Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Maggot dan Inovasi Ekonomi Desa: Langkah Strategis UPJ di Kampung Ilmu Purwakarta

Media Indonesia
03/7/2025 11:25
Maggot dan Inovasi Ekonomi Desa: Langkah Strategis UPJ di Kampung Ilmu Purwakarta
Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) hadirkan solusi inovatif ketimpangan ekonomi desa lewat budidaya maggot modular di Kampung Ilmu, Purwakarta.(Universitas Pembangunan Jaya)

Isu ketimpangan ekonomi di wilayah perdesaan bukanlah wacana baru, namun pendekatannya terus berkembang. Tak lagi hanya soal bantuan atau pelatihan, melainkan bagaimana teknologi sederhana, berkelanjutan, dan partisipatif mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. 

Di sinilah inovasi berbasis desain dan lingkungan mengambil peran penting, seperti yang dilakukan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) di Kampung Ilmu, Desa Cisarua, Purwakarta, Jawa Barat.

Selama delapan bulan, dari pertengahan 2024 hingga awal 2025, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Desain Produk, dan Desain Komunikasi Visual UPJ mendampingi warga dalam membangun sistem budidaya maggot modular sebagai solusi ekonomi dan lingkungan. Inisiatif ini berangkat dari kebutuhan riil warga berkaitan dengan biaya pakan ternak yang tinggi, potensi limbah organik, serta keterbatasan akses ekonomi produktif di wilayah perbukitan Purwakarta.

Tim Pengmas yang dipimpin oleh Dosen dari UPJ yaitu Teddy Mohamad Darajat bersama, Hari Nugraha Ranudinata, dan Gandung Anugrah Kalbuadi serta mahasiswa dari lintas program studi tidak hanya merancang perangkat maggot modular yang mudah dirakit, tetapi juga menyusun modul edukasi, video pelatihan, dan sistem monitoring budidaya yang berkelanjutan. Semuanya dilakukan dalam kolaborasi intensif dengan warga yang difasilitasi oleh pengelola Kampung Ilmu.

Dengan pendekatan holistic, kegiatan dimulai dari observasi kondisi ekonomi dan sosial warga, penyuluhan, pelatihan perakitan perangkat, hingga praktik budidaya yang berlangsung langsung di Kampung Ilmui. Empat warga perintis dilibatkan secara aktif sebagai pionir, dengan harapan dapat memicu efek berantai di komunitas sekitarnya. Perangkat yang digunakan didesain dengan prinsip knock-down modular—mudah dibawa, dirakit, dan dipelihara secara mandiri oleh warga.

Yang menarik, keberhasilan budidaya maggot tidak hanya berdampak pada penghematan biaya pakan untuk hewan ternak hingga 40%, tapi juga menciptakan sumber pendapatan baru. Maggot kering yang dijual sebagai pakan unggas, dan kompos hasil limbahnya, kini menjadi aset produktif di tangan warga. Ini bukan sekadar proyek teknis—tetapi transformasi sosial dan ekologis yang berakar dari kearifan lokal dan sains terapan.

Melalui kolaborasi lintas ilmu, kegiatan ini membuktikan bahwa pendekatan desain dapat menyentuh aspek kehidupan yang nyata dan kontekstual. Bahkan, tahapan evaluasi akhir menunjukkan antusiasme warga untuk melanjutkan budidaya ini secara mandiri. Tim dosen berserta mahasiswa UPJ juga tengah menyiapkan pendaftaran Hak Cipta dan Desain Industri perangkat maggot modular, serta menjajaki perluasan program di semester berikutnya.

Transformasi ini, sebagaimana disampaikan dalam pembekalan awal oleh sosiolog Imam Prasodjo—pengelola Kampung Ilmu dan Ketua Yayasan Nurani Dunia—adalah perjalanan bersama yang harus dilandasi empati, keterbukaan, dan keberanian untuk berinovasi. Dalam dunia pengabdian yang terus berevolusi, inisiatif maggot UPJ menjadi bukti bahwa perubahan dapat dimulai dari hal sederhana—dari larva mungil, menuju perubahan ekonomi yang bermakna. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner