Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
CERTIFIED Nutrition & Wellness Consultant dari American Fitness Professionals & Associates sekaligus lulusan Universitas Indonesia Aldis Rusli tidak menyarankan Anda yang ingin memiliki berat badan normal hanya menjadikan angka pada timbangan sebagai patokan.
"Jangan mematok pada timbangan. Kalau sudah menjalankan program (diet sehat), konsisten dulu," ujar dia dalam webinar bertajuk Menyeimbangkan Fisik dan Kesehatan Mental dalam Kehidupan untuk Meningkatkan Produktivitas, dikutip Selasa (15/2).
Aldis, yang menjabat sebagai Co-founder Mufit itu, merekomendasikan proses sebagai target, misalnya satu bulan atau tiga bulan. Setelahnya barulah Anda melakukan evaluasi.
Baca juga: 8 Cara Aman Menurunkan Berat Badan
Sebagai contoh, untuk asupan dan olahraga, Anda menargetkan hanya menyantap makanan digoreng maksimal dua buah per hari, sementara untuk olahraga, Anda melakukannya dua atau tiga kali setiap pekan yang dikombinasikan dengan latihan beban 1-2 kali untuk pembakaran kalori.
Lalu, bila ternyata saat Anda menimbang berat, angkanya tidak turun, jangan bersedih karena bisa jadi yang berubah komposisi di dalam tubuh.
"Misalnya ototnya naik tetapi lemak tubuhnya turun. Ini kan indikasi yang bagus, tetapi dari timbangan akan sama saja. Otot naik indikasi positif, badannya makin singset, fit dan kuat. Jadi jangan berpatokan juga sama timbangan, yang penting konsisten ke target prosesnya dulu," kata Aldis.
Baca juga: Ini Tips Menjaga Berat Badan Ideal
Bila Anda memang tidak puas dengan angka pada timbangan, dia menyarankan Anda memeriksa komposisi tubuh dan lingkar perut sebagai prediktor kondisi tubuh terkait obesitas yang cukup kuat.
Lingkar perut pada perempuan sebaiknya tidak lebih dari 80 cm, sementara pada pria yakni 95 cm untuk menjauhkan Anda dari risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.
Dalam pengukuran lingkar perut, seperti seperti dikutip dari WebMD yakni dimulai dari bagian atas tulang pinggul. Taruh pita pengukur sejajar dengan pusar Anda. Pastikan pita tidak terlalu ketat saat pengukuran. Jangan menahan napas saat mengukur. Periksalah nomor pada pita pengukur tepat setelah Anda menghembuskan napas.
Selain olahraga dan diet, Anda juga disarankan beristirahat cukup yakni tidur 7-8 jam per hari, mengelola stres, dan melakukan perawatan tubuh.
"Tidur waktunya recovery seluruh organ tubuh termasuk otot. Jadi biar tubuh recover jaringan, sel-sel otot yang baru, sehat dan lebih kuat," pungkas Aldis. (Ant/OL-1)
Baik kekurangan maupun kelebihan berat badan bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu, sehingga penting untuk menjaga berat badan dalam kisaran ideal sesuai tinggi dan usia.
Dalam film Tak Ingin Usai di Sini, Bryan Domani memerankan karakter bernama K yang sedang mengidap penyakit serius.
Berat badan merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kesehatan fisik, karena dapat mencerminkan kondisi nutrisi, gaya hidup, dan risiko penyakit tertentu.
Usai liburan, banyak orang merasa bersalah karena pola makan tersebut dan berujung pada niat untuk detoks atau diet ketat untuk menurunkan berat badan.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada Pratiwi Dinia Sari mengatakan menjaga keseimbangan pola makan sehat dan menerapkan gaya hidup sehat bisa dilakukan selama liburan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Pembatasan bertujuan agar anak tidak terpengaruh mengonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak tinggi yang kerap kali dipromosikan melalui iklan.
Obesitas terbukti meningkatkan risiko kanker empedu melalui pembentukan radikal bebas dan peradangan kronis.
Data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa 19,7% anak usia 5–12 tahun dan 14,3% anak usia 13–18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Penurunan berat badan ternyata tak hanya mengurangi lemak, tapi juga 'meremajakan' jaringan lemak di tingkat sel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved