Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Jalan Majal Efisiensi Logistik

19/4/2025 05:00

JAKARTA memang terkenal macet. Namun, kemacetan yang terjadi pada Kamis (17/4) benar-benar menciptakan horor. Kendaraan di sejumlah ruas tol Jakarta nyaris tak bergerak. Bukan lagi macet, tetapi benar-benar tidak bergerak (stuck) hingga belasan jam dan kilometer. Kemacetan baru terurai menjelang Jumat (18/4) dini hari.

Simpul kemacetan yang menciptakan horor tersebut berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pelabuhan paling sibuk di negeri ini. Sejumlah pengusaha menyebut adanya gangguan error sistem di pintu masuk pelabuhan yang tidak diperbaiki dengan cepat dan membuat antrean panjang.

Namun, otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Pelindo, menyangkal. Pelindo menyebut pemicunya ialah lonjakan arus masuk ke pelabuhan, dari biasanya di bawah 2.500 truk per hari menjadi lebih dari 4.000 truk per hari. Pelindo juga memastikan bahwa sistem bongkar muat (receiving and delivery) berjalan baik.

Apa pun pemicunya, kemacetan teramat parah itu mengungkap ketidaksiapan pemegang otiritas dalam menangani persoalan logistik, khususnya di pelabuhan. Kemacetan tersebut mengungkap adanya masalah besar dalam tata kelola logistik di negeri ini.

Tata kelola logistik di negeri ini masih menghadapi persoalan-persoalan klasik. Misalnya, biaya logistik yang tinggi, antrean kendaraan yang mengular, kontainer yang terus menumpuk, regulasi yang tumpang tindih, serta keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Meski telah lama diakui dan diketahui, persoalan-persoalan tersebut tidak kunjung diperbaiki.

Persoalan-persoalan klasik tersebut membuat daya saing logistik Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Berdasarkan data Bank Dunia, Logistics Performance Index

 (LPI) Indonesia pada 2024 di posisi 46 dari 160 negara yang dinilai. Posisi di 2024 memang meningkat pesat. Namun, itu masih tertinggal jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura. Negara-negara tersebut secara berturut-turut menempati peringkat 41, 39, 32, dan 7.

Selain itu, peningkatan performa logistik Indonesia belum diimbangi dengan penurunan biaya logistik. Biaya logistik Indonesia, dengan angka sekitar 23% dari produk domestik bruto (PDB), menjadikannya yang tertinggi di ASEAN. Beberapa negara ASEAN lain memiliki biaya logistik yang lebih rendah, seperti Malaysia (13%) dan Singapura (8%).

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2025-2029 sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), Indonesia harus melakukan reformasi sistem logistik pelabuhan secara menyeluruh. Sistem tata kelola pelabuhan harus benar-benar dibenahi. Sistem-sistem yang saat ini diterapkan terbukti belum mampu mengatasi kondisi-kondisi mendesak, yakni lonjakan arus barang dan kendaraan seperti yang terjadi pada Kamis (17/4).

Di sisi lain, kemacetan panjang yang terjadi itu juga menunjukkan ketidakakuratan dalam menghitung waktu libur dan arus logistik yang keluar dan masuk. Kebijakan larangan operasi truk untuk mengakomodasi arus mudik Idul Fitri beberapa waktu lalu, semestinya juga memperhitungkan jumlah arus keluar-masuk logistik dan waktu libur yang berdekatan seperti akhir pekan ini.

Pemerintah harus benar-benar serius mengatasi kondisi ini. Di tengah upaya untuk menarik investasi asing, persoalan-persoalan seperti itu mutlak segera dibenahi. Kalau tidak, Indonesia bakal tertinggal dari negara-negara kawasan. Cap negeri ini sebagai negara yang tidak efisien akan terus melekat. Kalau sudah begitu, jangankan merayu para investor untuk masuk, yang sudah ada di dalam pun bisa kabur.

 

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.