Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

IGK Manila Berpolitik dengan Gagasan

Lukas Benevides, Peneliti Suryakanta Institute
20/8/2025 12:58
IGK Manila Berpolitik dengan Gagasan
Lukas Benevides, Peneliti Suryakanta Institute(Pribadi)

I Gusti Kompyang Manila (IGK Manila) lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942, telah berpulang ke hadirat Tuhan pada 18 Agustus 2025 di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta. Meskipun bukan pesohor sekelas selebriti dan politisi elite, IGK Manila hampir dikenal semua kalangan pecinta sepak bola, jajaran petinggi militer, para politisi dan birokrat hingga seluruh atlet wushu Indonesia.

IGK Manila memiliki sederet jabatan dan prestasi, tetapi ia tak henti berpikir dan bekerja. Bukan karena ia masih haus prestasi, apalagi jabatan. IGK Manila memang dilahirkan dan hidup sebagai pejuang Indonesia sepanjang hayat. Ia mengabdi untuk Indonesia dari militer, olahraga, birokrasi hingga politik.

Loyalitas Dan Totalitas

Memiliki segudang jabatan dan pencapaian bukan hal biasa. Tidak semua orang memiliki jalan hidup demikian. IGK Manila tidak mendapatkan aneka posisi strategis di militer, olahraga dan politik dengan mudah dan gratis. Ia bekerja keras untuk memantaskan diri terhadap semua kursi yang ia peroleh.

Tidak mudah untuk menjadi seorang jenderal yang sukses di tiga generasi fase kepemimpinan politik di Indonesia: menjadi pengawal Presiden Soekarno, orang kepercayaan Soeharto, dan politisi kenamaan pasca Reformasi. Estafet kepemimpinan boleh berganti, IGK Manila tetap tak tergantikan.

Ada resep yang membuat sosok IGK Manila laris dipinang lintas orde ini: loyalitas dan totalitas. IGK Manila dididik dalam keluarga dan militer dengan dua nilai dasar ini: setia pada atasan dan mengerjakan semua tugas dengan sepenuh hati dan pikiran. Ia percaya hasil tidak menghianati proses. Terbukti ia menorehkan berbagai prestasi di bidang militer, IPDN, sepak bola, wushu, politik, dan beragam bidang lain.

Berpolitik Dengan Gagasan

IGK Manila mengembuskan nafas terakhir pada usia 83 tahun. Di usia yang sudah begitu renta, fisik mulai melemah dan melambat, pikirannya justru semakin berpacu. Sejak bergabung dengan Partai NasDem, IGK Manila tidak melulu berpikir sebagai seorang politisi atau negarawan. Ia memikirkan masa depan Indonesia tanpa batas bak seorang filsuf, meminjam kata-kata John Rawls (Rawls, 1987).

Pecinta buku ini selalu memikirkan bagaimana cara membangun Indonesia yang tepat secara teoritis, normatif, dan implementatif di dalam ranah demokrasi Indonesia. Selama menjabat sebagai Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem (ABN), IGK Manila tiada hari mencari tahu cara membangun negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Di dalam kosakata NasDem yang khas: bagaimana caranya merestorasi Indonesia.

Impian IGK Manila ini kelihatan utopia, tetapi ia sebenarnya memetakan dua strategi untuk mewujudkan mimpi tersebut. Pertama, ia memulai dari menjadikan dirinya cermin “embodiment” mimpi dirinya untuk Indonesia. Kedua, ia mengarahkan ABN dan mendirikan Suryakanta Institute untuk mewujudkan mimpi tersebut sebagai sebuah gerakan akademis dan politis.

Tidak sekadar beretorika, IGK Manila sungguh menghidupi dan memperjuangkan cita-cita kebangsaannya. IGK Manila menjalani hari-hari hidupnya sebagai sosok jenderal tentara yang kiprahnya melampaui barak militer. Ia menjadikan dirinya politisi yang mengatasi sekat-sekat partai, pemikir yang menembus batas ideologi, dan seorang beriman yang menerobos kotak-kotak agama.

Pilihan hidup yang tidak lazim ini sebenarnya bukan milik eksklusif atau ciptaan seorang IGK Manila. Ia hanya menghidupi nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia yang sudah ratusan tahun mengakar dalam budaya masyarakat Nusantara. IGK Manila percaya jika semua orang Indonesia mampu menjadi pribadi individual dan kolektif yang dititahkan Pancasila, cita-cita besar sebagai sebuah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, niscaya tercapai. Restorasi Indonesia dapat dicapai jika setiap orang memulai dari dirinya sendiri.

IGK Manila meyakini satu hal: idealisme yang telah dikaji secara akademis, diterjemahkan menjadi komitmen pribadi dan kolektif, dituangkan dalam langkah-langkah konkret, dan dihidupi dengan setia pasti akan berbuah. Maka, tidak hanya dirinya yang berhasil mendaratkan idealisme ini, IGK Manila juga yakin semua orang Indonesia bisa mencapai mimpi besar ini.

Pendirian Suryakanta Institute

Atas dasar keyakinan fondasional tersebut, IGK Manila mendirikan Suryakanta Institute pada 2023. Suryakanta Institute merupakan sebuah lembaga riset politik dan kebijakan publik yang menjalankan visi-misi kebangsaan seorang IGK Manila. Lewat Suryakanta Institute, IGK Manila menitipkan pesan untuk memperjuangkan mimpi besarnya untuk Indonesia.

IGK Manila yakin, cita-cita konstitusional Indonesia hanya akan sungguh tercapai jika semua strategi politik dan kebijakan publik berbasis riset ilmiah dan dijalankan di dalam koridor demokrasi Indonesia. Pendek kata, IGK Manila percaya restorasi Indonesia tidak lain adalah hasil buah pikir akademis yang matang dan diperjuangkan secara kolektif.

IGK Manila lantas memetakan misi Suryakanta Institute: menjadi jembatan antara kampus (akademisi) dan partai politik (politisi). Pemaduan kampus dan partai sebenarnya lebih dalam adalah menghubungkan kekuasaan dan pengetahuan. Kekuasaan tanpa pengetahuan adalah kebutaan yang akan berujung otoritarianisme dan mengakibatkan banyak korban politik. Sementara itu, pengetahuan tanpa kekuasaan hanyalah senjata tumpul. Untuk merestorasi Indonesia, kekuasaan dan pengetahuan harus berjalan seirama. Ini yang IGK Manila sebut berpolitik dengan gagasan.

Selamat jalan pejuang dan pemikir Indonesia. Ragamu telah berlalu, tetapi semangat juang dan buah pikirmu tak lekang oleh waktu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya