Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJUMLAH tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Penyelamat Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat menyampaikan peringatan kepada Presiden Jokowi, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), TNI dan Polri agar menjaga proses demokrasi melalui penyelenggaraan Pemilu benar-benar berlangsung jujur dan adil (jurdil).
"Pemilu harus jurdil, menghasilkan suara rakyat, menghasilkan tokoh yang dipilih oleh rakyat, bukan melalui kecurangan atau konspirasi," kata Adhi Massardie, Jubir Gerakan Penyelamat Demokrasi dan Keadilan Rakyat, dalam konperensi pers di NAM Center, Kemayoran, Jakarta, Jumat (9/2/2024) sore.
Adhi Massardie yang mantan Jubir Presiden Abdurrahman Wahid, meminta pemerintah memperhatikan suara-suara yang disampaikan kalangan kampus, masyarakat sipil, tokoh-tokoh nasional, bahkan tokoh-tokoh agama terhadap pelaksanaan demokrasi di tanah air yang cenderung menyimpang.
Baca juga : Ketua Fourbes Minta Presiden, KPU, dan Bawaslu Jaga Netralitas dan Junjung Etika
Untuk itu, Adhi meminta meminta menghentikan dulu iklan 'Pemilu Damai' sebelum azas Jurdil betul-betul dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat.
Pemerintah Kelewatan
Terkait maraknya suara kerisauan dari kalangan kampus itu, mantan Menteri Sosiak (Mensos) Bachtiar Chamsyah mengatakan, kondisi saat ini seperti tahun 1966 saat Bung Karno yang saat itu sudah ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup akan jatuh.
Baca juga : Sivitas Akademika Unsoed Desak Jokowi Utamakan Kepentingan Negara
"Kondisi yang sama juga terjadi pada 1998 saat Pak Harto hampir-hampir seperti presiden seumur hidup," jelasnya.
"Kampus-kampus bergejolak itu artinya ada kondisi berbahaya bagi masa depan bangsa," tutur Bahtiar.
Sementara mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko menyoroti kekuasaan Presiden Jokowi yang kelewatan, mengatur perubahan konstitusi untuk mempertahankan kekuasaannya melalui pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres.
Baca juga : Guru Besar dan Dosen Unhas Minta Presiden Jokowi Berada di Koridor Demokrasi yang Benar
"Kami akan selamatkan demokrasi dan kedaulatan rakyat," tegas Soenarko seraya menambahkan, pihaknya akan melakukan segala cara untuk menegakkan kedaulatan rakyat.
Soenarko menyebut Jokowi tidak tahu malu jika tidak mendengar keprihatinan publik yang disampaikan kalangan kampus dan tokoh-tokoh masyarakat.
Adhi menambahkan, dirinya merasa akan ada 'goro-goro' atas sikap cuek Presiden Jokowi terhadap suara keprihatinan kalangan kampus, tokoh-tokoh nasional, dan para pemimpin agama.
Baca juga : Perkuat Kelembagaan Bawaslu Jakbar Siap Sukseskan Pemilu 2024
Jika terjadi sesuatu, Adhi Massardi mengingatkan tugas TNI dan Polri adalah mengamankan Presiden bukan kekuasaan.
"Kekuasaan itu milik rakyat, bukan Presiden atau Pemerintah," tegas Adhi .
Sejumlah tokoh hadir dalam kesempatan itu antara lain Ahmad Yani (Pengacara), Prof. Hafidz Abbas (mantan Ketua Komnas HAM), dan Syahganda Nainggolan (SMC), Edy Mulyadi (Aktivis), dan Hendry Harmen. (S-4)
Ki Hajar Dewantara: Pelopor pendidikan Indonesia. Biografi lengkap, perjuangan, dan warisan abadi bagi kemajuan bangsa.
BJ Habibie: Visioner teknologi, Bapak Bangsa Indonesia. Kisah hidup inspiratif, kontribusi, dan warisan abadi.
Cut Nyak Dien: Singa Betina Aceh, pahlawan wanita gigih. Kisah perjuangan, semangat membara, dan warisan abadi melawan penjajah.
Telusuri biografi Ir. Soekarno: arsitek kemerdekaan, orator ulung, dan Bapak Bangsa Indonesia. Kisah inspiratif sang proklamator!
Kisah heroik Bung Tomo: orator ulung, simbol perlawanan Surabaya. Telusuri biografi lengkap pahlawan kemerdekaan Indonesia ini!
Telusuri sejarah & peran penting organisasi pergerakan nasional. Pelajari dampaknya bagi kemerdekaan Indonesia!
Dalam konteks Indonesia, kebijakan publik sering kali menjadi paradoks yang menyakitkan, alih-alih menyelesaikan masalah justru melahirkan konflik baru.
KETUA Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, menegaskan bahwa hak politik Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai warga negara dilindungi oleh undang-undang.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
PPP yang melirik figur di luar partai untuk jadi ketum juga imbas tidak berjalannya kaderisasi. Figur di luar partai yang berduit juga diperlukan untuk kebutuhan partai.
"Dari segi teoretis dan data empiris, pemilu yang baru dilaksanakan ini justru merugikan kualitas demokrasi."
MANTAN Presiden Universitas Harvard, Drew Gilpin Faust, mengajak masyarakat Amerika untuk angkat suara dalam membela nilai-nilai fundamental.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved