Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Warga Antusias Beli Komoditas pada Gelar Pangan Murah

Benny Bastiandy
23/11/2023 16:46
Warga Antusias Beli Komoditas pada Gelar Pangan Murah
Warga membeli sejumlah bahan kebutuhan poko pada Gelar Pangan Murah di Cianjur(MI/BENNY BASTIANDY)

IIS Syarifah rela antre sejak pagi di halaman eks parkir Pemkab Cianjur, Jawa Barat, Kamis (23/11). Ibu rumah tangga warga Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur itu tengah menunggu dibukanya gelar pangan murah.

Setelah acara dibuka, Iis pun bergegas menuju ke stan penjual beras. Perempuan berusia 34 tahun itu pun langsung membeli satu pak beras berisi 5 kilogram.

"Lumayan, harganya lebih murah. Saya beli Rp53 ribu per pak isi lima
kilogram," kata Iis.

Dia mengaku, biasanya ia membeli beras jenis medium eceran seharga Rp15
ribu per kilogram. Baginya, selisih harga lebih dari Rp4.000 per kilogram tentu sangat berarti. "Alhamdulillah, bisa lebih hemat," pungkasnya.

Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib, menjelaskan gelar pangan murah merupakan salah satu upaya menstabilkan harga dan pasokan. Gelar pangan murah diharapkan bisa memenuhi
kebutuhan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Gelar pangan murah ini bukan untuk menyaingi pasar. Tapi lebih kepada
menstabilkan inflasi. Intinya lebih kepada stabilitas pasokan dan juga
sekaligus menekan harga. Terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
bisa mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau," kata Budi.

Komoditas kebutuhan masyarakat yang dijual pada gelar pangan murah di
antaranya beras SPHP seharga Rp53 ribu per 5 kg, ayam beku Rp31 ribu per ekor, minyak goreng Rp13.500 per liter, telur ayam Rp25 ribu per kg, gula putih Rp15 ribu per kg, beras medium Rp12 ribu per kg, bawang merah Rp24 ribu per kg, daging ayam potong Rp32 ribu per kg, dan beberapa komoditas lainnya.

Budi tak memungkiri, stabilitas pasokan dan harga berbagai
kebutuhan masyarakat di pasaran masih dinamis, bahkan trennya terpantau
cenderung naik.

"Harga itu memang tergantung produksi komoditas yang dihasilkan mata rantai distribusi. Kami melihat naiknya harga berbagai komoditas itu akibat distribusi. Makanya kami dari pemerintah daerah mencoba memotong jalur mata rantai distribusi ini lebih pendek, sehingga harga jual di pasaran tidak terus naik," terangnya.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur, Komarudin, menuturkan hasil pantauan di lapangan, hingga saat ini harga berbagai komoditas cenderung naik. Gelar pangan murah merupakan salah satu upaya menstabilkan kembali harga dan pasokan.

"Termasuk memenuhi kebutuhan, terutama bagi masyarakat kalangan
bawah," kata Komarudin.

Di antara komoditas yang harganya masih berfluktuasi yakni beras, cabai, bawang merah, maupun gula pasir atau gula putih. Bahkan harga beras medium masih berada di kisaran Rp13 ribu dan premium kisaran Rp14 ribu.

"Kalau dilihat dari berbagai laporan beberapa perangkat daerah, termasuk Bulog, untuk ketersediaan pasokan menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 masih aman. Kami terus memantau perkembangan di lapangan, terutama mendekati Nataru. Kalau harga memang masih ada kecenderungan naik," pungkasnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner