Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Harta, Takhta, Lisa

03/4/2025 05:00
Harta, Takhta, Lisa
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

JUDUL di atas saya kutip dari status teman di aplikasi Facebook. Tidak dijelaskan apa yang dia maksud, tapi tidak sulit untuk menebaknya. Kiranya ia terkait dengan dugaan skandal yang tengah menghantam salah satu tokoh nasional, Ridwan Kamil.

Kang Emil, begitu Ridwan Kamil disapa, tengah diterpa persoalan superberat. Nama RK, demikian sapaan lainnya, ada dalam pusaran kasus dugaan korupsi Bank Jabar Banten. Kediamannya digeledah oleh penyidik KPK beberapa waktu lalu dan dia akan diperiksa setelah Lebaran ini.

Belum selesai ujian itu, masalah lain yang barang kali jauh lebih membuat pusing kepala datang. RK tersandung dugaan perselingkuhan dengan selebgram bernama Lisa Mariana. Ihwal memalukan itu dibeberkan sendiri oleh Lisa di akun media sosialnya. Dia mengaku punya hubungan gelap dengan RK, bahkan hubungan terlarang yang sudah berlangsung sejak empat tahun silam itu membuahkan seorang anak perempuan.

Kenapa Lisa mengumbar aib tersebut? Katanya, sih, karena Kang Emil susah dihubungi, jarang merespons pesan-pesannya lagi, sejak dia hamil. Dia speak up lantaran hingga kini tak ada penyelesaian. Dia nekat membongkar kisah yang bikin jengah sebab tak lagi diberi nafkah. Sekali lagi, semua itu kata Lisa, versi dia. Faktanya? Masih menjadi tanda tanya.

Bagaimana dengan Kang Emil? Dia bilang, masalah itu sebenarnya sudah terjadi empat tahun lalu dan telah diselesaikan. Dia membantah mentah-mentah klaim Lisa yang memiliki anak darinya. Dia menegaskan semua itu merupakan fitnah keji bermotif ekonomi yang didaur ulang. RK mengaku memang pernah bertemu dengan Lisa, tapi hanya sekali, cuma untuk urusan bantuan kuliah. Benarkah? Itu juga masih menjadi tanda tanya.

Punya affair dengan perempuan, dengan lawan jenis, jelas perbuatan tunaetika, melanggar moral. Tiada pemakluman untuk itu. Apalagi jika yang melakukan pejabat, pengelola negara, yang wajib menaruh integritas dan moralitas di tempat utama.

RK saat ini bukan pejabat. Akan tetapi, dia merupakan salah satu tokoh papan atas, kader potensial Partai Golkar. Saking potensialnya, oleh mereka yang berkuasa dia diusung sebagai cagub dalam Pilkada Jakarta 2024, tapi kalah.

Apalagi kalau pernyataan Lisa betul bahwa hubungan terlarangnya terjadi sejak empat tahun lalu, berarti ketika itu Kang Emil masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Berarti, sekali lagi, kalau perselingkuhan itu benar terjadi, dia telah melakukan pelanggaran etika dan moral luar biasa.

Maka itu, lumrah, sangat lumrah, jika publik menumpahkan atensi. Wajar, amat wajar, kalau masyarakat rajin mengikuti perkembangan kasusnya, tak sabar menunggu ending-nya. Ini bukan sekadar infotainment, bukan cuma sekelas gosip para pesohor, melainkan ada urusan kepublikan di dalamnya. RK ialah tokoh publik, mantan pejabat publik, malah seorang pejabat publik jika kronologi versi Lisa benar adanya.

Ada pitutur luhur mengingatkan agar senantiasa tidak tergoda, tergiur, apalagi terjebak 'tiga ta': harta, takhta, dan wanita. Bukan berarti wanita biang masalah, bukan hendak menyudutkan kaum perempuan, melainkan memang tak jarang tokoh, pejabat, penyelenggara negara yang kebetulan laki-laki hancur karenanya. Sama halnya harta dan kuasa, kalau syahwat kelewat tinggi, orang mudah lupa diri, tak peduli dengan etika, masa bodo dengan moral.

Banyak contoh perihal itu. Pada 1961, Sekretaris Negara untuk Perang Inggris John Profumo kedapatan selingkuh dengan Christine Keeler. Sang perempuan bukan sembarangan. Dia mata-mata Rusia yang menyamar sebagai gadis panggung. Maka itu, tak terbayangkan betapa hebohnya skandal the Profumo affair itu. Rakyat Inggris berang. Profumo dipaksa lengser.

Skandal perselingkuhan juga pernah menggemparkan Amerika. Pelakunya ialah Presiden Bill Clinton dan Monica Lewinsky, pekerja magang di Gedung Putih pada 1995-1997. Konsekuensinya, Clinton yang tadinya membantah affair itu coba dimakzulkan karena dianggap melanggar konstitusi sebab telah memberikan keterangan palsu di bawah sumpah.

Di sini, di negeri ini, berselingkuh atau semena-mena kepada wanita juga dilakukan pejabat. Belum hilang dari ingatan, misalnya, ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat itu, Hasyim Asyari, oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dinyatakan bersalah melakukan asusila terhadap CAT dan dipecat. CAT ialah anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri Den Haag, Belanda. Peristiwanya terjadi pada 3 Oktober 2023.

Akahkah Kang Emil juga akan menorehkan catatan kelam lantaran laku nanmemalukan? Pengakuan Lisa belum tentu benar, tapi juga belum pasti salah. Kurang ajar betul dia kalau apa yang disampaikan mengada-ada. Konyol nian dia jika asal mengumbar cerita. Blak-blakan menjadi kekasih gelap seorang tokoh bahkan sampai punya anak ialah pengakuan tak main-main.

Berani tes DNA untuk membuktikan siapa ayah biologis sang anak ialah tantangan tak sembarangan. Jika tak sesuai dengan fakta, ia menjadi fitnah tiada tara.

Kang Emil, jika Lisa ngawur, tuntut saja dia secara hukum. Biar tahu rasa dia. Orang seperti itu tak boleh dibiarkan berbuat semaunya. Jika mengada-ada, dia sudah menyiramkan jelaga ke wajah Akang yang sebelumnya lekat dengan image pejabat penjunjung moral dan etika, suami yang setia.

Sebaliknya, jika Lisa benar, ada baiknya Akang mengiyakan, mengaku khilaf, meminta maaf, lalu bertanggung jawab terhadap sang anak. Semoga ia menjadi pengingat bagi para pejabat untuk tak lagi mempertontonkan kepada rakyat cerita buruk soal harta, takhta, dan wanita. Cukup sudah lakon harta, takhta, Lisa.

 



Berita Lainnya
  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.