Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TULISAN besar itu terpampang di Auditorium Universitas Airlangga, Surabaya. Pesan itu tidak hanya pantas jadi pegangan sivitas akademika Unair, tapi juga harus jadi pegangan seluruh warga bangsa. Kita harus berupaya mencapai keunggulan, bahkan kesempurnaan. Akan tetapi, hal itu jangan dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Kita harus mencapai keunggulan dengan moralitas.
Semua orang pasti ingin menggapai kehidupan lebih baik. Bagi sebagian orang, kehidupan yang lebih baik diukur dengan materi. Namun, tak sedikit kekayaan yang didapat dengan menabrak norma. Demi mendapatkan materi, harus dengan korupsi pun jadi.
Ketamakan bahkan kerap ditampilkan dengan tidak mau berbagi. Mereka menyembunyikan sebagian harta karena tidak mau membayar pajak. Kalau perlu membuka perusahaan cangkang di luar negeri agar bisa mengamuflase harta yang dimilikinya. Di era globalisasi, tentu boleh kita membuka perusahaan di luar negeri. Kita harus menjadi pemain global dan bahkan menjadi pemenangnya. Namun, perusahaan di luar negeri merupakan alat untuk membangun negeri kita tercinta.
Kita perlu mencontoh bangsa ras kuning. Bangsa Jepang, Korea, dan Tiongkok melanglang buana untuk membesarkan perusahaan. Namun, sikap itu disertai kecintaan kepada negara. Hasil kerja keras di luar negeri dibawa pulang untuk memajukan negeri.
Kita pantas belajar tentang kecintaan kepada negara seperti bangsa Jepang. Sebanyak 55% produk industri mereka dikonsumsi bangsa Jepang sendiri. Bahkan ketika tingkat suku bunga simpanan negatif, mereka tidak berbondong-bondong membawa uang mereka ke luar Jepang.
Semua memang tidak terjadi dengan sendirinya. Negara hadir untuk mengajarkan arti kecintaan kepada negeri. Tidak perlu dengan teori muluk-muluk, tetapi dengan contoh nyata. Pemimpin menjadi orang pertama yang mencontohkan kecintaan kepada negara. Apakah semua pemimpin di sana seperti malaikat? Tidak. We are no angels, tidak ada malaikat di antara kita. Tentu ada juga pejabat yang memikirkan dirinya sendiri. Akan tetapi, kalau diketahui bersikap selfish, ia akan malu dan langsung mengundurkan diri.
Kita sangat merindukan kondisi seperti itu. Bangsa ini akan maju dan besar kalau seluruh warganya memiliki kecintaan kepada negeri. Ia bekerja membanting tulang bukan hanya untuk diri dan keluarga, melainkan juga untuk negara. Teringat apa yang ditanamkan Presiden John F Kennedy kepada bangsa Amerika, “Jangan tanya apa yang bisa negara berikan untukmu, tapi tanya apa yang bisa engkau berikan kepada negara.”
Di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, kita butuh sikap nasionalisme. Kita butuh hadirnya pemimpin yang bisa menjadi teladan. Pemimpin yang memiliki sikap tegas, mau bekerja keras, selalu bekerja untuk rakyat, penuh kejujuran, dan dengan tutur kata yang santun.
Excellence with morality harus menjadi sikap bangsa ini. Gerakan ini harus digelindingkan kembali. Moralitas harus menjadi pegangan kita. Sudah sejak lama tokoh seperti Syafii Maarif menyuarakan pentingnya hal tersebut. Segala upaya yang kita lakukan, termasuk untuk meminta warga bangsa ini membawa pulang uang yang disimpan di luar negeri, tidak akan ada artinya tanpa ada kesadaran akan tanggung jawabnya kepada bangsa dan negara.
Sebagai bangsa yang memegang falsafah gotong royong, kita tidak boleh bisa tidur ketika masih ada tetangga yang menangis karena lapar. Kini kita butuh kebersamaan itu.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved