Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SEBUAH studi terbaru menyoroti pentingnya perhatian terhadap kenaikan berat badan setelah usia 35 tahun bagi perempuan.
Penelitian ini mengungkap bahwa perubahan berat badan selama fase kehidupan tertentu dapat memengaruhi risiko terkena kanker payudara secara signifikan.
Temuan ini menjadi alarm bagi banyak perempuan untuk lebih sadar terhadap manajemen berat badan sebagai langkah pencegahan penyakit serius.
Dilansir dari Medical Daily (15/12), penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Biology & Medicine menjelaskan bahwa hubungan antara indeks massa tubuh (BMI) dan risiko kanker sangat kompleks.
Penambahan berat badan, terutama selama fase transisi hormonal seperti pasca-usia 35 tahun dan menopause, dapat meningkatkan kerentanan terhadap kanker payudara.
Dr. Daehee Kang, peneliti utama, menyatakan bahwa periode setelah usia 35 tahun merupakan waktu krusial untuk melakukan intervensi terkait manajemen berat badan.
"Dengan mengelola kenaikan berat badan selama pertengahan masa dewasa, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker payudara. Pendekatan ini bisa menjadi strategi pencegahan yang revolusioner bagi perempuan," ungkapnya.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 73.000 perempuan Korea yang diobservasi pada lima tahap kehidupan berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami kenaikan berat badan lebih dari 10 kilogram setelah usia 35 tahun memiliki risiko 41% lebih tinggi terkena kanker payudara.
Risiko lebih besar ditemukan pada perempuan pramenopause. Mereka yang berat badannya naik antara 5 hingga 9,9 kilogram selama periode ini memiliki risiko 89% lebih tinggi, sedangkan kenaikan lebih dari 10 kilogram meningkatkan risiko hingga lebih dari dua kali lipat.
Menariknya, penelitian ini juga menemukan pola berbentuk V dalam hubungan antara tingkat kenaikan berat badan dan risiko kanker payudara.
Perempuan yang mengalami kenaikan berat badan sebesar 0,25 hingga 0,49 kilogram per tahun memiliki risiko tertinggi dibandingkan dengan mereka yang kenaikannya lebih stabil.
Penemuan ini memberikan peluang besar untuk merancang inisiatif kesehatan masyarakat yang lebih efektif.
Panduan diet, program peningkatan aktivitas fisik, dan kampanye kesadaran dapat menjadi solusi untuk membantu perempuan menjaga berat badan ideal mereka.
"Temuan kami bukan hanya untuk kepentingan akademis, tetapi juga untuk memacu perubahan nyata dalam kebijakan kesehatan masyarakat," jelas siaran berita tersebut.
Sehingga, perempuan perlu lebih memperhatikan perubahan berat badan mereka, khususnya setelah usia 35 tahun.
Tidak hanya demi menjaga penampilan, tetapi juga untuk melindungi diri dari risiko kanker payudara. Dengan langkah pencegahan yang tepat, setiap perempuan dapat mengambil kendali atas kesehatannya dan mencegah risiko penyakit mematikan ini. (Ant/Z-10)
Penelitian terbaru dari Belanda menyebutkan bahwa indeks massa tubuh (IMT) anak usia enam tahun adalah indikator paling akurat untuk memprediksi obesitas saat remaja.
Porsi makan harus sesuai kebutuhan kalori harian dan aktivitas fisik.
Lebih dari setengah populasi dunia diprediksi akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2050.
Sebuah komite internasional mengusulkan cara baru untuk menilai kelebihan lemak tubuh, dan tidak hanya mengandalkan pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
Menjaga asupan kalori yang cukup selama kehamilan merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan janin dan mencegah risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.
DAFTAR manfaat diet Mediterania terus bertambah. Selain terbukti dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, penelitian terbaru menyebut diet ini dapat menurunkan risiko kanker payudara.
Biopsi sangat penting dilakukan pada penderita kanker payudara, karena dengan biopsi, dokter akan dapat memeriksakan penanda tumor dan menentukan tipe-tipe kanker payudara.
KANKER payudara menjadi penyakit yang menakutkan pada wanita. Berdasarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kanker tersebut terjadi ketika sel-sel ganas berkembang.
Prioritas kesehatan nasional saat ini menyasar pada pengendalian penyakit tidak menular.
Kanker payudara triple-negatif mencakup 15% hingga 20% dari semua kasus kanker payudara. Kanker ini tumbuh lebih cepat dan lebih mungkin kambuh setelah perawatan.
SKRINING kanker payudara sangat krusial untuk menentukan langkah selanjutnya. Faktanya, 70 persen kasus sudah masuk stadium 3 saat terdeteksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved