Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Panen yang Membunuh Petani

22/1/2025 05:00

PANEN mestinya jadi kebahagiaan petani. Namun, yang terjadi di Tanah Air lebih sering berkebalikan. Hampir tiap panen raya, harga gabah anjlok. Bahkan, di musim panen saat ini, harga gabah sudah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Padahal, HPP sebesar Rp6.500 per kilogram saja sudah hampir setara dengan modal yang dikeluarkan petani.

Harga gabah di Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur berkisar Rp5.100-Rp5.500 per kilogram. Bahkan, di beberapa daerah lumbung beras di Sukabumi, Jawa Barat, seperti di Parakansalak dan Waluran, harga terjun ke Rp4.500 per kilogram.

Harga rendah itu sama saja buah simalakama bagi petani. Dijual ataupun tidak dijual, mereka tetap rugi. Meski mungkin masih sedikit di atas modal produksi, margin keuntungan tersebut belum menutup nilai tenaga yang dikeluarkan.

Kondisi itu bukan lagi memperihatinkan, tapi keji. Jika terus membiarkan, negara ini ibarat sedang membunuh petaninya sendiri. Petani yang merupakan kelompok yang memenuhi lebih dari 50% penduduk miskin Indonesia, justru bekerja gratis bagi kelompok yang sejahtera. Dari keringat mereka yang tidak terbayar itulah ketahanan pangan bangsa ini bersandar.

Kondisi tersebut jelas tidak bisa terus terulang tiap musim panen. Sebab, hal itulah yang membuat jumlah petani kita terus merosot setiap tahun dan berimbas pula pada jumlah produksi padi nasional.

Sensus pertanian pada 2023 menyebutkan jumlah petani turun 7,42% dalam satu dekade terakhir hingga kini tinggal tersisa 29,36 juta petani, baik yang guram maupun memiliki lahan sendiri. Dari jumlah itu pun kebanyakan petani sudah mendekati usia tidak produktif.

Maka, jelas pemerintah harus melakukan evaluasi dan pembenahan besar dalam sistem stabilitas harga gabah. Harus diakui bahwa HPP, yang semestinya menjadi pengaman dari hukum ekonomi supply dan demand saat panen raya, tidak berjalan. Tengkulak tetap menentukan harga seenaknya.

Segala alasan selama ini akan lambannya penyerapan gabah oleh Bulog, tidak boleh lagi diterima mentah-mentah. Apalagi, alasan klasik itu sudah seperti guyonan saja. Setiap panen raya, gudang Bulog tidak mampu menampung. Anehnya, saat beras impor datang, gudang-gudang selalu saja punya ruang cukup untuk menampung.

Bulog memang sebelumnya berjanji menyerap 100% gabah petani di tahun ini. Mereka menargetkan dapat menyerap beras petani sebesar 1,4 juta ton. Volume itu setara 70% dari target penugasan yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Bulog untuk menyerap 2 juta ton beras pada 2025.

Namun, penyerapan 1,4 juta ton itu diproyeksikan pada puncak panen raya bulan Maret-April 2025. Maka, dengan musim panen yang telah tiba dan harga yang sudah anjlok, Bulog harus bekerja lebih cepat dan keras.

Tuntutan yang kini dihadapkan pada Bulog tentunya pula menjadi tugas pemerintah untuk memastikan pemenuhannya. Presiden Prabowo Subianto harus memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendukung penyerapan panen tersebut.

Seiring dengan itu, pemerintah pusat dan daerah harus meningkatkan koordinasi untuk penyerapan gabah maupun penyediaan infrastruktur penyimpanan. Dalam kondisi harga anjlok ini, pemerintah tak bisa sekadar mengeluarkan imbauan kepada petani untuk memilih menyimpan panen mereka. Itu bukanlah solusi efektif.

Bahkan, kalaupun memiliki kemampuan untuk menyimpan panen sementara, petani dan kelompok petani tetap terus dalam ancaman rugi. Terlebih dalam masa cuaca ekstrem saat ini yang tentunya sangat memengaruhi kualitas penyimpanan gabah. Negara sudah semestinya hadir lebih intens untuk menyelamatkan petani.

 



Berita Lainnya
  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.