Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menyampaikan pentingnya deteksi dini obesitas dalam upaya mencegah risiko penyakit tidak menular.
Dalam acara diskusi tentang obesitas di Jakarta, Senin (4/3), Eva menyampaikan deteksi dini obesitas bisa dilakukan dengan rutin menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, serta memperhatikan konsumsi gula, garam, dan lemak.
Eva mengatakan indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung dengan membagi berat badan dengan tinggi badan bisa digunakan untuk mendeteksi obesitas.
Baca juga : Atasi Obesitas dengan Dorong Pemahaman dan Ubah Stigma di Masyarakat
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, IMT orang Indonesia normalnya 18,25 sampai 25.
Orang dengan IMT 25,1 sampai 27,0 masuk kategori kelebihan berat badan tingkat ringan dan orang dengan IMT lebih dari 27 dikategorikan mengalami kelebihan berat badan tingkat berat.
Eva mengatakan ukuran lingkar perut sebaiknya juga diukur secara berkala. Menurut dia, ukuran lingkar perut normalnya 80 cm pada perempuan dan 90 cm pada pria.
Baca juga : Disebut Silent Killer, Waspadai 2 Jenis Penyakit Tidak Menular Ini
Ia menjelaskan deteksi dini obesitas sangat penting karena obesitas bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
"Dampak obesitas ini bisa klinis, psikologis, dan menjadi masalah ekonomi. Obesitas bisa menjadi diabetes tipe 2, dislipidemia, LDL tinggi, bisa terjadi kanker, mood disorder, heart disease, dan hipertensi," katanya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, angka kasus obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5% pada 2007 menjadi 21,8% pada 2018.
Baca juga : Masyarakat Diajak Menjadi Agen Perubahan untuk Cegah dan Atasi Obesitas
Guna mengatasi masalah obesitas, Eva mengatakan pemerintah, antara lain, menggiatkan penyuluhan kesehatan, meningkatkan pelayanan deteksi dini, dan memudahkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Pemerintah juga mengampanyekan penerapan pola hidup sehat serta mengeluarkan pedoman makan Isi Piringku.
Pedoman Isi Piringku mencakup konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengatur proporsi makanan yang dikonsumsi. Caranya, setengah piring diisi sayur dan buah dan setengah lagi diisi makanan pokok dan lauk pauk.
Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan. (Ant/Z-1)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana melanjutkan wacana standardisasi kemasan rokok untuk seluruh bungkus rokok yang beredar di pasaran.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melakukan penyelidikan epidemiolog menyusul temuan 2 kasus covid-19 di provinsi tersebut.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved