Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ISRAEL menyerang Rafah pada Kamis (9/5) meski Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan peringatan paling kerasnya mengenai tindakan perang melawan Hamas. Biden bahkan bersumpah untuk menghentikan pengiriman senjata jika invasi ke jalur Gaza selatan terutama Rafah terus dilakukan.
Meski sudah mendapat peringatan keras, Israel menentang penolakan internasional dan tetap mengirim tank ke Rafah, yang penuh dengan warga sipil Palestina. Militer Israel merebut sebuah persimpangan yang merupakan jalur utama distribusi bantuan ke wilayah yang terkepung tersebut.
Wartawan AFP melaporkan penembakan besar-besaran di Rafah pada Kamis (9/5) pagi, dan militer Israel kemudian mengatakan pihaknya juga menyerang target Hamas di utara Jalur Gaza.
Baca juga : Perdana Menteri Israel Setuju dengan Permintaan Biden terkait Rafah, Gaza
Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Rabu (8/5), Biden memperingatkan dia akan menghentikan pasokan senjata jika Israel terus melanjutkan serangan darat di Rafah.
“Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan, untuk menghadapi kota-kota tersebut,” kata Biden.
“Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan," lanjutnya
Baca juga : Hamas Ingatkan Serbuan Israel di Rafah Berakibat Puluhan Ribu Tewas
Pada Selasa (7/5), pasukan Israel merebut perbatasan Rafah dan Mesir, yang menjadi pintu masuk utama bantuan ke Gaza.
Gedung Putih mengecam gangguan pengiriman bantuan kemanusiaan pada saat itu. Kemudian Menteri Pertahanan AS mengkonfirmasi bahwa Washington telah menghentikan pengiriman bom berat ke Israel setelah gagal mengatasi kekhawatiran atas serangan mereka di Rafah.
“Warga sipil terbunuh di Gaza akibat bom tersebut,” kata Biden dalam wawancaranya.
Baca juga : Keraguan dan Ketidakpastian Nasib Gencatan Senjata di Gaza
"Itu salah," sebutnya
Namun dia bersikeras bahwa Amerika Serikat tidak membiarkan keamanan dan meninggalkan Israel.
Amerika Serikat, bersama dengan Mesir dan Kairo terlibat dalam perundingan yang sedang berlangsung di Kairo. Perundingan itu bertujuan untuk menengahi gencatan senjata dalam perang tujuh bulan tersebut.
Baca juga : Israel Sebut Bantuan Militer AS Sebagai 'Pesan Kuat' Ke Musuh
Militer Israel mengatakan telah membuka kembali penyeberangan bantuan besar lainnya ke Gaza, seperti Kerem Shalom dan penyeberangan Erez. Namun badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan penyeberangan Kerem Shalom tetap ditutup.
Rabu (8/5) malam, Militer Israel mengatakan seorang tentara terluka ringan ketika Kerem Shalom kembali menjadi sasaran roket. Penembakan besar-besaran di Rafah semalam hingga Kamis terjadi setelah serangan yang ditargetkan di penyeberangan Rafah sisi Gaza.
Dalam pernyataan militer pada Rabu (8/5) malam, dilaporkan bahwa komandan angkatan laut Hamas Mohammed Ahmed Ali tewas dalam serangan udara tersebut. Namun, Hamas tidak segera memberikan tanggapan.
Sementara itu, kehidupan warga sipil di Rafah telah berhenti dan mereka dalam ketakutan. Pengungsi Gaza Marwan al-Masri, 35, menyebut jalanan kosong di bagian barat kota tersebut.
“Kami hidup di Rafah dalam ketakutan dan kecemasan yang tiada habisnya,” ujar Muhanad Ahmad Qishta, 29.
“Tempat-tempat yang diklaim aman oleh tentara Israel juga dibom,” katanya kepada AFP.
(AFP/Z-9)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved