Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
SIAPA yang ingin memisahkan Prabowo dengan Jokowi? Pertanyaan itu mengemuka hari-hari ini. Pertanyaan itu dipicu pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa ada yang mau memisahkan dirinya dengan sang mantan presiden.
Dalam sambutannya pada pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2), Prabowo menumpahkan isi hatinya. Curhat, begitu anak muda sekarang bilang. Banyak yang disampaikan, termasuk hubungannya dengan Jokowi. Dia kembali berterus terang, tak malu untuk mengaku berguru soal politik kepada Jokowi.
Prabowo juga menegaskan posisinya terhadap Jokowi. Dia membela Jokowi. Dia menyebut terkadang orang yang sudah tidak berkuasa lalu dikuyo-kuyo, dijelek-jelekkan. Dia minta semua dihormati. Belakangan, Pak Jokowi menjadi sasaran kemarahan sebagian rakyat. Seruan 'adili Jokowi' menggema di sudut-sudut negeri. Lewat grafiti dan spanduk, melalui demonstrasi, via petisi dan tagar di media sosial.
Belum cukup, Prabowo menyoal lagi para pihak yang hendak memisahkan dirinya dengan Jokowi. “Ada yang sekarang mau memisahkan saya dengan Pak Jokowi. Lucu juga, untuk bahan ketawa boleh, tapi kita jangan ikut pecah belah,'' begitu ucapnya.
Baginya, upaya tersebut tidak patut. Dia menyebut yang melakukan ialah mereka yang tidak suka Indonesia. Tidak dijelaskan, apakah mereka orang Indonesia, dari mancanegara, atau dua-duanya. Dia meminta semua itu tidak usah dihiraukan.
Begitulah, setidaknya di panggung depan, Prabowo kiranya sudah sehati dengan Jokowi. Dia ogah berpisah, menolak dipisahkan. Kalau dianalogikan sebagai pasangan, Prabowo sudah bucin. Selaras dengan refrain lagu Jangan Pisahkan karya Dadang S Manaf. 'Jangan pisahkan... Aku dan dia... Tuhan tolonglah... Ku cinta dia... Biarkan kami tetap bersama... Di dalam suka dan duka...'.
Kembali ke pertanyaan awal, memangnya ada yang ingin memisahkan Prabowo dengan Jokowi? Jawabnya: ada. Banyak. Nawaitu dan motivasi agar kedua tokoh segera bersimpang jalan, supaya Pak Prabowo segera meninggalkan Pak Jokowi, juga beragam.
Di antara mereka ialah yang sakit hati terhadap Jokowi. Mereka tak mau Prabowo terus menyatu dengan Jokowi. Tanpa Prabowo yang kini mengendalikan segala sumber daya dan aparat negara, Jokowi diyakini akan kehilangan kekuatan. Kelompok itu bisa datang dari baik partai politik maupun perorangan. Utamanya mereka yang merasa dikhianati Jokowi.
Kelompok lainnya ialah yang kecewa karena kalah dalam kompetisi. Publik mengerti, di Pilpres 2024, Jokowi tak netral. Saat masih menjabat presiden, ketika menjadi pengampu kekuasaan yang luar biasa, dia terang-terangan mendukung Prabowo yang berpasangan dengan putra mbarepnya, Gibran Rakabuming Raka.
Siapa lagi yang ingin Prabowo berpisah dengan Jokowi? Mereka yang mencintai Prabowo, yang berharap banyak kepada Prabowo sekalipun di pilpres lalu tak memilih Prabowo. Mereka ingin Prabowo menjadi presiden seutuhnya. Bukan presiden setengah utuh.
Mereka termasuk yang selama ini oposan terhadap Jokowi, bukan semata sebagai pribadi, melainkan lebih karena posisi Jokowi sebagai pemimpin bangsa. Pemimpin yang dinilai sudah menyebabkan banyak kerusakan dan meninggalkan beragam permasalahan. Pemimpin yang dianggap telah membuat demokrasi sakit, juga membangun dinasti politik. Bahkan, pemimpin yang dituding terlibat korupsi.
Salahkah mereka menginginkan Prabowo berpisah dengan Jokowi? Boleh-boleh saja. Terlebih jika keinginan itu dilatari kehendak agar Prabowo menjadi presiden yang sesungguhnya. Bukan presiden yang berada di bawah bayang-bayang Jokowi karena tersandera oleh utang budi. Tak baik jika presiden terpengaruh oleh kekuatan lain. Tak bagus jika di sebuah negara, apalagi sebesar Indonesia, ada matahari ganda.
Presiden menghormati mantan presiden ialah sikap yang terpuji. Di antara mereka tidak boleh ada dendam, memutus hubungan, menarik garis pemisah. Ihwal itu, Prabowo patut diapresiasi. Akan tetapi, merawat silaturahim pribadi tak berarti menyatu sebagai pengendali kekuasaan.
Pak Prabowo, mereka yang ingin Bapak berpisah dengan Pak Jokowi bukan tak cinta Indonesia. Mereka justru sangat cinta, kelewat sayang, sehingga tak rela jika negeri ini salah pengelolaan. Mereka bukan hendak memecah belah, melakukan politik divide et impera, seperti halnya penjajah. Mereka tidak sedang mengadu domba. Mereka, seperti salah satu cicitan di kanal X, justru ingin Bapak tidak menjadi domba, tapi secepatnya unjuk diri sebagai singa.
Pak Presiden, tidak ada yang meng-kuyo-kuyo Jokowi. Meng-kuyo-kuyo, menzalimi, hanya bisa dilakukan terhadap rakyat jelata, orang tak berpunya. Bukan kepada yang punya kuasa, yang anaknya menjabat wakil presiden, yang menantunya menjadi gubernur.
Kalau sebagian rakyat menuntut Pak Jokowi diadili, anggap saja itu bagian dari kebebasan ekspresi. Bukankah dulu Bung Karno dan Pak Harto juga mendapat perlakuan serupa setelah lengser? Pak Jokowi belum tentu bersalah, belum pasti korupsi, tapi mantan presiden sekalipun tak selalu benar. Bahkan, di Korea Selatan, lima dari tujuh eks orang nomor satu menjadi pesakitan.
Biarkan sejarah yang menentukan, Pak Prabowo. Satu lagi, maaf, kiranya Bapak tak perlu lagi sering-sering curhat karena yang terus ditunggu rakyat ialah gebrakan nyata.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved