Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Politik Kebangsaan Mbah Moen

07/8/2019 05:00

BANGSA ini telah kehilangan tokoh yang penuh dengan sikap kebersahajaan. Ulama yang menjadi anutan serta rujukan bukan hanya bagi umat Islam, melainkan juga seluruh bangsa ini. Dia ialah KH Maimoen Zubair, yang wafat karena usia lanjut di Mekah saat menunaikan ibadah haji, kemarin.

Mbah Moen ialah ulama karismatik yang tidak hanya menjaga agama dan umat, tetapi juga merawat bangsa dan rakyat serta memastikan keutuhan bangsa dan negara. Ia yang pantas menjadi teladan kehidupan ber-Bhinneka Tunggal Ika karena aktif dalam mendakwahkan ukhuwah wathoniyah.

Tidak berlebihan kiranya jika kepergian Mbah Moen tidak hanya sebuah kehilangan bagi PPP maupun Nahdlatul Ulama. Mbah Moen duduk sebagai Ketua Majelis Syariah PPP dan sebagai Dewan Mustasyar NU.

Pun kehilangan bukan hanya dirasakan umat Islam, melainkan juga agama lain. Tak mengherankan bila Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja Indonesoa (KWI) menyatakan belasungkawa atas kepergian Mbah Moen.

Itu pasti karena Mbah Moen menjunjung tinggi pluralisme. Mbah Moen menembus sekat-sekat agama. Mbah Moen bukanlah ulama yang merasa benar sendiri seraya menyebut yang lain sesat. Mbah Moen menebarkan Islam ramah, bukan Islam marah.

Pluralisme penting bagi Mbah Moen demi persatuan Indonesia. Kecintaannya terhadap Indonesia tidak perlu diragukan. Dia sangat gigih menyuarakan dakwah kebangsaan. Baginya NKRI harga mati.

Sosok serupa Mbah Moen sesungguhnya masih kita butuhkan di tengah meningkatnya gejala konservatisme, politik identitas, dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Semua gejala itu, berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting, menyebabkan kualitas atau kinerja demokrasi Indonesia terus mengalami penurunan sejak 2013. Itu artinya, sosok seperti Mbah Moen kita butuhkan untuk memulihkan kualitas demokrasi kita.

Di bidang politik kebangsaan, sosok Mbah Moen sangat berpengaruh. Kiprahnya yang panjang bersama PPP menjadikan restu politiknya amat dibutuhkan. Restu politiknya dipercayai membawa konsekuensi elektoral di berbagai ajang pemilu.

Itulah sebabnya tokoh-tokoh politik yang bertarung dalam pemilu merasa perlu menyambanginya. Jokowi dan Prabowo, misalnya, menyambangi Mbah Moen ketika mereka bertanding di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Mbah Moen menerima keduanya dengan tangan terbuka kendati dia memiliki pilihan politik sendiri. Pada titik ini Mbah Moen menjadi episentrum politik kebangsaan.

Mbah Moen telah berpulang. Kita tentu berdukacita amat mendalam. Akan tetapi, yang jauh lebih penting ialah bagaimana kita, terutama ulama dan umara, meneladani sosoknya.

Selamat jalan, Mbah Moen.
 



Berita Lainnya
  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.