Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tanjakan Emen Butuh Fasilitas Penunjang Cegah Kecelakaan

Depi Gunawan
27/11/2023 20:35
Tanjakan Emen Butuh Fasilitas Penunjang Cegah Kecelakaan
Kecelakaan lalu-lintas di Tanjakan Emen, perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang(MI/DEPI GUNAWAN)

TIGA hari berturut-turut, terjadi kasus kecelakaan di Tanjakan Emen yang berada di wilayah perbatasan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan Kecamatan Ciater, Subang.

Kejadian pertama, kecelakaan tunggal sebuah truk box bermuatan air mineral kemasan yang hilang kendali hingga menabrak dinding penahan tanah di jalur berlawanan hingga terbalik pada Jumat (24/11) sekitar pukul 05.00 WIB.

Kemudian pada Sabtu (25/11) pukul 20.28 WIB, seorang pengendara motor warga asal Jalancagak Subang meninggal dunia di tempat kejadian setelah
bersenggolan dengan kendaraan lain.

Terakhir, seorang pengendara motor asal Karawang menjadi korban tabrak
lari dan meninggal dunia saat penanganan di puskesmas pada Minggu (26/10) pagi.

Koordinator Pokja Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Desa Tangguh Bencana (Destana) Ciater, Teten mengatakan, tingginya kasus kecelakaan di Tanjakan Emen diduga karena kurangnya sarana penunjang.

"Rambu-rambu peringatan bagi pengguna jalan masih minim, ditambah
Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang jalur rusak sehingga pada malam hari jadi gelap gulita. Dengan gradien tanjakan yang cukup tinggi, ditambah jalur berkelok-kelok, bisa dibayangkan seberapa tinggi tingkat kerawanannya," ujarnya, Senin (27/11).

Dia menyebutkan, banyak tiang lampu PJU yang terpasang di sepanjang jalur Tanjakan Emen tidak berfungsi baik. Padahal keberadaan PJU sangat penting bagi pengguna kendaraan, khususnya pada malam hari.

"Awal-awal setelah pelebaran jalan, lampu PJU di sepanjang Tanjakan Emen berfungsi baik, tetapi tidak lama kemudian mulai mati satu-per satu. Sampai akhirnya tidak ada lagi yang berfungsi," katanya.

Sejauh ini Destana Ciater sudah melakukan upaya pengurangan risiko
kecelakaan di Tanjakan Emen, mulai dari imbauan melalui media sosial, lalu mendirikan Pos Aju Emen, serta berkoordinasi dengan unsur-unsur terkait di Kabupaten Subang.

"Kami sudah sampaikan baik lisan maupun surat berisi kajian dan masukan
terkait penguatan sarana prasarana umum yang dapat menunjang pengurangan risiko kecelakaan sejak 2020 lalu. Dibutuhkan sinergi dari semua unsur agar bisa menekan angka kejadian kecelakaan di wilayah ini," ungkap Johanes Fasilitator Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas-Destana.

Menurut dia, jika melihat Dokumen Kesiapsiagaan Destana Ciater tahun
2020-2025 ditambah dengan tingginya angka kejadian kecelakaan di Tanjakan Emen, bila kondisi ini terus dibiarkan, akan menimbulkan ketakutan bahkan rasa enggan para wisatawan luar daerah untuk berkunjung.

"Bakal berdampak pada turunnya angka kunjungan wisatawan ke Ciater. Sementara sebagian besar warga Desa Ciater dan sekitarnya memperoleh
penghasilan dari sektor wisata," tuturnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner