Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Di Bawah Naungan Pancasila

17/7/2019 05:00

PARA pendiri telah berkonsensus bahwa pijakan ideologi yang dipegang teguh bangsa Indonesia ialah Pancasila. Pancasila menjadi dasar hidup yang menyatukan seluruh rakyat Indonesia meskipun berbeda latar belakang, adat istiadat, agama, budaya, serta suku.

Tidak ada alternatif lain sebagai perekat bangsa dengan masyarakat yang beragam ini selain Pancasila. Pancasila satu-satunya ideologi yang harus diestafetkan dari generasi ke generasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Suluh Pancasila inilah yang juga menjadi roh dalam pidato Visi Indonesia yang disampaikan presiden terpilih Joko Widodo. Dalam kerangka ideologi Pancasila, Jokowi menegaskan setiap anak bangsa harus hidup dalam Bhinneka Tunggal Ika. Tidak boleh ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan.

Sikap intoleran ialah pangkal perpecahan. Penolakan terhadap keberagaman dan perbedaan ibarat bom waktu yang kapan pun siap meledak memorak-porandakan persatuan bangsa. Oleh karena itu, Jokowi menyerukan kepada kita untuk hidup bersatu, rukun, dan penuh persaudaraan. "Rukun itu indah. Bersatu itu indah. Bersaudara itu indah," ucap Jokowi.

Dalam hal ini, Jokowi hendak menegaskan jangan sampai ada upaya mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Upaya mengganti ideologi Pancasila pasti akan memecah belah bangsa majemuk ini. Mereka yang menolak Pancasila minggir saja dari Indonesia. Tidak ada toleransi secuil pun bagi mereka yang menolak Pancasila.

Di bawah naungan Pancasila, Indonesia milik bersama yang untuk memajukannya membutuhkan tetesan keringat setiap warganya. Tidak ada golongan yang merasa paling berperan. Tidak perlu ada dikotomi mayoritas dan minoritas. Semua punya peran dan tanggung jawab setara untuk bangsa dan negara. Majunya sebuah negara tidak lain karena peran seluruh anak bangsa.

Akan tetapi, kemajuan sebuah bangsa bisa dicapai hanya oleh sumber daya berkulitas. Oleh karena itu, di periode kedua kepemimpinannya, Jokowi mengedepankan peningkatan kualitas SDM. Dalam konteks ideologi, penting pula menanamkan Pancasila ke dalam hati dan pikiran setiap manusia Indonesia.

Tentu tidak mudah mewujudkan semua itu dalam konteks kekinian yang berubah cepat. Butuh aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang adaptif, produktif, dan inovatif untuk menghadapi berbagai kondisi masyarakat dan perubahan zaman. Kondisi negara Indonesia sudah sangat jauh berubah dari semenjak Pancasila digali Bung Karno.

Perubahan struktur sosial di masyarakat serta perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mendatangkan manfaat sekaligus dampak buruk bagi masyarakat. Di sinilah peran pemangku kebijakan untuk bisa menginterpretasikan Pancasila sesuai dengan zamannya.

Jangan sampai bangsa ini kembali terpuruk hanya menjadikan Pancasila sebagai teks hafalan murid-murid di sekolah. Jangan sampai Pancasila menjadi alat indoktrinasi untuk memberangus lawan politik seperti di zaman Orde Baru. Metode semacam itu tidak hanya akan menghadirkan trauma, tetapi juga membuka celah untuk dirongrong ideologi lain.

 



Berita Lainnya
  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik