Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Tragedi Kali Bekasi

24/9/2024 05:00
Tragedi Kali Bekasi
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

GEGER penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi, tepatnya di belakang Masjid Al-Ikhlas di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (22/9), membuat miris.

Mereka ialah anak-anak usia belasan, atau lebih tepatnya remaja, korban tenggelam di Kali Bekasi. Mereka meloncat ke Kali Bekasi untuk menghindari Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang memantau kawasan tersebut.

Mereka diduga akan tawur pada Sabtu (21/9) dini hari. Sebanyak 15 orang ditetapkan menjadi tersangka terkait dengan peristiwa tewasnya tujuh remaja di Kali Bekasi tersebut.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Duka mendalam tak hanya menyelimuti keluarga korban. Kita juga patut berduka karena mereka sebenarnya korban lingkungan pergaulan yang tidak sehat. Lingkungan yang membuat mereka bergerak ke mana saja, seperti kumpul-kumpul dini hari pukul 03.00 untuk tawur.

Mereka berkumpul pada waktu yang tidak lazim. Dini hari ialah waktu raga manusia normal beristirahat, terlelap di tempat tidur. Bukan di jalan, apalagi berencana tawur dengan sejumlah senjata tajam, celurit yang besar-besar nan mengerikan.

Tawur remaja, anak sekolah atau pun remaja antarkampung di Jakarta, tak pernah pudar. Malah semakin menjadi-jadi. Mereka tidak sekadar nakal, tetapi juga berani melenyapkan nyawa orang lain dengan senjata tajam.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Tantangan bermula di media sosial, saling provokasi. Selanjutnya mereka menentukan titik tawur. Tak hanya itu, mereka menyiarkan tawur secara live di Instagram. Seolah mereka ada kebanggaan bisa berkelahi ramai-ramai dengan cara seperti itu.

Fenomena tawur menjadi konten di media sosial tak hanya di Jakarta. Di sejumlah daerah juga sami mawon, seperti di Sukabumi, Jawa Barat, awal Mei lalu. Duel maut yang dibuat konten melibatkan sejumlah pelajar SMP di daerah tersebut.

Seorang pelajar SMP berinisial MPY, 13, mengalami luka di kepala hingga akhirnya kehabisan darah dan meninggal dunia. Polisi menetapkan 10 orang ABH (anak berhadapan dengan hukum) sebagai tersangka.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Sejumlah wilayah di Jakarta diketahui juga menjadi 'langganan' lokasi tawur hingga turun-temurun. Mulai kakek sampai cucunya. Dalam satu bulan bisa terjadi tawur antarkampung yang bertetangga di wilayah tersebut.

Lingkungan yang tidak sehat, tak ada ruang hijau atau taman, untuk rehat, berolahraga, dan interaksi warga, membuat kondisi lingkungan menimbulkan energi negatif yang menyuburkan sifat destruktif.

Maraknya fenomena tawur remaja tak bisa dibiarkan. Upaya yang dilakukan harus dari hulu sampai hilir serta berkesinambungan. Penanganan tawur terkesan banyak di hilir, seperti penangkapan dan pencabutan kartu Jakarta pintar (KJP) bagi pelajar yang terlibat tawur.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Sebelum penanganan dari hulu sampai hilir, yang utama ialah para pemangku kepentingan, yakni orangtua, sekolah, tokoh masyarakat, aparat penegak hukum, dan pejabat terkait, harus mengetahui karakteristik remaja.

Pergolakan jiwa remaja harus dipahami dengan baik. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Pada masa pancaroba itu keinginan untuk menunjukkan eksistensi diri sangat besar.

Karena itu, pendekatan dialog, dari hati ke hati, jauh lebih baik ketimbang pendekatan yang bersifat top down, lebih-lebih sekadar berbasis proyek dengan target anggarannya harus dihabiskan tanpa melihat efektivitas programnya. Akibatnya, pembinaan remaja tidak menyentuh akar permasalahan.

Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, remaja ialah kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun.

Remaja memiliki sifat khas, yakni rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan, serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).

Selain harus memahami karakteristik remaja, para pemangku kepentingan harus memahami latar belakang keluarga, secara sosial dan ekonomi, serta kondisi lingkungan tempat tumbuh dan berkembang remaja. Pembinaan remaja meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ruang ekspresi remaja harus diperluas.

Tragedi Kali Bekasi tak boleh lagi terjadi. Remaja ialah masa depan bangsa. Mereka bagian dari pemuda yang populasinya cukup signifikan.

Pada 2022, terdapat sekitar 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat (24,00%) penduduk Indonesia berada di kelompok umur 16-30 tahun.

Sahabat Rasulullah SAW yang berjuluk Babul 'Ilm, atau pintu ilmu pengetahuan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, berpesan jangan paksa anakmu untuk menjadi seperti dirimu karena mereka tidak terlahir seperti di zamanmu. Tabik!



Berita Lainnya
  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.