Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Mengefisienkan Anggaran

28/12/2024 05:00

SALAH satu prinsip dasar pengelolaan anggaran yang benar sejatinya ialah dengan tidak berboros-boros untuk hal-hal yang tidak penting dan mendesak. Terlebih jika kita bicara anggaran negara yang di dalamnya melibatkan uang rakyat. Tidak ada rumus yang membolehkan penggunaan anggaran negara secara inefisien dan tidak teruji efektivitasnya.

Sikap seperti itu semakin dibutuhkan saat ini ketika kondisi anggaran negara juga sedang tidak baik-baik saja. Sejumlah ekonom menilai APBN 2025 kurang memiliki modal kuat untuk memenuhi program belanja, meningkatkan ekspor dan investasi, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi, dan daya beli masyarakat.

Artinya, efisiensi memang mesti dilakukan. Penghematan mutlak dilaksanakan, dan itu harus dimulai dari pucuk pimpinan Republik ini. Tidak ada tempat untuk pemborosan atau penggunaan anggaran yang tak memberikan kontribusi dalam upaya mengungkit perekonomian.

Langkah efisiensi itu bahkan sekaligus bisa dijadikan instrumen untuk mengurangi potensi penyimpangan anggaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa selama ini praktik pemborosan anggaran kerap kali dipicu oleh nafsu untuk menyelewengkan.

Dengan pertimbangan tersebut, perintah Presiden Prabowo Subianto agar jajarannya mengurangi perjalanan dinas ke luar negeri (PDLN) kiranya bisa menjadi titik mula yang baik dalam upaya penghematan anggaran secara keseluruhan. Dalam perintah yang diformalkan dengan Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara itu, Presiden menginginkan PDLN dilakukan secara efektif, efisien, dan selektif. Tujuan akhir atau hasil konkret dari penghematan itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kinerja pemerintah dan pembangunan daerah.

Kita patut mengapresiasi terbitnya perintah atau aturan yang bagus dengan tujuan yang tentunya mulia tersebut. Syaratnya satu, surat edaran itu tidak sekadar berhenti sebagai lembaran kertas perintah tanpa makna alias tidak dijalankan. Paling tidak, aturan baru tersebut harus bisa menciptakan budaya baru perjalanan dinas pejabat negara maupun aparatur sipil negara (ASN) yang selama ini terkesan berjalan liar tanpa transparansi dan pengawasan.

Semestinya semua perjalanan dinas, apalagi ke luar negeri, berjalan terukur dengan output, outcome, dan impak yang jelas. Jangan seperti yang sudah-sudah, perjalanan dinas sering kali hanya dijadikan alasan untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan menggunakan uang negara. Pun mestinya nanti tidak ada lagi modus memotek sebagian uang saku perjalanan dinas yang diberikan negara masuk ke kantong pribadi.

Hal itu perlu digarisbawahi karena fakta menunjukkan bahwa penyimpangan uang perjalanan dinas itu nyata adanya. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahkan menemukan ada penyimpangan belanja perjalanan dinas ASN sebesar Rp39,26 miliar selama 2023 lalu. Jumlah itu didapat dari 46 kementerian ataupun lembaga (K/L).

Bayangkan kalau tidak ada aturan pembatasan perjalanan dinas, dengan jumlah K/L saat ini yang jauh lebih besar daripada periode pemerintahan kemarin, bisa jadi anggaran yang diselewengkan akan jauh lebih besar. Oleh sebab itu, aturan pembatasan tersebut kiranya patut juga dibarengi dengan sistem pengawasan dan transparansi yang up to date.

Pada prinsipnya, pemerintah memang wajib mengetatkan penggunaan anggaran. Bahkan setelah merilis aturan pembatasan PDLN, pemerintah perlu memperluas dan memperdalam lagi efisiensi penggunaan anggaran. Sebagai contoh, belanja untuk rapat, pertemuan di hotel, atau kegiatan lain yang tidak perlu mestinya juga dipangkas atau minimal dibatasi.

Hal itu demi prinsip keadilan. Kiranya sangat tidak patut dan tidak adil ketika masyarakat terus dijejali beban tambahan dengan penaikan pajak dan rupa-rupa pungutan demi mengerek penerimaan negara, di sisi lain para pejabat negara malah dibiarkan asyik berboros-boros anggaran.

 

 



Berita Lainnya
  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.

  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik