Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Parlemen Jangan Cemen

03/10/2024 05:00
Parlemen Jangan Cemen
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

AKAN seperti apakah DPR yang baru ini? Pertanyaan itu terus menguar, terutama setelah pelantikan anggota DPR periode 2024-2029 pada Selasa (1/10) kemarin. Apakah kinerja mereka akan berubah atau malah sama saja seperti DPR periode lalu yang tampak kedodoran menjalankan tiga pilar fungsi mereka, utamanya sisi pengawasan dan legislasi?

Salah satu kunci jawabannya barangkali akan muncul dari keputusan partai pemenang Pemilu 2024, yaitu PDIP, terkait dengan posisi mereka pada pemerintahan nanti. Hingga hari ini masih menjadi misteri apakah PDIP bakal bergabung dengan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau tidak. Rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati Sukarnoputri pun masih berkutat sebatas spekulasi.

Suka tidak suka, wajah DPR akan ditentukan oleh keputusan itu. Saat ini PDIP merupakan satu-satunya parpol yang berada di luar koalisi gendut pendukung Prabowo-Gibran. Merekalah yang sebetulnya digadang-gadang publik bisa mengambil standpoint sebagai oposisi untuk mengimbangi kekuatan besar koalisi pemerintah. 

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Kalau PDIP 'kuat iman' dan tidak tergoda masuk koalisi, barangkali parlemen masih memiliki taji dan sumber daya untuk mengontrol pemerintah. Apalagi, kader andalan mereka, Puan Maharani, juga baru saja terpilih kembali menjadi Ketua DPR. Semestinya PDIP punya keberanian lebih untuk mengambil jarak dari koalisi pemerintah meskipun harus menjadi single fighter.

Namun, bila pada akhirnya PDIP memutuskan ikut bersekutu dengan koalisi, secara teori sudah pasti tidak akan ada oposan di parlemen. Kerja DPR nantinya mungkin hanya formalitas belaka karena semua parpol di parlemen sudah menjadi bagian dari kekuasaan. Tidak akan ada perlawanan, tak akan muncul daya gebrak, minus kontrol terhadap pemerintah. 

DPR berpotensi sekadar menjadi paduan suara yang hanya tahu nyanyian lagu setuju, persis seperti yang digambarkan musikus Iwan Fals dalam lirik lagu Surat buat Wakil Rakyat rilisan 1987 silam. Parlemen yang seharusnya kuat dan berani menggebuk kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat bisa-bisa malah menjadi parlemen cemen.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Kalau itu yang terjadi, yakinlah DPR baru yang akan bekerja sampai lima tahun ke depan itu tidak akan berbeda dengan sebelumnya, bahkan bisa jadi lebih parah. Ketika DPR berpusat dalam satu kekuatan yang menempel pada eksekutif, kita akan dengan mudah menebak bahwa fungsi legislasi, fungsi pengawasan, dan fungsi anggaran yang dimiliki DPR bakal tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dari sisi pengawasan, misalnya. Jangan heran bila kejadian seperti pada Pemilu 2024 lalu ketika para elite di lingkar kekuasan mempertontonkan pengkhianatan terhadap undang-undang dan konstitusi tanpa kontrol dari parlemen akan terulang lagi. Begitupun saat ada kebijakan dan perilaku yang nyata-nyata membungkam sekaligus merusak demokrasi, sangat mungkin akan kembali lolos dari pengawasan.

Lalu, dari sisi legislasi. Pembiaran DPR terhadap sejumlah rancangan undang-undang yang sejatinya bagus dalam konteks kepentingan publik, tapi tidak berdampak kepada kepentingan mereka atau elite kekuasaan sepertinya akan terus terjadi.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Begitupun terhadap RUU yang sebenarnya dibutuhkan penegak hukum sebagai suplemen pemberantasan korupsi, tampaknya tidak akan ada kabar baik. Dengan beragam dalih, DPR akan melewatkan pembahasan dan pengesahan RUU semacam itu. Namun, sebaliknya, giliran RUU-RUU yang berkaitan erat dengan kepentingan oligarki, para legislator sangat gercep membahasnya.

Situasi seperti itu, sekali lagi, terjadi apabila kekuatan penyeimbang di parlemen betul-betul nihil. Maka itu, seperti di awal tulisan tadi, untuk menjawab pertanyaan bakal seperti apa DPR yang sekarang, salah satu kuncinya ada di langkah PDIP. 

Betul, tidak ada jaminan juga bahwa ketika PDIP memutuskan menjadi oposan lalu DPR akan otomatis menjadi lebih baik. Siapa, sih, yang bisa menggaransi pikiran dan omongan politisi? Akan tetapi, setidaknya publik masih punya simpanan kekuatan di Senayan, meskipun minoritas, untuk bisa menyampaikan suara mereka lewat jalur formal di parlemen.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Muncul pertanyaan, adilkah publik menggantungkan baik dan buruknya nasib DPR di pundak PDIP sendirian? Ya, adil-adil saja, kalau menurut saya. Toh, PDIP bukan partai kemarin sore yang tak punya basis massa sebagai kekuatan utama. Loyalitas pendukung menjadi modal PDIP membangun kekuatan hingga disegani lawan-lawan politik mereka.

Mereka bahkan sudah teruji sebagai oposisi yang kritis ketika era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ada kekuatan, ada pengalaman, kurang apa lagi? Lagi pula PDIP sesungguhnya juga bisa menabung keuntungan elektoral bila memilih sikap sebagai oposan. Mereka akan memperoleh dukungan suara rakyat sendirian sebagai partai oposisi.

Jadi, masak publik tidak boleh berharap kepada partai berlambang banteng itu untuk paling tidak membuat warna dan dinamika di DPR lebih berimbang? Mestinya lumrah saja kalau saat ini masyarakat menggantungkan semua itu ke punggung dan pundak PDIP, semata-mata demi mewujudkan parlemen yang kuat, bukan parlemen yang lemah dan cemen.

 



Berita Lainnya
  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.