Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dinas Tanaman Pangan Cianjur Menduga ada Praktik Monopoli Pembelian Gabah

Benny Bastiandy
26/11/2023 18:38
Dinas Tanaman Pangan Cianjur Menduga ada Praktik Monopoli Pembelian Gabah
Petani di Cianjur tengah mengolah gabah hasil panen.(MI/BENNY BASTIANDY)

DINAS Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menduga adanya dugaan praktik monopoli pembelian gabah kering giling (GKG) di tingkat petani dan tengkulak. Kondisi itu merupakan salah satu indikator naiknya harga beras akhir-akhir ini.

Kepala DTPHPKP Kabupaten Cianjur, Nurdiyati, mengatakan akibat adanya
dugaan praktik monopoli yang dilakukan perusahaan bermodal besar, maka
pasokan gabah di tingkat penggilingan menjadi berkurang. Dampaknya, harga gabah di pasaran jadi naik.

"Informasi yang saya terima dari petani pemilik usaha penggilingan padi
rakyat, harga gabah sekarang lebih dari Rp7.000 per kilogram. Biasanya petani itu menjual ke penggilingan-penggilingan itu hanya Rp5.000-an  per kilogram," katanya, Minggu (26/11).

Dugaan praktik monopoli pembelian gabah oleh perusahaan bermodal besar itu, sebut dia, tak hanya terjadi di Kabupaten Cianjur. Informasi yang
diperolehnya, kondisi serupa terjadi juga di Banten hingga Jawa Timur.

"Jadi, gabah itu dibeli dengan harga tinggi dari petani ataupun tengkulak. Bahkan dibelinya melebihi harga pembelian pemerintah," ujarnya.

Nurdiyati mengaku kesulitan menanggulangi dugaan praktik monopoli
pembelian gabah tersebut. Sejatinya, penanganan dugaan tersebut
harus dilakukan satuan tugas dari tingkat pusat.

"Di daerah tentunya kesulitan untuk menanggulangi ini. Kalau menurut saya harusnya ada satgas dari pusat. Tapi mungkin dari pusat juga sedang mengumpulkan data-data secara riil," ungkapnya.

Nurdiyati menyebutkan, sebetulnya produksi GKG di Kabupaten Cianjur
mengalami surplus. Tahun ini dari yang ditargetkan sebanyak hampir 950 ribu ton, produksinya sudah tercapai, bahkan melebihi.

"Kita itu sebetulnya selalu surplus dari target yang ditetapkan provinsi. Tahun ink target GKG sebesar 950 ribu ton. Kita sudah melebihi angka itu. Untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Cianjur sendiri sih sudah terpenuhi," tegasnya.

Di tengah naiknya harga beras saat ini, salah satu upaya yang dilakukan
Pemkab Cianjur bekerja sama dengan Pemprov Jabar yaitu melaksanakan gelar pangan murah. Berbagai komoditas yang dijual harganya terjangkau.

"Misalnya beras, dijual seharga Rp10.600 per kilogram. Itu dari Bulog.
Kalau  di pasaran kan sudah sampai Rp15 ribu per kilogram. Makanya, sasaran gelar pangan murah adalah masyarakat berpenghasilan rendah," pungkasnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner