Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kampus Pilu

08/10/2024 05:00
Kampus Pilu
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SUASANA duka menyelimuti sebuah kampus ternama di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (5/10). Seorang mahasiswi ditemukan tewas di pelataran Gedung M Kampus 1. Korban berinisial E, 18, itu diduga tewas setelah melompat dari lantai 6 gedung kampus tersebut.

Tak hanya sivitas akademika kampus itu yang berduka. Kita pun berduka sekaligus miris dan bertanya-tanya, kenapa kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa terjadi bertubi-tubi dalam tiga tahun terakhir.

Kiranya patut kita merenung, apa yang terjadi pada mahasiswa kita, generasi yang tengah mengenyam pendidikan tinggi. Benarkah mereka yang merupakan bagian dari Zoomers (8-23), generasi yang lahir di era internet yang pesat, disebut pula strawberry generation, dilanda kesehatan mental yang buruk?

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Secara umum tingkat bunuh diri di Tanah Air sangat mencemaskan.

Sejak Januari hingga 19 Agustus 2024, berdasarkan data Polri, kasus bunuh diri terbanyak keempat, yakni mencapai 849 kejadian.

Kasus gangguan ketertiban dalam masyarakat terbanyak ialah penemuan mayat dengan 3.184 kasus. Selanjutnya kebakaran, yakni 1.781 kasus, orang hilang dengan 1.019 kasus, dan kasus bunuh diri.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Setahun sebelumnya data Polri terkait dengan bunuh diri membuat kita tertegun. Pada periode 1 Januari-15 Desember 2023, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1.226 jiwa. Data tersebut melampaui kasus bunuh diri yang tercatat selama 2022, yakni 826 kasus.

Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab sejumlah mahasiswa mengakhiri nyawa mereka dengan sia-sia. Namun, apa pun penyebabnya, bisa ekonomi, sosial, perundungan, asmara, atau stres karena banyak tugas kuliah, mahasiswa membutuhkan penguatan mental.

Walakin, soal itu tidak bisa ujug-ujug. Proses itu harus dilakukan sejak dini dalam keluarga dan sekolah. Mental anak harus dididik kuat, tidak cengeng, tahan banting, alias tidak manja.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Mereka harus menghargai proses, tidak memburu hal-hal yang bersifat hasil (result oriented) sehingga mengambil jurus instan.

Nasi belum menjadi bubur. Semasa mahasiswa, pihak kampus masih memiliki waktu untuk menempa mental dan mengubah cara berpikir (mindset) mahasiswa. Mereka bukan lagi remaja yang masih perlu pengawasan dan bimbingan, melainkan individu yang perlu didorong agar mandiri untuk berpikir kritis, bersikap dewasa, dan bertindak secara bijak.

Penguatan mental dan mindset bisa dimulai sejak orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) tingkat kampus, fakultas, hingga jurusan. Hal itu bisa dilakukan dengan pola ceramah, diskusi, permainan, team work, dan olah kreativitas lainnya. Ospek ialah ajang kegiatan yang menggembirakan, bukan atraksi para senior tanpa isi yang memuakkan, menjengkelkan, dan menakutkan.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Menurut Pasal 5 ayat (a) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan tinggi bertujuan berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

Pendidikan di bangku kuliah harus menghargai proses, penalaran, komunikasi, problem solving, dan penguatan kerja sama tim. Meskipun mahasiswa emoh menjadi aktivis kampus, hal itu tak lantas membuat mereka menjadi 'kupu-kupu' alias ' kuliah pulang, kuliah pulang'.

Proses belajar-mengajar di ruang kelas yang mengacu kepada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, bisa membangkitkan kecerdasan emosi, sosial, dan intelektualitas mereka.

Namun, semuanya bermuara pada kemampuan dosen dalam mengorkestrasi pembelajaran yang menyenangkan. Dosen tidak boleh lagi mengajar asal-asalan, asal menggugurkan kewajiban, tanpa mampu mengelaborasi materi yang disampaikannya.

Dosen ala kadarnya, ala kadar secara keilmuan dan tanggung jawab, sering kali membuat mahasiswa menjadi korban. Mahasiswa tidak tahu makna sesungguhnya dari tugas yang diberikan dosen. Akhirnya, mahasiswa mengambil jurus instan dengan meminta bantuan kecerdasan buatan (Chat-GPT).

Kehangatan di ruang kelas yang dibangun dosen berangkat dari komunikasi yang efektif dan menyenangkan. Bila setiap dosen mampu menghangatkan suasana dalam kelas yang menyenangkan dan mencerahkan, itu akan memengaruhi atmosfer kampus setempat, bahkan energi positifnya bisa terbawa ke rumah dan lingkungan pergaulan.

Alhasil, mahasiswa akan merasa nyaman belajar dan bersosialisasi di kampus tersebut. Ia bukan mahluk asing atau merasa sendirian, kesepian, di tengah hiruk pikuk canda tawa rekan-rekan mereka di kampus. Mereka tidak melulu bergumul dengan gawai untuk menepis FOMO alias fear of missing out.

Dengan komunikasi yang baik, dosen akan bisa mendeteksi secara dini permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Caranya, dosen mengatasi hambatan komunikasi interpersonal. Ada empat hambatan komunikasi menurut De Vito (2009), yakni hambatan fisik, fisiologis, psikologis, dan semantik.

Membangun kampus biru, penuh cinta, ilmu, dan daya kritis jauh berfaedah ketimbang kampus pilu yang menjual kemewahan, tetapi menepikan tridaya, yakni daya cipta, rasa, dan karsa. Tabik!



Berita Lainnya
  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

  • Koperasi dan Barca

    24/5/2025 05:00

    KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.