Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PRESIDEN Joko Widodo dan Wakil Persiden Ma'ruf Amin telah genap menjalani 100 hari pertama masa pemerintahan.
Dalam tradisi nonformal, publik biasa memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintah di usia tiga bulan itu. Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih nilai 6,84 dalam skala 1 sampai dengan 10.
Angka rapor tersebut tidak merah. Meski demikian, angka itu belum cukup menggembirakan karena masih di bawah 7. Setidaknya demikian hasil jajak pendapat News Research Center (NRC) Media Group terhadap 159 tokoh publik yang bisa dikategorikan independen.
Para tokoh mengungkapkan optimisme tinggi yang didorong kebijakan perampingan eselon, penghapusan ujian nasional, ibu kota baru negara, dan kedaulatan Republik Indonesia.
Di sisi lain, topik penaikan iuran BJPS kesehatan dan terungkapnya dugaan korupsi di BUMN mencuatkan pesimisme paling besar atas pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Rata-rata optimisme terkait isu selaras dengan penilaian terhadap kinerja kementerian yang bersangkutan. Isu kedaulatan, misalnya, terutama persoalan cekcok mengenai perairan Natuna dengan Tiongkok. Optimisme terkait isu tersebut seiring dengan skor penilaian yang tinggi terhadap Kementerian Luar Negeri.
Respons yang berbanding terbalik terlihat pada isu korupsi di BUMN dan kementerian terkait. Pesimisme yang muncul atas isu itu justru tergambar dalam bentuk optimisme pada penilaian kinerja Kementerian BUMN. Kementerian BUMN yang mendapatkan menteri baru dari Presiden Jokowi masuk kelompok empat kementerian yang mendapat nilai di atas 7.
Bila ditelaah, penilaian tersebut cukup beralasan. Para tokoh publik menunjukkan keprihatinan atas aksi rasuah di tubuh BUMN. Meski begitu, ada kepercayaan yang tinggi terhadap Kementerian BUMN untuk menanganinya.
Kasus-kasus dugaan korupsi ataupun penyalahgunaan wewenang di BUMN yang terungkap belakangan justru ditemukan pemerintah dan diumumkan ke publik. Setelah kasus penyelundupan yang dilakukan petinggi PT Garuda Indonesia, Kementerian BUMN mengungkap dugaan korupsi fantastis di PT Asuransi Jiwasraya.
Penilaian publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sepanjang periode 100 hari pertama sedikit banyak menunjukkan adanya ketimpangan kinerja para pembantu presiden. Sejumlah kementerian mampu berlari kencang mengejewantahkan visi dan misi kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka itulah yang meraih nilai di atas 7.
Sebaliknya, ada pula kementerian yang hanya mampu berjalan. Kinerja mereka tetap positif, tetapi terlalu dekat dengan angka merah di rapor.
Berdasarkan jajak pendapat NRC Media Group, kementerian yang mendapat respons pesimisme terbesar meliputi Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Ketenagakerjaan.
Di kelompok kementerian koordinator, Kemenko Kemaritiman dan Investasi mendapat nilai terendah.
Masih banyak yang harus dibenahi. Seratus hari memang terhitung muda untuk masa pemerintahan lima tahun. Meski begitu, itu masa yang cukup panjang untuk menentukan perlu atau tidaknya koreksi, baik terhadap kebijakan maupun kepemimpinan instansi.
Idealnya, Presiden dikelilingi para pembantu yang seluruhnya mampu berlari untuk mewujudkan Nawacita. Ataukah, Presiden Jokowi ingin melambatkan langkah di periode kedua pemerintahannya? Semoga tidak.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.
Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.
ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.
KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.
Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.
KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.
KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.
NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.
Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.
EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.
SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.
MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved