Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ledakan di Iran Memicu Kenaikan Harga Minyak dan Penurunan Ekuitas

Thalatie K Yani 
19/4/2024 11:00
Ledakan di Iran Memicu Kenaikan Harga Minyak dan Penurunan Ekuitas
Tangkapan layar siaran langsung kondisi kota Isfahan(AFP)

HARGA minyak melonjak dan ekuitas merosot, karena laporan menyebutkan ledakan terdengar di Iran dan Suriah. Ledakan itu memicu ketakutan akan eskalasi krisis di Timur Tengah setelah serangan rudal terhadap Israel oleh Tehran pada akhir pekan lalu.

Laporan-laporan tersebut menyusul serangkaian data lain yang menunjukkan ekonomi AS tetap dalam keadaan sehat.  Selain memperkuat kekhawatiran Federal Reserve akan menunda pemangkasan suku bunga tahun ini atau bahkan menaikkannya lagi.

Pedagang telah tegang sejak serangan Iran pada Sabtu, yang menurut Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Jenderal Herzi Halevi, akan direspons.

Baca juga : Selain Iran, Israel juga Serang Suriah dan Irak

Pemimpin di Tehran mengatakan serangan itu merupakan respons yang sah atas serangan mematikan terhadap bangunan kedutaan Iran di Damaskus yang mereka salahkan pada Israel.

TV negara Iran mengatakan tiga ledakan terdengar dekat Isfahan pusat, tempat fasilitas nuklir penting berada. Tehran sebelumnya mengatakan bahwa mereka bisa merevisi kebijakan nuklirnya jika Israel mengancam akan menyerang situs-situsnya.

Agen berita Mehr juga mengatakan "penerbangan ke Tehran, Isfahan dan Shiraz, serta bandara di barat, barat laut dan barat daya telah ditangguhkan".

Baca juga : Israel Mulai Serang Iran

Militer Israel mengatakan sirene berbunyi di bagian utara negara itu.

Berita ini mengirimkan gemetar ke pasar, dengan kedua kontrak minyak utama melonjak lebih dari tiga persen karena kekhawatiran tentang pasokan dari wilayah kaya minyak, sementara ketakutan akan konflik regional membuat ekuitas jatuh.

Tokyo, Seoul, dan Taipei masing-masing anjlok lebih dari tiga persen, sementara Hong Kong dan Sydney turun lebih dari satu persen.

Baca juga : Saham Merosot, Harga Minyak Melonjak di Tengah Kekhawatiran Konflik Iran-Israel

Juga terjadi kerugian di Shanghai, Singapura, Wellington, Manila, dan Jakarta.

Keinginan akan keamanan juga membuat yen menguat terhadap dolar dan emas melonjak lebih dari satu persen melampaui US$2,400, sementara surat utang Amerika Serikat naik.

"Kini jelas bahwa perang bayangan yang semakin meningkat antara Israel dan Iran... akhirnya menyalakan bubuk mesiu di Timur Tengah, dan kita telah keluar dari bayangan dan masuk ke dalam cahaya terang konflik terbuka," kata Stephen Innes dari SPI Asset Management.

Baca juga : Israel Dikhawatirkan Serang Fasilitas Nuklir Iran

"Perlu dicatat bahwa ini bukanlah respons yang direncanakan terhadap serangan drone Iran tetapi lebih merupakan indikasi bahwa kita telah memasuki fase baru dari konflik ini, yang kemungkinan besar akan memiliki konsekuensi signifikan dan luas bagi perdamaian Timur Tengah dan risiko pasar."

Mood di kalangan pedagang sudah suram karena mereka mempertimbangkan kemungkinan Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga tahun ini menyusul data yang menunjukkan klaim pengangguran di bawah ekspektasi sementara indikator aktivitas bisnis mencapai level tertinggi dalam dua tahun.

Sementara itu, kepala Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan inflasi "terlalu tinggi" dan dia merasa tidak perlu memangkas suku bunga sampai akhir tahun.

"Saya nyaman bersabar," tambahnya.

Kepala Federal Reserve New York, John Williams, dan gubernur Michelle Bowman juga mengatakan mereka melihat penurunan lebih sedikit dari yang diharapkan, jika ada, tahun ini.

Michael Landsberg, dari Landsberg Bennett Private Wealth Management, mengatakan: "Kami kuat di kubu tidak ada pemotongan suku bunga pada 2024.

"Kami percaya investor harus bersiap untuk rezim tinggi untuk waktu yang lebih lama dalam hal inflasi dan suku bunga." (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya