Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Sibuk Menghitung, Santai Bertindak

05/4/2025 05:00

PRESIDEN Amerika Serikat Donald J Trump sudah mengetukkan palu untuk memberlakukan tarif timbal balik atau reciprocal tariffs atas barang impor yang masuk negeri adidaya itu. Berlaku mulai 9 April 2025, banyak negara yang kena kebijakan itu, termasuk Indonesia yang dikenai tarif 32%, sedikit di bawah Tiongkok yang 34%.

Di mata AS, Indonesia memiliki ancaman yang sama dengan Tiongkok. Kebijakan AS itu tentu mengkhawatirkan mengingat produk ekspor Indonesia ke negara itu didominasi oleh sektor padat karya, yakni elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, serta udang dan produk-produk perikanan laut.

Hingga kemarin, belum ada sikap resmi pemerintah Indonesia ihwal langkah penyelamatan apa yang akan diambil untuk merespons keputusan AS itu. Pemerintah menyatakan sedang memerinci dan menghitung dampak dari kebijakan tersebut.

Saat pemerintah kita sedang menghitung, negara-negara tetangga sudah menggelar rapat darurat kabinet untuk menentukan arah jalan ke depan, bukan jalan di tempat. Vietnam, misalnya, langsung membentuk gugus tugas untuk membahas masalah itu. Thailand, yang tengah berduka karena ikut terdampak gempa bermagnitudo 7,7 di Myanmar, juga langsung menyiapkan peta jalan negosiasi dengan AS.

Malaysia pun mengambil langkah serupa dengan mengajukan negosiasi kepada pemerintah AS. Belum adanya sikap resmi dari pemerintah Indonesia membuat masyarakat tentu bertanya-tanya, ada apa dengan pemerintah?

Prasangka baiknya, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah skenario mengingat tim ekonomi Prabowo Subianto diisi oleh orang-orang berpengalaman. Ada Sri Mulyani Indrawati yang bolak-balik jadi menteri keuangan sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ada pula Airlangga Hartarto yang jadi menko perekonomian sepuluh tahun lamanya dari zaman pemerintahan Joko Widodo. Jadi, tak ada yang perlu diragukan dari kaliber para pembantu presiden tersebut.

Mungkin pemerintah sudah menyiapkan formula, hanya menunggu waktu yang pas untuk mengumumkan langkah penyelamatan. Pertanyaan berikutnya, apa dua hari belum juga dirasa pas di tengah masyarakat dan dunia usaha sudah menantinya?

Sebagai masyarakat yang terus belajar optimistis, tentu kita harus menghindari prasangka yang kurang baik, atau bahkan tak baik, yakni pemerintah tak siap menerima kebijakan AS tersebut. Kita asumsikan pemerintah sudah menyangka bakal diperlakukan seperti itu oleh AS.

Namun, apa pun prasangka tersebut, jawaban pemerintah sesegera mungkin pada kesempatan pertama tentu ditunggu oleh rakyat. Pemerintah mesti menjelaskan langkah-langkah jangka pendek yang akan diambil, misalnya melobi 'Paman Sam' agar sedikit lunak kepada Indonesia, atau sedikit keras dengan mengalihkan fokus kerja sama ekonomi ke negara-negara BRICS yang di dalamnya ada Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

Langkah lain yang juga sedang ditunggu ialah revisi regulasi yang mampu memberikan insentif bagi dunia usaha. Tanpa adanya insentif, sulit diharapkan roda ekonomi di negeri ini dapat berputar, apalagi setelah mendapat pukulan keras dari AS. Bagaimanapun, pemerintah punya tanggung jawab untuk memelihara optimisme masyarakat.

Kalau memang mesti berjuang, pemerintah perlu menjelaskan kepada masyarakat dan dunia usaha, perjuangan seperti apa yang perlu dilakukan. Apalagi masyarakat sudah kadung kenyang dengan kabar PHK di sana-sini, ditambah lagi dengan kemampuan daya beli yang kian merosot.

Jika optimisme tersebut tak dijaga, dikhawatirkan akan melahirkan kemarahan. Karena itu, pengumuman langkah penyelamatan harus segera dilakukan. Suasana Lebaran tidak boleh menjadi alasan karena rumus pemerintah dalam melindungi rakyatnya memang tidak mengenal hari libur.

 

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.