Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Raffi Ahmad Berbagi Kiat di SBM ITB

Naviandri
24/11/2023 20:45
Raffi Ahmad Berbagi Kiat di SBM ITB
Raffi Ahmad bersama mahasiswa dan pengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB(DOK/SBM ITB)

SEBUAH bisnis yang sukses tentu dibangun dengan perjuangan dan
keberanian untuk mengambil dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
 
Demikian kesimpulan dari sharing session "Fridaypreneurship: Trends & Insights in Managing Investments in the Entertainment Industry" yang diadakan di Laboratorium Teknik XIX Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, Jumat (24/11).

Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Subiakto Sukarno. Pembicara dalam kegiatan ini ialah Raffi Ahmad, founder RANS Entertainment.

"Di mulai dari bawah, memanjat ke atas, sharing session yang berawal pada 2000, ketika saya dimulai dari bawah. Banyak orang melihat
sekarang seolah-olah saya enak sekali, padahal perjuangannya dulu, mulai dari bawah dengan honor yang sedikit," ungkap Raffi, berbagi pengalaman.

Menurut dia, dirinya mengawali karir melalui shooting sebagai aktor
sejak dari SMP dan pelan-pelan mulai menabung, hingga ia dapat memulai
karirnya secara serius. Sekitar 2016, dia merasa bahwa karirnya sebagai aktor sudah membawa dia ke posisi yang aman.

Namun, muncul sebuah potensi bisnis baru melalui digital entertainment.
"Saya dan istri lalu mulai merintis ke arah sana, hingga akhirnya
inisiasi tersebut dapat berkembang menjadi RANS Entertainment. Ini sebuah bisnis digital yang digarap mulai dari garasi rumah dengan empat
karyawan. Sekarang sudah bergerak dalam berbagai platform dan berperan
sangat besar terhadap industri media dan hiburan Indonesia," ungkapnya.

Ternyata lanjut Raffi, manusia itu ketika sudah nyaman, pilihannya
tinggal dua, jatuh ke bawah dengan sendirinya hingga sakit, dan susah
untuk naik ke atas lagi karena tidak siap. Atau pelan-pelan turun ke
bawah untuk cari sesatu supaya dapat naik lagi.

Raffi menekankan, pentingnya kolaborasi sebagai cara untuk menciptakan nilai yang bermanfaat dan mampu diingat banyak orang. Selain itu, ilmu hidup dan adab juga sangat penting bagi seseorang, karena tidak ada pebisnis yang hebat sendiri.

"Orang yang hebat bagi saya juga pasti ditolong dan didoakan oleh banyak orang, sehingga sangat dibutuhkan kolaborasi antara sesama insan. Tidak ada seorang superman, hanya sebuah superteam," tambahnya.

Raffi menekankan dunia hiburan dan bisnis secara umum, tidak boleh
berdiam diri dalam kondisi nyaman. Ketika ia dulu masih menjadi aktor,
tantangan-tantangan yang ia alami mendorongnya untuk juga coba memasuki
dunia content creator. Namun, menjadi content creator dan membuat konten viral saja tidak cukup.

"Membuat konten viral saja tidak akan survive. Oleh karena itu, saya
beralih menjadi business creator. Semua aspek bisnis saya ulik dan harus suka. Harus turun ke bawah lagi, belajar tentang ilmunya, memahami COGSnya, cara profitnya, itulah hal-hal terpenting,� bebernya.

Mahasiswa SBM ITB sangat antusias menyimak. Mereka banyak bertanya tentang tantangan, permasalahan bisnis, risiko, termasuk peluang bisnis bisnis baru saat ini dan ke depan dengan target customer Gen Z. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner