Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Koperasi dan Barca

24/5/2025 05:00
Koperasi dan Barca
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat. Begitu pula seyogianya koperasi. Barca ialah kolektivitas dan kedaulatan rakyat karena klub itu dimiliki para socios, dengan satu orang satu suara. Tidak ada oligarki di balik layar.

Barca bertolak belakang dengan Real Madrid, seteru abadi mereka. Klub ibu kota Spanyol itu kerap dilambangkan sebagai kekuasaan dan patronase. Klub dengan Florentino Perez sebagai presiden itu klub elite, yang dalam sejarahnya bahkan pernah didukung rezim diktator Franco.

Karena itu, bagi sebagian pecinta Barca, kemenangan Lamine Yamal dan kawan-kawan atas Madrid kerap diimajinasikan sebagai kemenangan rakyat atas kekuasaan. Ia kemenangan orang banyak (imajinasi kolektif) atas struktur kuasa yang mapan. Ia sebentuk harapan bahwa kemenangan tidak memerlukan komplotan, tidak butuh oligarki. Ia semacam penegasan bahwa kekuasaan bisa didistribusikan.

Kemenangan Barca, oleh sebagian pecinta mereka, dimaknai sebagai bentuk 'mencegah demokrasi patronase berbasis oligarki'. Dalam gambaran besar ideologi ekonomi, kemenangan itu seperti kesuksesan untuk tidak takluk atas hegemoni kapitalisme. Barca, yang digerakkan socios, menolak takluk oleh los galacticos yang dibentuk kuasa modal.

Dengan demikian, seperti itulah koperasi. Ibarat tokoh penyeru, ia serupa Marx, Gramsci, Paulo Freire, Gunnar Myrdal, Tan Malaka, terutama Bung Hatta. Koperasi kerap dianggap, mestinya, sebagai 'penantang serius' kapitalisme. Itu disebabkan koperasi bukan lahir dari rahim kekuasaan, oligarki, atau pemilik modal.

Semestinya, dengan spirit seperti itu, koperasi bisa menjadi andalan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Namun, sayang, dalam praktiknya, sistem koperasi banyak yang tidak berkembang. Bahkan, di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, koperasi kerap dicap menyusahkan masyarakat. Kasus Koperasi Indosurya, misalnya, malah mengeruk uang nasabah sebesar Rp106 triliun, tanpa berimbas pada kekuatan dan kelangsungan ekonomi anggota mereka.

Koperasi sebetulnya mampu untuk berkembang menjadi besar. Bila spirit mereka sama, ideologi gerakan mereka serupa, dan aksi antara anggota dan pengurus mereka sinergis, koperasi benar-benar bisa menjadi penantang serius dan cara ampuh mewujudkan pemerataan ekonomi.

Di dunia, kita bisa menengok Koperasi Mondragon sebagai inspirasi. Aset Koperasi Mondragon mencapai lebih dari 33 miliar euro, atau hampir sekitar Rp600 triliun. Mondragon mempekerjakan 85 ribu orang, memproduksi berbagai barang konsumsi dan barang modal, serta memiliki pendapatan tahunan hampir 15 miliar euro, atau nyaris Rp200 triliun.

Koperasi itu terdiri dari hampir 100 koperasi pekerja, dengan 141 pabrik di 37 negara, dan 53 bisnis komersial serta pemasaran di 150 negara. Mondragon ialah koperasi pekerja yang didirikan pada 14 April 1956 di Kota Mondragon, Spanyol, atas inisiatif pastor bernama Jose Maria Arizmendiarrieta. Karena pilihan gerakan ekonominya koperasi, asas kekeluargaan dan kerja sama pun didahulukan.

Sejak awal berdiri, Mondragon sangat menekankan kedua asas itu. Asas itu terlihat pada kebijakan dan sikap para pengurus dan anggota mereka. Tidak seperti perusahaan dan koperasi lain, kekuasaan di tubuh Mondragon tidak lewat jumlah saham, tetapi berdasarkan suara para anggota atau pekerja. Akibatnya, jika ingin membuat kebijakan baru di bidang strategis dan gaji, misalnya, 80 ribu pengurus akan dimintai suara satu per satu. Persis seperti Barcelona dengan socios mereka.

Memang lama, tetapi itu berguna untuk menyerap seluruh masukan agar tidak ada yang tidak disenangi. Nick Rome dalam tulisan berjudul How Mondragon Became the World's Largest Co-Op (2022) di The New Yorker menyebut tidak ada kekuasaan tunggal di tubuh Mondragon.

Semuanya sama rata dan sama rasa. Pekerja menganggap diri mereka ialah bos, dan bos menganggap diri mereka juga pekerja. Artinya mereka sama-sama paham fungsi kerja masing-masing sehingga tidak ada kesenjangan di antara keduanya.

Di negeri ini, jumlah koperasi sangat banyak. Jumlah koperasi yang aktif pada 2024 lebih dari 131 ribu unit. Satu dekade lalu, bahkan hampir 210 ribu. Dari total koperasi yang aktif tersebut, Kementerian Koperasi mencatat bahwa nilai keseluruhan aset mencapai Rp254,7 triliun, alias sepertiga aset Koperasi Mondrago. Namun, dari ratusan ribu koperasi itu, kurang dari 30% yang bergerak di sektor riil. Lebih dari 70% bergerak di bidang simpan pinjam.

Dengan kondisi seperti itu, masih jauh panggang dari api kita membayangkan koperasi di negeri ini bisa menyerupai Mondrago, bisa seperti Barcelona, atau sesuai dengan cita-cita Bung Hatta. Koperasi masih jadi ajang berebut akses modal. Kepentingan elite masih dirasakan ketimbang kepentingan para anggota.

Apakah pembentukan 80 ribu koperasi merah putih yang diinisiasi pemerintah bisa menjawab tantangan itu? Sayangnya, pembentukan koperasi merah putih itu dari atas, dari kekuasaan. Ia bukan gerakan dari rakyat. Ia jelas bukan Barca yang ditentukan socios, bukan pula sejenis Koperasi Mondrago, yang diinisiasi dan digerakkan dari bawah, tanpa campur tangan kekuasaan.



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.