Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Uji Ketegasan Prabowo

05/6/2025 05:00
Uji Ketegasan Prabowo
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam. Kata dia, pejabat atau pemangku kebijakan yang merasa tidak sanggup menjalankan tugas lebih baik mundur daripada dimundurkan. Seriuskah dia? Atau, hanya omon-omonkah penegasannya?

Salah satu syarat wajib bagi seorang pemimpin ialah ketegasan. Ia pantang lembek saban mendapati ketidakmampuan, apalagi ketidakberesan, anak buah. Dalam bukunya, The Republic, misalnya, Plato menekankan pentingnya kebijaksanaan dan ketegasan dalam kepemimpinan untuk mencapai keadilan dan kebaikan.

Pak Prabowo kiranya juga ingin unjuk diri sebagai pemimpin yang tegas. Apalagi dia mantan serdadu, pernah menjadi Komandan Kopassus, menyandang tiga bintang di pundak, lalu menjadi jenderal kehormatan berbintang empat. Bahwa dia tak akan menoleransi pejabat yang semau gue pun tidak cuma ditunjukkan kali ini. Sudah beberapa kali.

Bolehlah kita barang sejenak menengok ke belakang. Pada Februari silam, amsalnya, dia menyatakan akan menyingkirkan menteri yang tidak benar-benar bekerja untuk rakyat. Seusai menghadiri peringatan harlah ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta, Pak Prabowo menekankan kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat. Tak ada kepentingan lain.

Bagi yang menyampingkan rakyat akan dia sampingkan. Siapa saja yang bandel, yang dablek, yang tidak mau ikut arus besar dengan tuntutan rakyat, yang tidak patuh pada dirinya, akan ditindak. Tegas nian, bukan?

Lalu, akhir bulan lalu, tepatnya 25 Mei, dia menegaskan bahwasanya tiada tempat bagi pejabat yang menyulitkan negeri ini. Ancaman itu lebih spesifik terkait dengan regulasi. Mereka yang tidak mau menyederhanakan regulasi sektor minyak dan gas akan dia ganti, bakal dicopot. Dia bilang, banyak anak muda yang menunggu diberi kesempatan.

Pernyataannya itu sefrekuensi dengan apa yang disampikan pada Sidang Kabinet Paripurna perdana di Kantor Presiden, Jakarta, 23 Oktober 2024. Kala itu, dia memerintahkan anggota kabinetnya agar memecat pejabat yang tidak mau bekerja keras. ''Suruh tinggal di rumah saja daripada bikin susah kita.'' Kelihatan sangat tegas, bukan?

Terkini, Pak Prabowo pamer ketegasan lagi. Momentum penyampaiannya terbilang sakral, yakni dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Senin (2/6). Narasinya begitu meyakinkan. Dia berujar, pejabat yang tidak mampu melaksanakan tugas lebih baik mundur sebelum diberhentikan.

Pak Prabowo tak lupa menekankan lagi bahwa Indonesia sesungguhnya punya kekayaan begitu besar, tapi masih banyak orang yang mencuri uang rakyat. Dia tegaskan lagi, bangsa ini hanya bisa kuat kalau bersih dari penyelewengan, korupsi, manipulasi, dan penipuan. Dia instruksikan semua unsur untuk segera berbenah dan membersihkan diri. Kalau tidak, negara akan bertindak. Kalau tidak, akan disingkirkan.

"Yang tidak setia kepada negara akan kita singkirkan dengan tidak ragu-ragu tanpa memandang bulu, tanpa melihat keluarga siapa, partai mana, suku mana yang tidak setia kepada negara, yang melanggar UU, yang melanggar UUD, akan kita tindak," tutur Prabowo. Sekilas, sih, luar biasa.

Tahu bahwa di tubuh pemerintahannya banyak penyakit itu baik. Sadar bahwa di lingkaran kekuasaannya bertebaran beragam parasit ialah modal apik untuk membuatnya menjadi lebih baik. Namun, apalah artinya jika cuma tahu dan sadar tanpa cepat bertindak. Harus dikatakan, banyak rakyat yang menganggap Pak Prabowo masih sebatas itu. Tidak sedikit yang menilai ketegasan Pak Prabowo masih dalam tataran kata-kata, belum di level aksi nyata.

Bagaimana kita bisa yakin bahwa Pak Prabowo betul-betul tegas jika sejumlah menteri yang pernah tersangkut kasus dugaan korupsi tetap dia pakai? Bagaimana bisa percaya dia benar-benar tak menoleransi penyimpangan jika pejabat yang disebut-sebut menjadi pelindung judol masih saja dipercaya sebagai pembantunya?

Meminta pejabat mundur kiranya pekerjaan superduper berat di negara kita. Pejabat kita bukan tipe yang bisa merasa, melainkan lebih merasa bisa. Pernah diperiksa dalam perkara rasywah, disebut di persidangan mafia judol di kementerian, jauh dari cukup untuk bersikap kesatria.

Di negeri ini tidak ada petinggi seperti Menteri Perekonomian Jepang Akira Amari yang pada 2016 mundur karena disebut menerima uang sumbangan politik. Dia membantah berbuat salah, tapi meminta maaf lantaran memicu masalah dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Negeri ini tak punya pejabat semacam Menteri Pertahanan Namibia Peter Vilho yang memilih lengser pada 2021 sebab dituding menerima suap. Negara ini tak memiliki pembantu presiden seperti Menteri Kesehatan Afghanistan yang mengundurkan diri karena saudara laki-laki dan sejumlah kerabatnya terlibat dalam kasus korupsi.

Berharap pejabat yang tak mampu menunaikan tugas, yang bermasalah, yang semaunya, yang loyalitasnya terbelah antara presiden dan mantan presiden, yang tak setia pada negara, juga aneh karena yang sudah bersedia mundur saja diminta tak jadi mundur. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi contohnya.

Banyak orang, termasuk saya, berharap ancaman Pak Prabowo tiga hari lalu kepada pejabat untuk mundur atau dimundurkan ialah kali terakhir. Kita menunggu ancaman itu selekasnya diwujudkan. Saya tidak ingin stigma presiden omon-omon terus melekat sebab bagaimanapun saya pernah dua kali memilihnya.



Berita Lainnya
  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”