sisi lain, kita masih cukup jauh dari target vaksinasi 70% populasi. Tidak sepatutnya kita lengah meski penularan dan angka kematian oleh covid-19 cukup rendah.

Kewaspadaan harus terus dijaga. Baik pemerintah daerah maupun pusat bersama perangkat satgas covid-19 tidak boleh lalai menegakkan disiplin masyarakat dalam menerapkan prokes. Pengetesan, pelacakan, hingga perawatan juga jangan sampai kendur.

Selain itu, perlu gerakan yang lebih agresif untuk segera merampungkan vaksinasi dua dosis. Kejadian vaksin-vaksin kedaluwarsa menunjukkan gerak yang masih kurang cepat dalam memvaksinasi.

Agresivitas vaksinasi sangat menentukan kemenangan melawan wabah covid-19. Di tengah temuan bahwa vaksin covid-19 berkurang keampuhannya setelah sekitar 6 bulan, kita diburu waktu untuk segera menyelesaikan vaksinasi dua dosis.

Bila tidak bergerak cepat, muncul risiko kembali ke titik nol vaksinasi akibat lunturnya imunitas sebelum kekebalan komunal tercapai. Semakin cepat pencapaian target vaksinasi dua dosis ke 70% penduduk, Indonesia bisa segera memasuki program vaksinasi ketiga untuk memperkuat kekebalan.

Saat itu kita berharap pandemi covid-19 sudah berubah menjadi endemi. Indikatornya, tidak ada ada lagi kematian akibat covid-19 meski terkadang kasus positif meningkat.



Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik