Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Tempat Asyik Prabowo-Mega

30/9/2024 05:00
Tempat Asyik Prabowo-Mega
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SUDAH 160 hari Prabowo Subianto menyandang status sebagai presiden terpilih. Status itu ditetapkan Komisi Pemilihan Umum pada 24 April 2024. Dalam pidatonya sebagai presiden terpilih, Prabowo mengajak para elite untuk bersatu.

Ajakan untuk bersatu tidak sekadar lisan. Prabowo pun proaktif menemui atau menerima kunjungan para elite politik. Pertemuan para elite hendaknya diadakan dalam rangka menebalkan komitmen untuk menjalankan mandat konstitusi, bukan semata-mata berbagi jatah kursi menteri di kabinet.

Sudah banyak ketua umum partai politik yang bertemu dengan Prabowo. Akan tetapi, sejauh ini, Prabowo belum sempat bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga Presiden Ke-5 RI. Tinggal Megawati yang belum bertemu Prabowo.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Baik Prabowo maupun Megawati mencari cara masing-masing untuk bisa bertemu. Megawati, misalnya, sejak awal April 2024 menugasi putrinya yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, untuk membangun komunikasi dengan Prabowo.

Sudah lima bulan berlalu, Puan belum berhasil mempertemukan Megawati dengan Prabowo. Kedua pemimpin itu ingin bertemu sebelum Prabowo dilantik sebagai presiden, tinggal 20 hari dari sekarang.

Meski demikian, Puan memastikan pertemuan Megawati dengan Prabowo akan berlangsung di tempat yang asyik. Puan menjelaskan kepada pers pada 26 September 2024 bahwa sejumlah komunikasi terus dilakukan untuk menentukan waktu pertemuan.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Pertemuan Prabowo dengan Megawati bukan sekadar memenuhi keinginan Prabowo agar para elite bersatu dan berkorban demi rakyat. Lebih dari itu, sejatinya rakyat pun merindukan para elite, utamanya presiden dan mantan presiden, untuk bersatu.

Bukan rahasia lagi, sudah tujuh presiden silih berganti memimpin negara ini dalam 79 tahun merdeka. Satu kesamaan mereka ialah tidak baku omong, enggan bertegur sapa dengan pendahulu mereka.

Presiden Sukarno tidak bisa bicara dengan penggantinya, Jenderal Soeharto. Pak Harto pun tidak ingin bicara dengan Bung Karno. Hubungan keduanya kian renggang.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Selanjutnya, Presiden Soeharto enggan bertemu, apalagi mau bicara, dengan BJ Habibie. Padahal, Habibie menganggap Soeharto sebagai profesor politiknya. Begitu juga Presiden Habibie ketika turun dari panggung kekuasaan tidak mau bicara dengan Abdurrahman Wahid.

Presiden Wahid yang dipaksa mundur di tengah jalan pemerintahannya juga tidak berbicara dengan Megawati Soekarnoputri. Kebiasaan tidak baku omong itu dilanggengkan Presiden Megawati yang digantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga antara Yudhoyono dan penggantinya, Joko Widodo, terkesan berseberangan.

Prabowo yang akan dilantik menjadi Presiden Ke-8 RI diharapkan mampu mematahkan mitos presiden dengan pendahulunya tidak baku omong. Kiranya mereka bisa berjumpa dan bersapa demi rakyat.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Setelah Prabowo dilantik sebagai presiden, tersisa tiga mantan presiden, yaitu Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri. Prabowo mestinya tidak memiliki kendala psikologis untuk bersapa dengan ketiganya.

Prabowo dan Jokowi saat ini mempunyai hubungan yang baik, apalagi Jokowi disebut-sebut berada di balik kemenangan Prabowo bersama Gibran Rakabuming Raka yang merupakan anak sulung Jokowi. Hingga kini Jokowi, yang pada Pilpres 2014 dan 2019 diusung PDIP, belum berbicara tentang rencana karier politiknya setelah tidak menjadi presiden.

Hubungan Prabowo dengan Yudhoyono juga baik-baik saja. Yudhoyono ialah mantan ketua umum yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Partai Demokrat salah satu pengusung pasangan Prabowo-Gibran. Sejauh ini, Prabowo dan Yudhoyono sudah bertemu dalam berbagai kesempatan.

Prabowo menjalin hubungan baik dengan Megawati sebuah keniscayaan. PDIP yang dipimpin Megawati merupakan partai politik pemenang Pemilu 2014, 2019, dan 2024. Prabowo membutuhkan dukungan penuh dari parlemen atas kebijakannya.

Pada Pilpres 2009, Megawati maju dan berpasangan dengan Prabowo Subianto. Duet Megawati-Prabowo kala itu melawan Yudhoyono-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Hasilnya, Yudhoyono-Boediono menang.

Merawat hubungan baik dengan tiga mantan presiden itulah yang mendorong niat Prabowo untuk membentuk presidential club. Dalam klub tersebut, nantinya para mantan presiden Indonesia akan berdiskusi dan bertukar pikiran. Tujuannya ialah menjaga silaturahim dan menjadi suri teladan.

Ada kendala yang kiranya Prabowo bisa mencarikan jalan keluarnya untuk merealisasikan presidential club. Ada dinamika dalam relasi Megawati dengan dua mantan presiden lainnya.

Dinamika itu terkait dengan hubungan Megawati dan Yudhoyono yang disebut-sebut renggang sejak Pilpres 2004. Begitu juga hubungan Megawati dengan Jokowi dianggap renggang sejak Jokowi dituding cawe-cawe mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Namun demikian, pada awal Agustus 2024, Megawati menyebut hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja.

Elok nian bila presiden dan para pendahulunya selalu bersatu dan melakukan kegiatan bersama untuk kepentingan bangsa. Kita sadari problem bangsa ini memang amat serius. Persoalan menjadi kian berat karena tidak bersatunya para mantan presiden.

Hubungan yang kurang harmonis di antara presiden dan pendahulunya menjadi persoalan besar bagi perjalanan sejarah negeri ini. Karena itulah, patut diapresiasi pertemuan Prabowo dan Megawati di tempat yang asyik.

Lebih asyik lagi jika persatuan dan kesatuan bangsa yang selalu dipidatokan saat berkuasa tetap memiliki makna saat mereka tidak menjabat presiden. Persatuan dan kesatuan itu diwujudkan dalam perjumpaan untuk baku omong.

 



Berita Lainnya
  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.