Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Malaysia dan Pusat Data

26/3/2025 05:00
Malaysia dan Pusat Data
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BAGI sebagian besar masyarakat Indonesia, negeri serumpun Malaysia hampir selalu memantik cemburu. Apalagi bila ihwal yang dipersaingkan itu di lapangan sepak bola dan budaya. Bila dua hal itu yang dibahas, otot dan urat leher pun siap diadu.

Kini, daftar urusan yang membuat cemburu masyarakat di negeri ini atas negeri jiran tersebut makin bertambah. Apa itu? Soal investasi asing di bidang pusat data (data center)-lah yang jadi pemicunya. Baru-baru ini, pemerintah Malaysia menyebut mereka akan menambah tiga pusat data baru pada pertengahan tahun ini. Itu semua terjadi berkat masuknya investasi sebesar US$2,2 miliar (Rp36,3 triliun) dari Microsoft setahun lalu.

Direktur Pelaksana Microsoft Malaysia menjelaskan pusat data bernama Malaysia West Cloud itu akan ditempatkan di Kuala Lumpur. Itu mungkin bakal mulai beroperasi pada kuartal kedua 2025 ini. Pihak Microsoft tidak membuka informasi seberapa besar kapasitas pusat data yang dibangun di Malaysia itu.

Namun, yang jelas, Microsoft berinvestasi di Malaysia pada Mei tahun lalu untuk komitmen selama empat tahun. Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) tersebut berkomitmen memperluas layanan cloud dan kecerdasan buatan milik mereka di negara tetangga RI itu. Microsoft memperkirakan komitmen itu akan menghasilkan pendapatan US$10,9 miliar (Rp179,9 triliun). Selain itu, pembangunan tiga data center ditargetkan bakal menciptakan lebih dari 37 ribu lapangan kerja baru.

Jadi, itulah yang memantik cemburu. Sudah membawa dolar AS ke Malaysia, menyerap tenaga kerja pula. Selain itu, jumlah dan komitmen Microsoft di Malaysia tersebut jauh lebih besar daripada yang diberikan kepada Indonesia. Tahun lalu juga, Microsoft berinvestasi US$1,7 miliar (Rp28 triliun) dengan periode waktu yang sama di Indonesia. Angka itu sekitar Rp7 triliun lebih sedikit daripada yang digelontorkan ke Malaysia.

Microsoft berinvestasi di negeri ini untuk pembangunan infrastruktur cloud dan AI baru. Ada juga dukungan dana untuk komunitas developer Indonesia. Selain itu, investasi diperuntukkan melakukan pelatihan keterampilan AI bagi 840 ribu orang. Microsoft menyebut dana US$1,7 miliar menjadi yang terbesar dalam 29 tahun terakhir. Kendati begitu, tetap masih kalah jika dibandingkan dengan jumlah dana yang diinvestasikan ke Malaysia.

Namun, melulu cemburu buta lalu marah-marah dan menuangkannya dengan selalu menuding Malaysia sebagai 'pengekor Indonesia', 'pembuat klaim budaya dan temuan Indonesia', dan sejenisnya ialah langkah kekanak-kanakan. Negeri ini mesti mengakui bahwa Malaysia memang menjadi salah satu negara yang paling cepat merespons popularitas teknologi kecerdasan buatan alias akal imitasi (AI), terutama dari sektor pembangunan infrastruktur pusat data.

Pemerintah Malaysia secara agresif memang sudah memusatkan wilayah Johor sebagai sarang pusat data AI untuk memenuhi kebutuhan yang membeludak akan penyimpanan, pengelolaan, dan pelatihan sistem AI. Padahal, empat tahun lalu Johor merupakan lahan yang diperuntukkan industri perkebunan kelapa sawit. Kini, berjarak sekitar 169 kilometer dari pohon-pohon tropis tersebut, dibangun gedung-gedung pusat data yang membentuk proyek konstruksi AI terbesar di dunia.

Malaysia sadar sesadar-sadarnya bahwa ekonomi ekstraktif yang mengandalkan kebun sawit akan memukul mundur negeri yang sedikit lagi keluar dari 'jebakan negara berpenghasilan menengah' itu. Negeri yang kini dipimpin Anwar Ibrahim itu memutar haluan ke ekonomi kreatif dan inklusif berbasis inovasi dan teknologi.

Karena itu, kita saksikan perusahaan asing berbondong-bondong menyasar Johor dan kota-kota di Malaysia pada umumnya untuk berinvestasi pusat data. Selain Microsoft, perusahaan lainnya yang sudah berkomitmen untuk investasi membangun data center di Malaysia ialah Bytedance, Google, Oracle, dan Blackstone. Alasan asing ramai-ramai menyerbu Malaysia ialah kebutuhan yang membeludak dari raksasa teknologi untuk melatih chatbot, mengembangkan mobil tanpa awak, serta adopsi teknologi AI lainnya secepat mungkin.

Untuk mengakomodasi kebutuhan itu, mereka membutuhkan pusat data yang mencakup ribuan cip komputer. Infrastruktur itu membutuhkan kapasitas listrik yang besar dan sumber daya air memadai untuk pendinginan. Selama ini, Virginia Utara, Amerika Serikat, dikenal sebagai pasar data center terbesar di dunia karena kapasitas listrik, lahan, dan air yang mumpuni. Namun, semakin ke sini, suplainya makin menipis.

Para raksasa teknologi juga tak bisa mengandalkan satu lokasi saja di AS untuk membangun data center yang banyak. Karena itu, mereka melirik wilayah lain yang juga menyediakan lahan, listrik, dan air dalam skala besar. Setelah menyadari kian besarnya kebutuhan itu, Malaysia merespons sangat cepat layaknya kecepatan teknologi itu.

Johor pun memiliki daya tarik para raksasa teknologi karena mampu mengakomodasi semua kebutuhan itu. Selain itu, hubungan baik Malaysia dengan AS dan Tiongkok membuat raksasa teknologi itu merasa nyaman. Kondisi itu bermakna memperkecil risiko politik yang potensial muncul untuk perusahaan-perusahaan yang hendak berinvestasi.

Hal penting lainnya yang membuat asing berbondong-bondong ke Malaysia ialah lokasi negeri itu yang dekat dengan perbatasan Singapura, yakni jalur kabel internet bawah laut paling padat di dunia. Pengembangan fasilitas di Johor diyakini tak hanya untuk melayani Malaysia, tapi juga disalurkan untuk kebutuhan AI secara global.

Saat Malaysia kian rajin berucap ahlan wa sahlan kepada para investor raksasa teknologi untuk membangun pusat data, di negeri ini para pengusaha banyak yang menggerutu karena terus-terusan dikutip ini dan itu. Apalagi bila yang mengutip itu para preman, baik yang berpakaian bebas maupun yang berseragam. Jangan-jangan, nanti ada yang mulutnya berteriak go to hell will your aid, padahal nyatanya perut anak bangsa masih sangat membutuhkannya.

 

 



Berita Lainnya
  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik