Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
MENCARI cara efektif untuk bakar lemak tubuh selalu menjadi topik perhatian banyak orang.
Di antara berbagai jenis aktivitas fisik, lari dan jalan kaki merupakan dua pilihan olahraga yang paling mudah dilakukan dan tidak membutuhkan peralatan khusus.
Keduanya memiliki manfaat tersendiri dalam membantu proses pembakaran lemak tubuh.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Exercise Nutrition & Biochemistry, aktivitas aerobik seperti jalan kaki dan lari secara teratur dapat membantu menurunkan lemak visceral (lemak perut) yang berbahaya bagi kesehatan.
Studi ini menunjukkan bahwa kedua aktivitas ini efektif dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan membakar kalori.
Lantas, antara berjalan kaki dan lari, manakah yang lebih efektif dalam membantu bakar lemak pada tubuh?
Ketika seseorang berjalan kaki, tubuh menggunakan energi yang berasal dari pembakaran lemak dan karbohidrat.
Mayo Clinic melaporkan bahwa jalan kaki dengan kecepatan sedang (sekitar 5-6 km/jam) dapat membakar sekitar 150-200 kalori per 30 menit, tergantung pada berat badan dan intensitas berjalan.
Aktivitas ini juga aman untuk dilakukan dalam waktu yang lebih lama dibandingkan lari.
Sementara itu, lari merupakan aktivitas yang lebih intens dan dapat membakar kalori lebih banyak dalam waktu yang sama.
American Council on Exercise (ACE) menyebutkan bahwa berlari dengan kecepatan 8 km/jam dapat membakar sekitar 300-400 kalori per 30 menit.
Lari juga memicu efek afterburn, yaitu efek saat tubuh terus membakar kalori bahkan setelah selesai berolahraga.
Dalam hal pembakaran kalori per satuan waktu, lari jelas lebih efektif dibandingkan jalan kaki.
Lari mungkin lebih berintensitas tinggi dan membakar kalori lebih banyak daripada berjalan kaki, dengan alasan bahwa pelari cenderung memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah dibandingkan pejalan kaki.
Namun, efektivitas pembakaran lemak tidak hanya dilihat dari jumlah kalori yang terbakar.
Harvard Health Publishing menekankan bahwa jalan kaki memiliki risiko cedera yang lebih rendah dan lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang.
Ini berarti, meskipun pembakarannya lebih lambat, jalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih sustainable untuk program penurunan berat badan jangka panjang.
Faktor kunci dalam memilih antara lari atau jalan kaki adalah tingkat kebugaran masing-masing individu dan tujuan kesehatan yang ingin dicapai.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi per minggu untuk mendapatkan manfaat kesehatan optimal.
Bagi pemula atau mereka yang memiliki masalah sendi, memulai dengan jalan kaki secara teratur bisa menjadi pilihan yang bijak.
Seiring meningkatnya kebugaran, intensitas dapat ditingkatkan secara bertahap dengan menambahkan interval jogging atau lari.
Jadi, baik lari maupun jalan kaki efektif dalam membantu pembakaran lemak.
Namun, berlari memberikan hasil yang lebih cepat namun membutuhkan upaya lebih besar dibandingkan berjalan.
Pilihan terbaik bergantung pada kondisi fisik dan tujuan kesehatan masing-masing individu.
Salah satu hal penting juga adalah konsistensi dalam melakukan aktivitas fisik yang dipilih. (Z-10)
Apakah kamu tahu bahwa kebiasaan sederhana seperti berjalan kaki bisa menjadi senjata ampuh melawan kanker?
studi melibatkan 85 ribu orang dewasa di Inggris menemukan aktivitas fisik atau jalan kaki secara teratur dengan intensitas ringan, sedang, atau berat memiliki risiko kanker lebih rendah.
Penelitian dari Tiongkok dan Jepang menunjukkan berjalan kaki 7.000 hingga 12.000 langkah per hari dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronis sebelum dialisis.
Penelitian terbaru menunjukkan manfaat kesehatan signifikan sudah bisa diperoleh hanya dengan berjalan 5.000 hingga 7.500 langkah per hari.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 400. 000 peserta yang telah diamati selama lebih dari sepuluh tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berjalan cepat memiliki risiko
SWITZERLAND Tourism menyebut, keindahan alam Swiss menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan Indonesia untuk mengunjungi negara tersebut.
Berikut panduan lengkap dengan latihan dan peregangan untuk menjaga lutut Anda tetap kuat dan sehat. Simak tulisan di bawah ini.
Berikut rata-rata waktu yang dibutuhkan pelari menengah untuk menyelesaikan jarak tempuh satu mil bervariasi menurut kelompok usia.
Artikel ini menguraikan metode terbaik untuk merawat dan memperkuat tendon, mulai dari latihan khusus hingga nutrisi yang tepat.
Manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk berlari dalam jarak jauh, namun sejauh mana kita bisa berlari tanpa berhenti?
BAGI penggemar olahraga lari, kondisi sepatu lari sangat penting untuk diperhatikan. Jangan sampai mengabaikan kondisi sepatu lari yang digunakan.
Berlari dan berjalan juga memberikan kontribusi positif bagi kesehatan otot dan sendi, serta meningkatkan fungsi kognitif, seperti kemampuan berpikir dan daya ingat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved