Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Tempat Asyik Prabowo-Mega

30/9/2024 05:00
Tempat Asyik Prabowo-Mega
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SUDAH 160 hari Prabowo Subianto menyandang status sebagai presiden terpilih. Status itu ditetapkan Komisi Pemilihan Umum pada 24 April 2024. Dalam pidatonya sebagai presiden terpilih, Prabowo mengajak para elite untuk bersatu.

Ajakan untuk bersatu tidak sekadar lisan. Prabowo pun proaktif menemui atau menerima kunjungan para elite politik. Pertemuan para elite hendaknya diadakan dalam rangka menebalkan komitmen untuk menjalankan mandat konstitusi, bukan semata-mata berbagi jatah kursi menteri di kabinet.

Sudah banyak ketua umum partai politik yang bertemu dengan Prabowo. Akan tetapi, sejauh ini, Prabowo belum sempat bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga Presiden Ke-5 RI. Tinggal Megawati yang belum bertemu Prabowo.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Baik Prabowo maupun Megawati mencari cara masing-masing untuk bisa bertemu. Megawati, misalnya, sejak awal April 2024 menugasi putrinya yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, untuk membangun komunikasi dengan Prabowo.

Sudah lima bulan berlalu, Puan belum berhasil mempertemukan Megawati dengan Prabowo. Kedua pemimpin itu ingin bertemu sebelum Prabowo dilantik sebagai presiden, tinggal 20 hari dari sekarang.

Meski demikian, Puan memastikan pertemuan Megawati dengan Prabowo akan berlangsung di tempat yang asyik. Puan menjelaskan kepada pers pada 26 September 2024 bahwa sejumlah komunikasi terus dilakukan untuk menentukan waktu pertemuan.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Pertemuan Prabowo dengan Megawati bukan sekadar memenuhi keinginan Prabowo agar para elite bersatu dan berkorban demi rakyat. Lebih dari itu, sejatinya rakyat pun merindukan para elite, utamanya presiden dan mantan presiden, untuk bersatu.

Bukan rahasia lagi, sudah tujuh presiden silih berganti memimpin negara ini dalam 79 tahun merdeka. Satu kesamaan mereka ialah tidak baku omong, enggan bertegur sapa dengan pendahulu mereka.

Presiden Sukarno tidak bisa bicara dengan penggantinya, Jenderal Soeharto. Pak Harto pun tidak ingin bicara dengan Bung Karno. Hubungan keduanya kian renggang.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Selanjutnya, Presiden Soeharto enggan bertemu, apalagi mau bicara, dengan BJ Habibie. Padahal, Habibie menganggap Soeharto sebagai profesor politiknya. Begitu juga Presiden Habibie ketika turun dari panggung kekuasaan tidak mau bicara dengan Abdurrahman Wahid.

Presiden Wahid yang dipaksa mundur di tengah jalan pemerintahannya juga tidak berbicara dengan Megawati Soekarnoputri. Kebiasaan tidak baku omong itu dilanggengkan Presiden Megawati yang digantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga antara Yudhoyono dan penggantinya, Joko Widodo, terkesan berseberangan.

Prabowo yang akan dilantik menjadi Presiden Ke-8 RI diharapkan mampu mematahkan mitos presiden dengan pendahulunya tidak baku omong. Kiranya mereka bisa berjumpa dan bersapa demi rakyat.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Setelah Prabowo dilantik sebagai presiden, tersisa tiga mantan presiden, yaitu Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri. Prabowo mestinya tidak memiliki kendala psikologis untuk bersapa dengan ketiganya.

Prabowo dan Jokowi saat ini mempunyai hubungan yang baik, apalagi Jokowi disebut-sebut berada di balik kemenangan Prabowo bersama Gibran Rakabuming Raka yang merupakan anak sulung Jokowi. Hingga kini Jokowi, yang pada Pilpres 2014 dan 2019 diusung PDIP, belum berbicara tentang rencana karier politiknya setelah tidak menjadi presiden.

Hubungan Prabowo dengan Yudhoyono juga baik-baik saja. Yudhoyono ialah mantan ketua umum yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Partai Demokrat salah satu pengusung pasangan Prabowo-Gibran. Sejauh ini, Prabowo dan Yudhoyono sudah bertemu dalam berbagai kesempatan.

Prabowo menjalin hubungan baik dengan Megawati sebuah keniscayaan. PDIP yang dipimpin Megawati merupakan partai politik pemenang Pemilu 2014, 2019, dan 2024. Prabowo membutuhkan dukungan penuh dari parlemen atas kebijakannya.

Pada Pilpres 2009, Megawati maju dan berpasangan dengan Prabowo Subianto. Duet Megawati-Prabowo kala itu melawan Yudhoyono-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Hasilnya, Yudhoyono-Boediono menang.

Merawat hubungan baik dengan tiga mantan presiden itulah yang mendorong niat Prabowo untuk membentuk presidential club. Dalam klub tersebut, nantinya para mantan presiden Indonesia akan berdiskusi dan bertukar pikiran. Tujuannya ialah menjaga silaturahim dan menjadi suri teladan.

Ada kendala yang kiranya Prabowo bisa mencarikan jalan keluarnya untuk merealisasikan presidential club. Ada dinamika dalam relasi Megawati dengan dua mantan presiden lainnya.

Dinamika itu terkait dengan hubungan Megawati dan Yudhoyono yang disebut-sebut renggang sejak Pilpres 2004. Begitu juga hubungan Megawati dengan Jokowi dianggap renggang sejak Jokowi dituding cawe-cawe mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024. Namun demikian, pada awal Agustus 2024, Megawati menyebut hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja.

Elok nian bila presiden dan para pendahulunya selalu bersatu dan melakukan kegiatan bersama untuk kepentingan bangsa. Kita sadari problem bangsa ini memang amat serius. Persoalan menjadi kian berat karena tidak bersatunya para mantan presiden.

Hubungan yang kurang harmonis di antara presiden dan pendahulunya menjadi persoalan besar bagi perjalanan sejarah negeri ini. Karena itulah, patut diapresiasi pertemuan Prabowo dan Megawati di tempat yang asyik.

Lebih asyik lagi jika persatuan dan kesatuan bangsa yang selalu dipidatokan saat berkuasa tetap memiliki makna saat mereka tidak menjabat presiden. Persatuan dan kesatuan itu diwujudkan dalam perjumpaan untuk baku omong.

 



Berita Lainnya
  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik