Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Preman Berkerah Putih

16/5/2025 05:00
Preman Berkerah Putih
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DI kolom ini, beberapa waktu lalu, saya pernah menulis soal fenomena 'tukang peras' di Indonesia. Ketika itu, yang menjadi topik utamanya ialah kelakuan banyak aparatur negara yang tak ubahnya preman, gemar memeras atau memalak masyarakat.

Bahkan dari contoh yang disajikan, para aparatur itu tidak hanya tega memalak rakyat sendiri, tapi juga tega mempermalukan negara karena warga negara asing pun ikut mereka peras. Itulah yang dilakukan sejumlah polisi terhadap warga negara Malaysia yang datang menonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di Kemayoran, Jakarta, misalnya.

Begitu pun yang dilakukan petugas imigrasi kepada warga negara Tiongkok di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, awal tahun ini. Sampai-sampai Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia protes dan mengirimkan surat 'aduan' ke Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Kini, setelah membaca kehebohan berita tentang sejumlah pengusaha yang diduga pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun tanpa tender ke perusahaan kontraktor asal Tiongkok di proyek pabrik kimia di Banten, kiranya penjabaran topik di tulisan saya tersebut belumlah lengkap.

Rupanya tak cuma preman beneran dan aparat berkelakuan preman yang suka memalak, tapi juga ada pengusaha yang hobi meminta-minta proyek dengan gaya preman. Kalau dulu kita sering mendengar istilah 'maling kerah putih' untuk menyebut para koruptor, mungkin yang sekarang ini bisa diistilahkan dengan 'preman kerah putih'.

Meskipun berkerah putih, mungkin berdasi, berpakaian rapi, mereka tak kalah galak dengan preman betulan. Nyali mereka juga besar. Buktinya mereka berani memalak proyek pembangunan pabrik milik PT Chandra Asri Alkali, anak usaha Chandra Asri Group, yang sesungguhnya termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN) yang perpresnya diteken Presiden Prabowo, Februari 2025. Sangar, bukan?

Sayangnya, nyali gede itu tidak diimbangi isi otak yang penuh. Bisa-bisanya mereka memaksa dilibatkan dalam proyek tersebut sebagai vendor atau subkontraktor, tanpa tender. Padahal nilai proyek yang mereka minta mencapai Rp5 triliun dan saya yakin para pengusaha itu sebetulnya paham aturan tak memungkinkan hal itu. Ngawurnya, ngaco-nya sudah di luar nalar.

Perilaku itu bisa pula dikategorikan sebagai tindakan yang memalukan negara karena yang menjadi korban dalam kasus itu ialah pihak (perusahaan atau investor) asing. Suka tidak suka, negara ikut menanggung malu atas laku lancung mereka.

Akan tetapi, yang lebih berbahaya ialah dampaknya terhadap iklim investasi di Indonesia. Kita tahu, dalam memilih tujuan investasi, setiap investor memiliki banyak pertimbangan. Mulai kepastian hukum, kebijakan ekonomi, kondisi infrastruktur, faktor ketenagakerjaan, hingga soal keamanan dan kenyamanan berinvestasi.

Hingga saat ini, pemerintah, harus diakui, masih kepayahan mengejar faktor-faktor penarik investor tersebut. Itu makanya sampai saat ini di mata investor global Indonesia tak terlalu menarik atensi. Kalau kita lihat data Bank Dunia, investasi asing (foreign direct investment) yang masuk ke Indonesia 2019-2023 kalah dari Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Artinya, pemodal masih lebih melirik ketiga negara itu ketimbang Indonesia.

Dalam situasi seperti itu, eh, kok ya praktik pemalakan, pengancaman, intimidasi, dan semacamnya justru makin marak terjadi. Tindakan yang kerap dilakukan preman akamsi (anak kampung sini), ormas, pejabat pemerintah, aparat penegak hukum, dan kini juga oleh pengusaha lokal itu menyebabkan nilai daya tarik investasi Indonesia kian menciut.

Bayangkan saja, bagaimana pemodal akan merasa aman dan nyaman menanamkan investasi kalau teror palak terus-terusan mereka terima dari berbagai sisi? Bagaimana mereka tidak berpikir dua kali untuk berinvestasi di Indonesia kalau belum-belum sudah disodori proposal oleh pihak yang meminta jatah proyek atau sekadar meminta 'uang keamanan'?

Jika dibiarkan, teror seperti itu bahkan dikhawatirkan bisa menjadi bom waktu yang pada saatnya nanti bakal menghancurkan mimpi Indonesia menjadi negara tujuan investasi utama dunia. Karena itu, tindakan cepat mesti dilakukan pemerintah agar guliran persoalan itu tidak makin membesar dan membuat investor semakin takut datang ke Indonesia.

Lantas, cukupkah meredam masalah itu dengan tindakan pemidanaan terhadap pelaku pemalakan? Mestinya, sih, tidak cukup. Pemidanaan memang perlu dan mesti dilakukan untuk memberikan efek jera dan menciptakan kepastian hukum.

Namun, dalam perspektif yang kritis, kita juga perlu memandang bahwa, boleh jadi, kian maraknya pemalakan dan pemerasan belakangan ini berkorelasi erat dengan kondisi perekonomian masyarakat yang memang tengah compang-camping setelah dicabik situasi ekonomi yang pahit.

Mereka terdesak secara ekonomi sehingga tak segan menggunakan cara-cara culas untuk lepas dari keterdesakan itu. Termasuk para preman kerah putih tadi, bisa jadi karena mereka ingin menyelamatkan perusahaan dan karyawan, mereka menempuh jalan meminta-meminta proyek kepada pemodal besar dengan cara yang tak seharusnya.

Karena itu, penyelesaiannya juga tak bisa dilakukan hanya dari satu sisi atau sepotong-potong. Mesti dari berbagai sisi. Holistis. Ini ujian buat pemerintah yang selama ini cuma kerap mengglorifikasi jargon kemudahan berusaha, tapi eksekusinya di lapangan 'nyaris tak terdengar'.

 



Berita Lainnya
  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam