Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Angka di Timbangan tidak Bisa Jadi Patokan Berat Badan Normal

Basuki Eka Purnama
15/2/2022 10:00
Angka di Timbangan tidak Bisa Jadi Patokan Berat Badan Normal
Ilustrasi(Freepik)

CERTIFIED Nutrition & Wellness Consultant dari American Fitness Professionals & Associates sekaligus lulusan Universitas Indonesia Aldis Rusli tidak menyarankan Anda yang ingin memiliki berat badan normal hanya menjadikan angka pada timbangan sebagai patokan.

"Jangan mematok pada timbangan. Kalau sudah menjalankan program (diet sehat), konsisten dulu," ujar dia dalam webinar bertajuk Menyeimbangkan Fisik dan Kesehatan Mental dalam Kehidupan untuk Meningkatkan Produktivitas, dikutip Selasa (15/2).

Aldis, yang menjabat sebagai Co-founder Mufit itu, merekomendasikan proses sebagai target, misalnya satu bulan atau tiga bulan. Setelahnya barulah Anda melakukan evaluasi.

Baca juga: 8 Cara Aman Menurunkan Berat Badan

Sebagai contoh, untuk asupan dan olahraga, Anda menargetkan hanya menyantap makanan digoreng maksimal dua buah per hari, sementara untuk olahraga, Anda melakukannya dua atau tiga kali setiap pekan yang dikombinasikan dengan latihan beban 1-2 kali untuk pembakaran kalori.

Lalu, bila ternyata saat Anda menimbang berat, angkanya tidak turun,  jangan bersedih karena bisa jadi yang berubah komposisi di dalam tubuh.

"Misalnya ototnya naik tetapi lemak tubuhnya turun. Ini kan indikasi yang bagus, tetapi dari timbangan akan sama saja. Otot naik indikasi positif, badannya makin singset, fit dan kuat. Jadi jangan berpatokan juga sama timbangan, yang penting konsisten ke target prosesnya dulu," kata Aldis.

Baca juga: Ini Tips Menjaga Berat Badan Ideal

Bila Anda memang tidak puas dengan angka pada timbangan, dia menyarankan Anda memeriksa komposisi tubuh dan lingkar perut sebagai prediktor kondisi tubuh terkait obesitas yang cukup kuat.

Lingkar perut pada perempuan sebaiknya tidak lebih dari 80 cm, sementara pada pria yakni 95 cm untuk menjauhkan Anda dari risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.

Dalam pengukuran lingkar perut, seperti seperti dikutip dari WebMD yakni dimulai dari bagian atas tulang pinggul. Taruh pita pengukur sejajar dengan pusar Anda. Pastikan pita tidak terlalu ketat saat pengukuran. Jangan menahan napas saat mengukur. Periksalah nomor pada pita pengukur tepat setelah Anda menghembuskan napas.

Selain olahraga dan diet, Anda juga disarankan beristirahat cukup yakni tidur 7-8 jam per hari, mengelola stres, dan melakukan perawatan tubuh.

"Tidur waktunya recovery seluruh organ tubuh termasuk otot. Jadi biar tubuh recover jaringan, sel-sel otot yang baru, sehat dan lebih kuat," pungkas Aldis. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya