Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Uji Ketegasan Prabowo

05/6/2025 05:00
Uji Ketegasan Prabowo
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam. Kata dia, pejabat atau pemangku kebijakan yang merasa tidak sanggup menjalankan tugas lebih baik mundur daripada dimundurkan. Seriuskah dia? Atau, hanya omon-omonkah penegasannya?

Salah satu syarat wajib bagi seorang pemimpin ialah ketegasan. Ia pantang lembek saban mendapati ketidakmampuan, apalagi ketidakberesan, anak buah. Dalam bukunya, The Republic, misalnya, Plato menekankan pentingnya kebijaksanaan dan ketegasan dalam kepemimpinan untuk mencapai keadilan dan kebaikan.

Pak Prabowo kiranya juga ingin unjuk diri sebagai pemimpin yang tegas. Apalagi dia mantan serdadu, pernah menjadi Komandan Kopassus, menyandang tiga bintang di pundak, lalu menjadi jenderal kehormatan berbintang empat. Bahwa dia tak akan menoleransi pejabat yang semau gue pun tidak cuma ditunjukkan kali ini. Sudah beberapa kali.

Bolehlah kita barang sejenak menengok ke belakang. Pada Februari silam, amsalnya, dia menyatakan akan menyingkirkan menteri yang tidak benar-benar bekerja untuk rakyat. Seusai menghadiri peringatan harlah ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta, Pak Prabowo menekankan kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat. Tak ada kepentingan lain.

Bagi yang menyampingkan rakyat akan dia sampingkan. Siapa saja yang bandel, yang dablek, yang tidak mau ikut arus besar dengan tuntutan rakyat, yang tidak patuh pada dirinya, akan ditindak. Tegas nian, bukan?

Lalu, akhir bulan lalu, tepatnya 25 Mei, dia menegaskan bahwasanya tiada tempat bagi pejabat yang menyulitkan negeri ini. Ancaman itu lebih spesifik terkait dengan regulasi. Mereka yang tidak mau menyederhanakan regulasi sektor minyak dan gas akan dia ganti, bakal dicopot. Dia bilang, banyak anak muda yang menunggu diberi kesempatan.

Pernyataannya itu sefrekuensi dengan apa yang disampikan pada Sidang Kabinet Paripurna perdana di Kantor Presiden, Jakarta, 23 Oktober 2024. Kala itu, dia memerintahkan anggota kabinetnya agar memecat pejabat yang tidak mau bekerja keras. ''Suruh tinggal di rumah saja daripada bikin susah kita.'' Kelihatan sangat tegas, bukan?

Terkini, Pak Prabowo pamer ketegasan lagi. Momentum penyampaiannya terbilang sakral, yakni dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (2/6). Narasinya begitu meyakinkan. Dia berujar, pejabat yang tidak mampu melaksanakan tugas lebih baik mundur sebelum diberhentikan.

Pak Prabowo tak lupa menekankan lagi bahwa Indonesia sesungguhnya punya kekayaan begitu besar, tapi masih banyak orang yang mencuri uang rakyat. Dia tegaskan lagi, bangsa ini hanya bisa kuat kalau bersih dari penyelewengan, korupsi, manipulasi, dan penipuan. Dia instruksikan semua unsur untuk segera berbenah dan membersihkan diri. Kalau tidak, negara akan bertindak. Kalau tidak, akan disingkirkan.

"Yang tidak setia kepada negara akan kita singkirkan dengan tidak ragu-ragu tanpa memandang bulu, tanpa melihat keluarga siapa, partai mana, suku mana yang tidak setia kepada negara, yang melanggar UU, yang melanggar UUD, akan kita tindak," tutur Prabowo. Sekilas, sih, luar biasa.

Tahu bahwa di tubuh pemerintahannya banyak penyakit itu baik. Sadar bahwa di lingkaran kekuasaannya bertebaran beragam parasit ialah modal apik untuk membuatnya menjadi lebih baik. Namun, apalah artinya jika cuma tahu dan sadar tanpa cepat bertindak. Harus dikatakan, banyak rakyat yang menganggap Pak Prabowo masih sebatas itu. Tidak sedikit yang menilai ketegasan Pak Prabowo masih dalam tataran kata-kata, belum di level aksi nyata.

Bagaimana kita bisa yakin bahwa Pak Prabowo betul-betul tegas jika sejumlah menteri yang pernah tersangkut kasus dugaan korupsi tetap dia pakai? Bagaimana bisa percaya dia benar-benar tak menoleransi penyimpangan jika pejabat yang disebut-sebut menjadi pelindung judol masih saja dipercaya sebagai pembantunya?

Meminta pejabat mundur kiranya pekerjaan superduper berat di negara kita. Pejabat kita bukan tipe yang bisa merasa, melainkan lebih merasa bisa. Pernah diperiksa dalam perkara rasywah, disebut di persidangan mafia judol di kementerian, jauh dari cukup untuk bersikap kesatria.

Di negeri ini tidak ada petinggi seperti Menteri Perekonomian Jepang Akira Amari yang pada 2016 mundur karena disebut menerima uang sumbangan politik. Dia membantah berbuat salah, tapi meminta maaf lantaran memicu masalah dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Negeri ini tak punya pejabat semacam Menteri Pertahanan Namibia Peter Vilho yang memilih lengser pada 2021 sebab dituding menerima suap. Negara ini tak memiliki pembantu presiden seperti Menteri Kesehatan Afghanistan yang mengundurkan diri karena saudara laki-laki dan sejumlah kerabatnya terlibat dalam kasus korupsi.

Berharap pejabat yang tak mampu menunaikan tugas, yang bermasalah, yang semaunya, yang loyalitasnya terbelah antara presiden dan mantan presiden, yang tak setia pada negara, juga aneh karena yang sudah bersedia mundur saja diminta tak jadi mundur. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi contohnya.

Banyak orang, termasuk saya, berharap ancaman Pak Prabowo tiga hari lalu kepada pejabat untuk mundur atau dimundurkan ialah kali terakhir. Kita menunggu ancaman itu selekasnya diwujudkan. Saya tidak ingin stigma presiden omon-omon terus melekat sebab bagaimanapun saya pernah dua kali memilihnya.



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.