Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kerumunan karena Euforia BTS

11/6/2021 05:00
Kerumunan karena Euforia BTS
Ilustrasi(MI/DUTA)

 

 

DI tengah upaya gencar memutus rantai penyebaran covid-19, masih ada saja pihak-pihak yang membuat kerumunan dengan mengabaikan protokol kesehatan. Percuma saja pengorbanan panjang dan melelahkan bangsa ini melawan covid-19.

Entah apa lagi yang harus disampaikan kepada masyarakat yang dengan sengaja menciptakan kerumunan. Perbuatan mereka yang sukar dimengerti itu menampakkan kebebalan. Bukankah kerumunan itu berpotensi menularkan virus korona dengan amat cepat dan pada gilirannya bisa mencabut nyawa?

Kerumunan terbaru ialah antrean panjang yang terjadi di sejumlah gerai restoran cepat saji McDonald’s atau McD di Jakarta pada Rabu (9/6). Gerai-gerai itu melayani penjualan menu kerja sama dengan grup pesohor asal Korea Selatan, Bangtan Boys atau BTS.

Menu baru itu menarik para fan hingga mereka secara bersamaan menyerbu aplikasi pemesanan makanan secara daring. Akibatnya, antrean para pengemudi ojek online tak terhindarkan memenuhi hampir setiap gerai McDonald’s dan menimbulkan kerumunan.

Kerumunan itu terjadi justru di saat kasus po­sitif covid-19 di Ibu Kota sedang menanjak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ada sebanyak 2.096 kasus positif baru ditemukan kemarin. Biasanya, kasus positif di bawah angka 1.000. Secara nasional kurva kasus positif juga naik terus dengan penambahan 8.892.

Penambahan kasus positif mengonfirmasi bah­wa pandemi covid-19 sesungguhnya belumlah ber­akhir. Celakanya, kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan belum maksimal.

Bukan hanya kesadaran masyarakat. Tontonan akan pengabaian protokol kesehatan yang terjadi di gerai makanan cepat saji McDonald’s memperlihatkan sensivitas pengelola yang rendah, sangat rendah.

Siapa pun yang mengabaikan protokol kesehat­an harus dimintai pertanggungjawaban hukum. Setiap perbuatan yang mengabaikan protokol kesehatan dan menimbulkan kerumunan harus dimaknai sebagai pengabaian atas nyawa manusia. Tidak cukup menjatuhkan denda administratif. Bila perlu, seret mereka ke pengadilan.

Diseret ke pengadilan demi asas keadilan sehing­ga tidak ada anggapan pilih kasih dalam menindak pelanggar protokol kesehatan. Biarkan hukum tetap berjalan tegak lurus.

Sejauh ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberi sanksi 32 gerai McDonald’s. Perinciannya, 12 gerai diberi sanksi teguran tertulis, 19 gerai disanksi penutupan 1 x 24 jam, dan 1 gerai ditutup 3 x 24 jam.

Tegas dikatakan bahwa kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan menjadi fenomena yang terus berulang. Begitu mudahnya berulang karena sanksi sama sekali tidak menimbulkan efek jera.

Covid-19 sudah lebih dari setahun menyebabkan terjadinya krisis multidimensi dalam kehidupan semua orang. Mestinya sudah cukup waktu untuk sadar akan bahaya covid-19 tanpa pengecualian apa pun. Semua pihak harusnya patuh dan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan.

Penyadaran masyarakat harus dibarengi dengan kebijakan pemerintah untuk tidak boleh kasih kendur dalam penegakan protokol kesehatan. Jangan hanya karena euforia untuk mengejar pemulihan ekonomi, lalu menjadi lengah dan longgar dalam kebijakan pembatasan sosial.

Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap menjadi ujung tombak melawan covid-19. Termasuk perlunya pemerintah untuk terus menyampaikan kepada masyarakat bahwa vaksinasi saat ini bukanlah pencegah penularan, melainkan hanya menurunkan simptomatik atau keparahan gejala.

Pemerintah dan masyarakat mestinya terus berkolaborasi melawan covid-19. Pemerintah terus melakukan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Masyarakat melaksanakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Kerumunan di saat kasus positif covid-19 melonjak adalah bentuk nyata pengabaian atas nyawa gara-gara euforia BTS. Berhentilah membuat kerumunan demi penghormatan atas harkat dan martabat manusia.



Berita Lainnya
  • Rumah Sakit Asing bukan Ancaman

    18/7/2025 05:00

    DIBUKANYA keran bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia laksana pedang bermata dua.

  • Kerja Negosiasi belum Selesai

    17/7/2025 05:00

    AKHIRNYA Indonesia berhasil menata kembali satu per satu tatanan perdagangan luar negerinya di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi.

  • Setop Penyakit Laten Aksi Oplosan

    16/7/2025 05:00

    BARANG oplosan bukanlah fenomena baru di negeri ini. Beragam komoditas di pasaran sudah akrab dengan aksi culas itu.

  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.