Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menyembelih Ketamakan

07/6/2025 05:00
Menyembelih Ketamakan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya. Salah satu yang menarik, tapi memilukan, yang terjadi pada tahun ini ialah lesunya penjualan hewan kurban. Di mana-mana muncul keluhan serupa dari para pedagang sapi, kambing, domba. Rasanya seperti mendengarkan kor nyanyian kepedihan.

Saking lesunya, para penjual hewan kurban selalu berharap ada keajaiban di detik-detik akhir. Khususnya pada hari tasyrik, 13 Zulhijah, yang tahun ini jatuh pada Senin, 9 Juni 2025. Hari ketiga tasyrik merupakan hari terakhir penyembelihan hewan kurban. Di luar itu, penyembelihan hewan kurban tidak sah, alias tidak dihitung sebagai bagian dari kurban, tapi dianggap sedekah biasa.

Namun, keajaiban itu seolah masih tetap sebuah keajaiban. Ia belum bermetamorfosis menjadi kenyataan. Kiranya doa-doa para pedagang domba sebagian masih tersimpan di 'langit', belum tercurah ke bumi. Bahkan, sebagaimana diberitakan dalam harian ini, para pedagang hewan korban sampai berharap keajaiban itu datang dari gaji ke-13 para aparat sipil negara (ASN) ataupun pensiunan ASN. Padahal, dari skema yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, gaji ke-13 yang dicairkan pada awal Juni ini, hingga tuntas hari tasyrik lusa, ialah baru untuk pensiunan, yang jumlahnya tidak sebanyak ASN.

Gejala apa ini? Tidak susah menganalisisnya. Jawabnya hampir pasti itu karena merosotnya daya beli masyarakat. Tanda-tanda ke arah itu sudah bisa dibaca sejak Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kita pada Januari hingga Maret hanya 4,87%, alias meleset dari target di 5%. Apalagi, hubungan antara daya beli dan pertumbuhan ekonomi di negeri ini amat erat.

Seerat apa? Lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi kita ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Itu artinya, sangat tergantung pada kuat atau lemahnya daya beli. Jika ingin pertumbuhan ekonomi melaju kencang, daya beli sebagai motor konsumsi mesti kuat. Bila daya beli merosot, orang akan menahan mengonsumsi hal-hal di luar kebutuhan dasar.

Akibatnya, bila tahun lalu mereka masih bisa membeli seekor kambing untuk berkurban, tahun ini terpaksa tidak ikut ambil bagian. Walhasil, pedagang hewan kurban mengalami penurunan permintaan, rata-rata di angka 20% hingga 30%.

Namun, kurban tetap menyimpan kisah klasik menarik. Selain lesunya penjualan hewan kurban, Idul Adha selalu jadi momen bagi telinga kita untuk mendengar nasihat-nasihat baik. Para khatib di atas mimbar selalu mengulang pesan-pesan klasik, ada yang dengan bahasa sama, setengah berbeda, hingga berbeda sama sekali. Intinya mereka mengatakan bahwa Idul Adha yang ditandai dengan berkurban ialah kesadaran kita akan dua dimensi keimanan: ketaatan vertikal dan kesadaran sosial kemanusiaan.

Idul Adha merupakan hari ketika umat Islam melaksanakan ibadah berkurban bagi yang mampu sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah tersebut mengandung makna yang lebih mendalam ketimbang sekadar menyisihkan harta untuk berkurban kambing, sapi, unta, atau hewan ternak lainnya.

Dalam ibadah yang kental dengan spirit pengorbanan itu, ada prinsip kesetaraan dan semangat berbagi. Setelah hewan kurban disembelih, sebagian daging hewan akan diserahkan kembali ke orang yang berkurban. Sisanya, dibagi-bagikan kepada orang-orang di sekitar, khususnya keluarga yang tidak mampu, baik muslim maupun nonmuslim.

Semua orang di lingkungan orang-orang yang berkurban bisa bersama-sama menikmati daging hewan kurban. Prinsip kesetaraan tersebut merupakan kepanjangan dari prinsip serupa yang dijunjung dalam prosesi puncak haji, yakni wukuf di Padang Arafah. Ketika wukuf, semua jemaah tidak hanya memakai pakaian yang serupa dalam kebersahajaan, tetapi juga di hadapan sang Penguasa Alam, mereka semua setara. Yang membedakan hanya derajat keimanan dan ketakwaan.

Wukuf selalu diikuti dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban dari dam atau denda berupa hewan kurban yang diserahkan jemaah haji. Pada hari yang sama pula hingga batas tiga hari berikutnya, umat muslim di seluruh dunia dianjurkan berkurban.

Itulah pesan-pesan yang terus direpetisi, tapi tak pernah kehilangan relevansi. Pesan itu sudah berabad-abad, tapi tak pernah usang. Begitu juga di negeri ini. Pesan tentang pentingnya spirit pengorbanan terus menggema. Pengorbanan idealnya tidak lepas dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Berkorban berarti merelakan apa yang menjadi kesayangan atau bahkan mengesampingkan ambisi pribadi demi kepentingan yang lebih luas.

Di tengah elite yang terkena sindrom senang berburu rente nyaris tanpa batas, pesan-pesan para pengkhotbah Idul Adha itu tak kenal kata usang. Bagi saya, selama 'drama' ketamakan masih kerap menghiasi perjalanan kehidupan bangsa ini, selama itu pula negeri ini butuh penyeru, pendengung, pengkhotbah yang mengingatkan betapa spirit pengorbanan masih amat jauh panggang dari api.

Kata pemikir kebangsaan Yudi Latif, kecintaan pada kebenaran dan kemanusiaan akan diuji dengan kesediaan melakukan pengorbanan, yang dalam peringatan Idul Adha dilambangkan dengan penyembelihan hewan kurban. Pengorbanan inilah yang merupakan fase tertinggi dan terberat dalam perjuangan, seberat Ibrahim yang harus mengorbankan anak yang dicintainya, Ismail. Pengetahuan, kesadaran, dan cinta tanpa pengorbanan tak mungkin mendapatkan hasil yang diinginkan.

Keimanan sejati harus dibuktikan dalam kesediaan melakukan pengorbanan. Diperlukan tekad dan keberanian untuk melakukan penyembelihan: menyembelih hasrat korup demi kesehatan negara, menyembelih keserakahan demi kesetaraan, menyembelih elitisme demi penguatan kerakyatan, menyembelih komunalisme demi solidaritas kewargaan, menyembelih pemborosan demi kelestarian, menyembelih hedonisme demi produktivitas, menyembelih kekerasan demi kebahagiaan hidup bersama.

 



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.