Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Afni Z, Dosen dan Wartawan yang Dikenal sebagai Aktivis Lingkungan Hidup

Media Indonesia
04/8/2023 13:50
Afni Z, Dosen dan Wartawan yang Dikenal sebagai Aktivis Lingkungan Hidup
Afni Z, dosen, praktisi kebijakan publik, wartawan, dan aktivis lingkungan.(Ist)

PADA 28 Juni 1985, di Kota kecil Siak Sri Indrapura, Provinis Riau, seorang anak perempuan lahir di rumah kayu sederhana tanpa penerangan listrik. Sang ayah, Zulkifli dan Ibunda Erma, menamai buah hati mereka dengan 'Afni Z'

Sebagian orang mengenalnya dengan nama Afni Z. Namun biasanya dipanggil singkat saja Afni.

Anak kedua dari lima bersaudara ini tumbuh besar di tepian sungai Siak, merasakan pahit dan getirnya kehidupan di tengah kondisi keluarganya yang cuma mengandalkan ekonomi dari berjualan lontong sayur di kantin sekolah.

Raih Gelar Doktor pada Usis 35 tahun

Namun berkat kegigihannya, Afni Z berhasil menamatkan pendidikan doktoral atau S3 di usianya yang belum genap 35 tahun.

Baca juga: Pejuang Lingkungan Disabilitas dari Pinrang Raih Penghargaan Kalpataru 2021

Afni sendiri sudah menjadi tenaga ahli menteri di usia 30 tahun. Bahkan ia menjadi salah satu Tenaga Ahli termuda yang pernah ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Alih-alih duduk manis di kantor Jakarta, Afni Z lebih memilih sering berada di Riau untuk berkeliling mengunjungi, mendengar, dan aktif menyelesaikan persoalan rakyat di kampung halamannya.

Ia turun langsung melakukan pendampingan dan menjembatani berbagai kepentingan masyarakat yang berkaitan dengan lingkup kerjanya di KLHK.

Selalu Tempatkan Diri sebagai Pelayan Masyarakat

Meski berstatus pejabat negara namun Afni Z selalu menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Ia tampil begitu sederhana, apa adanya, dan bahkan bisa berhari-hari melakukan pendampingan bagi masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan hutan.

Baca juga: 10 Pahlawan Lingkungan Terima Anugerah Kalpataru 2021

Karakternya enggan memberi janji, namun menghadirkan optimisme dengan pendampingan tiada henti.

Secara konsisten selama menjadi Tenaga Ahli Menteri LHK, berbagai program nasional telah dibawanya sampai ke tingkat tapak, seperti rehabilitasi hutan dan lahan, kebun bibit desa, kebun bibit rakyat, program mangrove, dan program kampung iklim (Proklim).

Ia berusaha merangkul semua kalangan. Mulai dari tokoh masyarakat hingga kalangan anak muda.

Jemput Bola Kebijakan Menteri Siti Nurbaya

Afni juga ikut terlibat langsung mengawal kebijakan 'Kerja Bareng Jemput Bola' (Jareng Jebol) yang digagas Menteri LHK Siti Nurbaya untuk distribusi Perhutanan Sosial, dan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA).

Perjuangan hak masyarakat adat untuk dapat segera masuk dalam peta indikatif Wilayah Hutan Adat atau Wilha, juga menjadi salah satu konsentrasinya.

Ia ikut sebagai tim ahli dalam monitoring evaluasi rehabilitasi hutan dan lahan di wilayah kerja BPDASHL Indragiri Rokan,  monitoring kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.

Baca juga: PHR-KLHK Gelar Aksi Susur Sungai dan Gerakan Bersih Sungai Ciliwung

Selain itu, Afni ikut juga dalam kegiatan riset identifikasi sawit dalam kawasan hutan di Provinsi Riau, identifikasi masyarakat suku talang mamak di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, dan menjadi salah satu tim Pokja Perubahan Iklim Kota Pekanbaru.

Tercatat sebagai Dosen Universitas Lancang Kuning

Selain itu sosoknya juga tercatat sebagai Dosen Fakultas Ilmu Administrasi di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Aktif menjadi pembicara dalam berbagai forum seminar nasional, mengeluarkan berbagai artikel ilmiah hasil riset di jurnal nasional dan internasional tentang kebijakan lingkungan, serta menjadi delegasi Indonesia mengikuti Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia dan Sharm El Sheik, Mesir.

Jurnalis dan Gerakan Sosial

Afni dikenal sebagai salah satu jurnalis profesional yang memulai kariernya dari nol di Pekanbaru Pos, hingga menjadi salah satu Pemimpin Redaksi termuda di lingkungan bisnis media Jawa Pos Group pada masanya, dengan memimpin JPNNTV di Ibukota (terakhir menjadi redaktur Jawapos.com).

Ia menjadi lulusan terbaik uji kompetensi wartawan dari Lembaga Pers Dr.Sutomo, Jakarta.

Passionn-ya adalah penulis berita investigasi. Tak hanya di lingkup lokal dan nasional, ia juga menjadi satu-satunya wartawan Indonesia yang berhasil mengunjungi Kamboja untuk menulis tentang skandal judi online internasional yang melibatkan anak-anak Indonesia.

Afni bertugas mulai dari Kantor Lurah, Kantor Gubernur dan Polda Riau, hingga akhirnya hijrah ke Ibukota dengan posko liputan di DPR RI, Kementerian Koordinator Ekonomi, Kementerian Keuangan, hingga sampai di Istana Kepresidenan Republik Indonesia (2011-2013).

Baca juga: Masyarakat Probolinggo Apresiasi Program Peduli Lingkungan Erick Thohir

Pada tahun 2013, Afni berkesempatan mengikuti World Newspaper Congress by Word Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) di Bangkok-Thailand, dan menjadi salah satu peserta pelatihan jurnalistik Dahlan Iskan khusus untuk Pemimpin Redaksi Koran Metro Jawa Pos Group, Jakarta pada tahun 2015.

Berbagai tugas peliputan jurnalistik dalam dan luar negeri pernah dijalaninya. Ia bahkan pernah secara khusus diundang Pemerintah Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umroh pertamanya, sembari melakukan peliputan kerja sama kedua negara (Indonesia-Arab Saudi).

Kerja jurnalistik juga menjadi caranya untuk berkegiatan sosial. Afni Z menjadi salah satu kontributor utama peliputan bencana gempa Sumatera Barat tahun 2009.

Dengan gigih dan pantang menyerah Afni Z mendatangi lokasi gempa di Pariaman, sendirian dengan menggunakan sepeda motor dari Pekanbaru.

Baca juga: Komunitas Nelayan Pesisir Jabar Bersihkan Pesisir Sungai Bondet

Ia melaksanakan tugas jurnalistik, sembari melakukan aksi sosial membantu tim relawan yang bertugas di lokasi bencana.

Ini bukan pertama kalinya ia terlibat dalam kegiatan sosial saat terjadi bencana di Indonesia. Saat masih kuliah di Universitas Islam Malang (Unisma), Afni menjadi satu-satunya perempuan yang memimpin tim relawan dari tiga Universitas di Malang, Jawa Timur saat terjadi bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004.

Ia juga terjun langsung memimpin relawan dari Universitas Islam Malang saat terjadi bencana gempa Yogyakarta tahun 2006.

Selama berbulan-bulan Afni memimpin rekan-rekannya berjibaku membantu para korban di lokasi bencana.

Selain aktif di dunia pemerintahan, akademik dan jurnalistik, Afni Z dan rekan-rekannya juga menggagas 'Generasi Penggerak' yang menjadi wadah anak-anak muda melakukan kegiatan sosial. Ia meyakini sekaligus mengajarkan bahwa satu kebaikan pasti akan melahirkanya banyak kebaikan lainnya.

Meski sebagai pekerja profesional sudah mengelilingi berbagai daerah di Indonesia dan mengunjungi banyak negara di dunia, Afni Z selalu rindu pulang menemui Ayah Ibu dan saudara mara di kampung halamannya, Siak tercinta.

Pantang Menyerah!

Afni Z yang memiliki akun instagram @afni.zulkifli dan akun Tik Tok @afni.z tumbuh besar di lingkungan sederhana, tepat di jantung kota Siak, rumahnya di tepian sungai Siak. Dikelilingi oleh keluarga, tetangga, keluarga dan kerabat serta sahabat yang berasal dari berbagai suku, ras, dan agama. Hal ini kemudian mendidiknya sebagai pribadi yang sangat menghargai Bhineka Tunggal Ika. Cinta Indonesia.

Darah aktivis diturunkan oleh Ayahnya, Zulkifli bin Zakaria. Sedari muda Zulkifli dikenal sebagai salah satu penggerak perjuangan di masa penguasaan Orde Baru.

Baca juga: Program CSR PGN Hijaukan Dua Stasiun Gas Transmisi Lampung

Sebagai salah satu pendukung Nahdatul Ulama (NU), Zulkifli bahkan pernah ditangkap oleh rezim selama beberapa hari. Tak jera, Zulkifli kemudian menjadi pendukung PPP di masa orde baru, dan aktif dalam kegiatan sosial, salah satunya Yayasan Sultan Syarif Kasim II.

Sementara sikap kepedulian sosial, didapat Afni Z dari Ibundanya, Erma binti Aziz. Meski hidup dalam keadaan yang begitu sulit membesarkan lima anak yang masih kecil-kecil, Erma dengan tulus ikhlas membuka rumah singgah bagi anak-anak transmigrasi yang mayoritas adalah suku Jawa, agar bisa bersekolah di Kota Siak.

Rumah singgah ini menerima puluhan anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah ke satu-satunya SMA Negeri di Kecamatan Siak kala itu (era 1990-an). Mereka mendapatkan sarana tempat tinggal secara gratis dan layaknya satu keluarga besar.

 Hingga saat ini anak-anak angkat Zulkifli dan Erma, masih sering mengunjungi rumah kayu 'Ayah dan Ibu angkat' mereka di Kota Siak. (RO/S-4)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya