Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
SETELAH penantian panjang, akhirnya Saturnus memiliki asteroid Trojan pertamanya! Temuan ini menandai momen penting dalam sejarah astronomi, dengan kini keempat planet raksasa di tata surya Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus telah diketahui memiliki asteroid yang berbagi orbit dengan mereka.
Asteroid jenis ini, yang dikenal sebagai asteroid Trojan, sudah lama ditemukan pada planet-planet lain, dan kini giliran Saturnus yang mendapatkan "teman" baru di orbitnya.
Menurut laporan yang dipublikasikan tim astronom yang dipimpin Paul Wiegert dari University of Western Ontario, asteroid tersebut berada 60 derajat di depan Saturnus dalam orbitnya mengelilingi Matahari.
"Saturnus adalah planet raksasa yang unik karena, meskipun ukurannya luar biasa, sebelumnya tidak diketahui memiliki asteroid Trojan," ujar Wiegert.
Penemuan ini diharapkan membuka lebih banyak misteri tentang Saturnus dan tata surya kita.
Asteroid Trojan adalah objek langit yang berbagi orbit dengan planet, bergerak dalam formasi stabil 60 derajat di depan atau di belakang planet tersebut saat mengelilingi matahari.
Fenomena ini pertama kali ditemukan pada 1906 oleh astronom Jerman Max Wolf, yang berhasil mengidentifikasi Trojan pertama di orbit Jupiter, yang ia beri nama Achilles.
Hingga kini, ribuan asteroid Trojan telah ditemukan di sekitar Jupiter, dan bahkan pesawat ruang angkasa NASA Lucy direncanakan akan mengunjungi delapan Trojan Jupiter antara 2027 hingga 2033.
Selain di Jupiter, asteroid Trojan juga ditemukan di Uranus, Neptunus, Mars, dan bahkan Bumi. Namun, Saturnus, yang merupakan planet terbesar kedua di tata surya, sebelumnya tidak memiliki asteroid Trojan yang terdeteksi hingga akhirnya penemuan ini terjadi.
Penemuan asteroid Trojan Saturnus ini dimulai pada 2019, ketika teleskop di Hawaii menangkap gambar objek misterius di orbit Saturnus.
Seorang astronom amatir dari Australia, Andrew Walker, menduga bahwa objek ini bisa menjadi asteroid Trojan jika orbitnya mengelilingi matahari sesuai dengan yang diharapkan. Kuncinya adalah memastikan pengamatan jangka panjang melalui berbagai teleskop untuk mengonfirmasi orbit asteroid tersebut.
Man-To Hui, astronom dari Universitas Sains dan Teknologi Makau di Tiongkok, kemudian menggabungkan data dari pengamatan yang dilakukan sejak 2015 hingga 2024.
Setelah pengukuran posisi yang teliti, asteroid ini akhirnya dikonfirmasi sebagai Trojan Saturnus dan diberi nama 2019 UO 14. Ukurannya sekitar 13 kilometer, sebanding dengan Deimos, bulan Mars yang lebih kecil dari dua satelitnya.
Carlos de la Fuente Marcos, seorang astronom dari Universitas Complutense Madrid, mengungkapkan meskipun para ilmuwan telah lama memperkirakan adanya Trojan di Saturnus, orbit asteroid Trojan di sekitar Saturnus diprediksi tidak stabil.
Saturnus dikelilingi planet-planet raksasa lainnya, seperti Jupiter dan Uranus, yang gravitasinya mempengaruhi kestabilan orbit asteroid tersebut.
De la Fuente Marcos menyebut gravitasi besar Jupiter adalah penyebab utama ketidakstabilan orbit Trojan Saturnus.
Gravitasi Jupiter dapat membuat orbit asteroid tersebut menjadi semakin elips, sehingga asteroid bisa terseret oleh salah satu planet raksasa, baik Jupiter maupun Uranus, dan dikeluarkan dari orbit Trojan-nya.
Para ilmuwan memperkirakan asteroid ini baru berada di orbit Trojan selama 2.000 tahun dan hanya akan bertahan sekitar 1.000 tahun lagi. Sebelum masuk ke dalam orbit Saturnus, asteroid ini mungkin merupakan centaur asteroid yang bergerak di antara orbit planet-planet raksasa.
Meski asteroid 2019 UO 14 adalah penemuan pertama Trojan Saturnus, Wiegert dan rekan-rekannya yakin bahwa masih ada lagi yang tersembunyi di luar sana.
“Saya yakin masih ada beberapa Trojan lain di orbit Saturnus, mungkin tidak banyak, tapi ini pasti bukan yang terakhir,” kata Wiegert. (science news/Z-1)
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Penelitian terbaru menemukan petir bisa muncul di planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut. Tapi apakah bisa mendukung kehidupan?
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Saat berputar, BD 05 4868 Ab meninggalkan jejak batuan cair, mirip dengan komet berbasis lava, memberikan pandangan langka terhadap eksoplanet yang sekarat.
Sebuah perhitungan ilmiah yang mengejutkan mengungkapkan bahwa jika Bumi dapat dijual, harganya bisa mencapai angka US$5 kuadriliun
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Sebuah studi mengungkapkan kadal malam berhasil selamat dari hantaman asteroid raksasa, yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Tiongkok meluncurkan wahana antariksa Tianwen 2 di Tiongkok Barat Daya untuk kumpulkan sampel ke asteroid Kamo'oalewa.
Wahana antariksa Lucy milik NASA akan melintasi asteroid Donaldjohanson pada 20 April 2025 dalam misi panjangnya menuju orbit Jupiter.
Asteroid 2024 YR4 sempat menimbulkan kekhawatiran menabrak Bumi tahun 2032. Kini asteroid berdiameter 60 meter ini tetap menjadi fokus penelitian ilmuwan.
Dengan diameter sekitar 540 kaki (165 meter) dan kecepatan menakjubkan mencapai 77.282 km/jam, asteroid ini melintas dekat Bumi pada 26 Maret 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved