Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Tonggak Menuju Indonesia Maju

04/10/2024 05:00

HIRUK pikuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memasuki babak akhir. Para anggota MPR, DPR, dan DPD RI dilantik pada Selasa, 1 Oktober lalu. Pimpinan ketiga lembaga parlemen juga sudah ditetapkan dan dilantik.

PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu legislatif berhak atas kursi Ketua DPR RI. Puan Maharani pun kembali didapuk menjabat posisi tersebut. Adapun Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menempati kursi Ketua MPR RI.

Tersisa satu tahapan lagi sebagai pemungkas pemilu tahun ini, yakni pelantikan presiden dan wakil presiden (wapres) terpilih. Tahapan itu sekaligus menandai era pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga : Perlu Regulasi Larang Mudik

Prabowo-Gibran bisa dibilang merepresentasikan menyatunya dua kubu yang semula berseteru. Ayah Gibran, Joko Widodo alias Jokowi yang masih menjabat Presiden RI saat ini, merupakan rival Prabowo dalam dua kali pemilihan presiden. Pada masa Jokowi dan Prabowo berkontestasi, muncul narasi-narasi yang bertentangan di antara kedua kubu. Adu argumentasi dan saling mengkritik demi memenangi suara rakyat terjadi di antara kedua belah pihak.

Residu dari kontestasi masa lalu itu menyeruak menjelang pelantikan Prabowo-Gibran. Isu-isu keretakan pun muncul. Semua ini sungguh kontraproduktif bagi penyelenggaraan Republik ini. Masyarakat lebih disibukkan untuk melihat ke masa lalu ketimbang menatap ke masa depan bangsa di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Suka atau tidak suka, Prabowo-Gibran telah meraih suara terbanyak rakyat dan secara sah ditetapkan sebagai presiden dan wapres terpilih. Maka, pelantikan keduanya sebagai kepala negara dan wakil sebagai satu kesatuan menjadi amanat rakyat. Kecuali, salah satu atau keduanya berhalangan tetap. Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2024, berhalangan tetap meliputi meninggal dunia atau tidak diketahui keberadaannya.

Baca juga : Mencegah LP dari Covid-19

Presiden Jokowi telah mengupayakan proses transisi pemerintahan yang mulus kepada Prabowo-Gibran. Ia bahkan secara khusus mewanti-wanti jajarannya agar tidak mengambil kebijakan yang menimbulkan riak-riak apalagi gejolak di masyarakat.

Jokowi juga memasukkan anggota tim Prabowo-Gibran ke dalam kabinetnya dan mengakomodasi sebanyak mungkin program-program mereka dalam anggaran negara. Tentu saja, karena Gibran tidak berpartai, kebanyakan anggota tim yang masuk kabinet Jokowi sebagai wakil-wakil menteri tersebut merupakan 'orang-orang' Prabowo.

Arahan Presiden Jokowi berhasil menciptakan kondisi sosial dan politik yang relatif adem seperti sekarang. Fokus bangsa kini ialah menyukseskan pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wapres pada 20 Oktober mendatang.

Baca juga : Paket Insentif Pengganti Mudik

Situasi politik yang kondusif saat ini hendaknya terus dijaga dan itu menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Tinggalkan topik-topik perdebatan usang yang hanya mendatangkan mudarat terhadap soliditas kepemimpinan Prabowo-Gibran mendatang.

Persoalan bangsa ini masih menumpuk. Perekonomian tengah lesu. Pekerja masih terus dalam bayang-bayang PHK karena industri padat karya tidak bergairah. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang stagnan di kisaran 5% pun tidak cukup kuat untuk mewujudkan visi Indonesia maju pada 2045.

Korupsi masih begitu kuat mengakar dalam penyelenggaraan negara hingga di masyarakat. Dari skor 0 sampai 100, angka 0 berarti sangat korup dan 100 paling bersih, indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia hanya 34, atau ada di peringkat ke-115 di antara negara-negara di dunia. Dengan skor IPK tersebut, Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, Timor Leste, Vietnam, dan Thailand.

Tidak mudah bagi pemimpin negara mengatasi segala persoalan bangsa, apalagi tanpa kerja sama yang erat. Kita berharap, kalaupun ada ganjalan di antara Prabowo dan Gibran, keduanya dapat menyelesaikannya segera.

Rakyat membutuhkan pemimpin yang kompak mengarahkan gerak langkah bangsa, bukan yang jalan sendiri-sendiri. Jadikan pelantikan presiden dan wakil presiden mendatang sebagai tonggak teladan persatuan kepada rakyat untuk melangkah menuju Indonesia maju.

 



Berita Lainnya
  • Bersiap untuk Dunia yang Menggila

    23/6/2025 05:00

    ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.

  • Cegah Janji Palsu UU Perlindungan PRT

    21/6/2025 05:00

    PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.

  • Pisau Dapur Hakim Tipikor

    20/6/2025 05:00

    VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini

  • Menghadang Efek Domino Perang

    19/6/2025 05:00

    ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.

  • Jangan Memanipulasi Sejarah

    18/6/2025 05:00

    KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.

  • Jangan Gembos Hadapi Tannos

    17/6/2025 05:00

    GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).

  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.

  • Jangan Lengah Hadapi Covid-19

    05/6/2025 05:00

    DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.

  • Merawat Politik Kebangsaan

    04/6/2025 05:00

    PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.