Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menyampaikan pentingnya deteksi dini obesitas dalam upaya mencegah risiko penyakit tidak menular.
Dalam acara diskusi tentang obesitas di Jakarta, Senin (4/3), Eva menyampaikan deteksi dini obesitas bisa dilakukan dengan rutin menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, serta memperhatikan konsumsi gula, garam, dan lemak.
Eva mengatakan indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung dengan membagi berat badan dengan tinggi badan bisa digunakan untuk mendeteksi obesitas.
Baca juga : Atasi Obesitas dengan Dorong Pemahaman dan Ubah Stigma di Masyarakat
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, IMT orang Indonesia normalnya 18,25 sampai 25.
Orang dengan IMT 25,1 sampai 27,0 masuk kategori kelebihan berat badan tingkat ringan dan orang dengan IMT lebih dari 27 dikategorikan mengalami kelebihan berat badan tingkat berat.
Eva mengatakan ukuran lingkar perut sebaiknya juga diukur secara berkala. Menurut dia, ukuran lingkar perut normalnya 80 cm pada perempuan dan 90 cm pada pria.
Baca juga : Disebut Silent Killer, Waspadai 2 Jenis Penyakit Tidak Menular Ini
Ia menjelaskan deteksi dini obesitas sangat penting karena obesitas bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
"Dampak obesitas ini bisa klinis, psikologis, dan menjadi masalah ekonomi. Obesitas bisa menjadi diabetes tipe 2, dislipidemia, LDL tinggi, bisa terjadi kanker, mood disorder, heart disease, dan hipertensi," katanya.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, angka kasus obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5% pada 2007 menjadi 21,8% pada 2018.
Baca juga : Masyarakat Diajak Menjadi Agen Perubahan untuk Cegah dan Atasi Obesitas
Guna mengatasi masalah obesitas, Eva mengatakan pemerintah, antara lain, menggiatkan penyuluhan kesehatan, meningkatkan pelayanan deteksi dini, dan memudahkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Pemerintah juga mengampanyekan penerapan pola hidup sehat serta mengeluarkan pedoman makan Isi Piringku.
Pedoman Isi Piringku mencakup konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengatur proporsi makanan yang dikonsumsi. Caranya, setengah piring diisi sayur dan buah dan setengah lagi diisi makanan pokok dan lauk pauk.
Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan. (Ant/Z-1)
UNTUK mendukung dokter yang mengabdi di wilayah-wilayah dengan akses terbatas pemerintah memberikan tunjangan khusus bagoi dokter-dokter spesialis hingga subspesialis.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Pembatasan bertujuan agar anak tidak terpengaruh mengonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak tinggi yang kerap kali dipromosikan melalui iklan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved