Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Pemerintah, Kreatiflah

14/2/2025 05:00

PROGRAM Astacita Presiden Prabowo Subianto terus menghadapi sejumlah tantangan. Semenjak awal 2025, tantangan makin nyata terlihat di sektor ekonomi. Sejumlah indikator ekonomi terus menunjukkan pelemahan.

Pertumbuhan ekonomi, misalnya, stagnan di seputaran 5%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi di 2024 cuma tumbuh 5,03%. Meski masih di atas level 5%, pertumbuhan ini meleset dari target pemerintah 5,2%. Daya beli masyarakat juga masih lemah.

Rupiah dan indeks harga saham apalagi. Nilai tukar rupiah terus-menerus berada di atas Rp16.000 per dolar Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.361 per dolar AS.

Begitu juga indeks harga saham gabungan (IHSG), yang sudah terjun bebas dan terus terkoreksi di bawah level psikologis 7.000. Pada penutupan perdagangan Kamis (13/2), IHSG terpantau parkir di zona merah terkoreksi 0,48% atau 32,21 poin menuju level 6.613,57.

Bahkan IHSG diprediksi bakal terus terkoreksi ke level 6.300 sampai 6.400 apabila Bank Indonesia (BI) tetap menahan tingkat suku bunga acuannya pada pertemuan akhir Februari 2025. Pelemahan terus-menerus IHSG itu membuat penurunan indeks bursa Indonesia masuk kategori terburuk.

Kabar buruk juga datang dari industri padat karya. Sejumlah industri padat karya dilaporkan sudah ancang-ancang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi, gelombang PHK tersebut bakal terjadi di industri alas kaki dan tekstil yang berada di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bandung.

Pada 2025, gelombang PHK di sektor itu diprediksi mencapai 280 ribu pekerja dari sekitar 60 perusahaan tekstil. Belum lagi potensi PHK yang ditimbulkan oleh program efisiensi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Meski pemerintah berkeras bahwa tidak ada PHK dari efisiensi tersebut dan hanya penghentian para pekerja kontrak, toh dampaknya ada ribuan pekerja kontrak yang bakal terlempar oleh program efisiensi.

Indikator-indikator tersebut merupakan alarm yang semestinya direspons cepat-cepat oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Memang, kondisi-kondisi pelemahan ekonomi tersebut tidak terlepas dari keadaan ekonomi global. Misalnya, rontoknya IHSG yang juga dialami oleh banyak negara. Begitu juga dengan gelombang PHK di sektor industri padat karya akibat sepinya pesanan dari luar negeri.

Namun, pemerintah tidak bisa berlindung di balik situasi global tersebut. Pemerintah jangan melulu menyalahkan kondisi global. Pemerintah mesti kreatif mencari daya ungkit penggerak ekonomi.

Contohnya, dalam melaksanakan efisiensi anggaran, pemerintah harus memiliki roadmap yang jelas tentang proyek-proyek yang dipangkas. Jangan asal pangkas dan potong. Jangan sampai justru menciptakan kekisruhan. Pertahankan proyek yang bisa menjadi pengungkit ekonomi dan bermanfaat langsung bagi masyarakat. Hentikan proyek yang salah langkah sehingga hanya sia-sia dan berdampak pada pendanaan negara yang tidak bermanfaat.

Pemerintah juga dituntut menjaga iklim investasi dan berusaha sehingga tidak menimbulkan biaya tinggi. Misalnya, menjamin keamanan investor dalam beraktivitas, yakni dengan membersihkan orang-orang yang kerap meminta pungutan seperti dikeluhkan sejumlah investor beberapa waktu lalu. Intinya, pemerintah harus satset, bergegas memperbaiki kondisi ekonomi, agar resesi tidak lagi melanda.

 

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.