Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SEORANG membagikan sebuah meme bertuliskan 'menghitung hari menuju kebebasan'. Dalam meme itu, tampak beberapa orang tengah dijerat tali oleh sesosok wajah yang di dadanya dituliskan nama 'Mulyono'. Nama Mulyono sangat viral akhir-akhir ini. Ia merupakannama kecil Presiden Joko Widodo.
Saya tersenyum simpul, tapi sedikit bingung dengan gambar itu. Untuk memenuhi rasa penasaran, saya membuka media sosial. Ternyata meme berisi olok-olok serupa dengan gambar yang dimodifikasi berseliweran. Jumlahnya lumayan, lebih dari 10 gambar.
Dalam hati saya bertanya: bukankah sejak Reformasi bergulir,kebebasan sudah berbiak? Malah mulai banyak yang mengeluhkan kebebasan yang menurut mereka sudah kebablasan. Umumnya, para pengeluh itu ialah elite di negeri ini.
Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?
Lalu, kebebasan macam apa lagi yang dibutuhkan? Mengapa kebebasan itu dikaitkan dengan menghitung hari selesainya kepemimpinan Presiden Joko Widodo? Apakah dalam bulan-bulan terakhir ini kebebasan cuma ornamen? Atau ada yang merasa terbelenggu, tersandera, atau apa pun yang bersifat mengekang?
Rupa-rupa meme dan gambar-gambar itu menunjukkan secara gamblang bahwa kebebasan tidak melulu membebaskan rakyat dari penderitaan. Jalan bebas yang diperjuangkan sejak Reformasi ternyata menyisakan residu yang jadi masalah baru.
Umumnya, penderitaan dalam kebebasan itu bersumber dari rasa ketidakadilan yang masih banyak ditemukan. Ada hak-hak memanen keadilan dari publik yang tidak dipenuhi oleh pemegang kekuasaan. Mereka bebas bersuara, tapi suara mereka seolah membentur dinding kedap suara.
Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo
Perasaan tidak adil dan tidak setara itulah yang diekspresikan dalam wujud gambar, tulisan, atau respons olok-olok terhadap figur-figur yang dinilai menekuk keadilan, mendapatkan keistimewaan alih-alih diperlakukan setara. Publik (baca netizen) seperti tidak putus-putusnya mengulik 'benarkah akun Fufufafa Gibran yang punya?'.
Netizen pun 'memblejeti' satu per satu keganjilan akun Fufufafa itu. Ada yang membuka akun lama itu dengan memakai nomor milik seseorang yang diduga pemilik akun, juga dengan memasukkan akun e-mail yang bersangkutan. Fufufafa pun terbuka, orang bisa 'berselancar' membaca komentar-komentar aneh yang pernah dituliskan akun itu beberapa tahun lalu.
Jagat maya, dalam rangka menghitung hari pergantian rezim, juga terus-menerus membincangkan perjalanan Kaesang dan istrinya ke Amerika Serikat dengan menggunakan jet pribadi. Lebih-lebih, setelah Kaesang menjelaskan ke KPK bahwa ia nebeng pesawat milik temannya saat ke Amerika.
Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas
Muncul pula rupa-rupa meme yang mengolok-olok urusanpertebengan itu. Ada video orang tengah membonceng atau nebeng sepeda motor tanpa ada penyetirnya. Ada juga wajah bergambar mirip Kaesang bertelanjang dada duduk di atas mesin sebuah pesawat yang sedang terbang dengan dibubuhi tulisan: ‘nebeng teman’.
Itulah parade ekspresi kejengkelan karena merasa diperlakukan tidak adil dan tidak setara. Meski Jokowi berkali-kali mengatakan bahwa semua warga negara punya hak dan kedudukan yang sama di depan hukum, banyak orang merasakan sebaliknya.
Ada pula yang menggambarkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan perlakuan itu dengan kendaraan yang melaju melalui dua jalan berbeda. Yang satu, jalan tol lurus dan lengang dengan kendaraan melaju kencang menuju vonis. Itulah jalan hukum untuk para jelata dan pejabat biasa-biasa saja.
Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024
Jalan satunya, berputar-putar, berliku-liku, padat merayap seperti labirin hingga membuat mumet (pusing) yang melihatnya. Karena berputar-putar terus, tak bisa ditemukan di mana ujungnya. Itulah jalan yang dirasakan publik sebagai jalur untuk perkara yang menjerat pemilik 'hak istimewa' atas dasar tingginya kuasa.
Seperti itulah yang tengah dirasakan banyak orang. Maka itu, mereka menyebutkan dalam larik kalimat 'menghitung hari menuju kebebasan'. Meme dan tulisan itu bisa dimaknai bahwa mereka sedang tersandera. Mereka, dalam dugaan saya, sedang merasa diperlakukan tidak adil dan tidak setara.
Perasaan itu datang terus-menerus, bertumpuk-tumpuk, bertemali dengan masalah kehidupan yang dirasa kian bertambah. Maka itu, ekspresi kekecewaan dalam bentuk sindiran dan olok-olok itu diyakini bisa menjadi katarsis atau kanalisasi keresahan.
Dalam sayup-sayup, saya dengar alunan lagu Sound of Silence milik Simon & Garfunkel:
‘And in the naked light I saw
Ten thousand people, maybe more
People talking without speaking
People hearing without listening
People writing songs that voices never share
No one dare, disturb the sound of silence
(Dan di cahaya telanjang, kulihat sepuluh ribu orang, mungkin lebih
Orang-orang berbincang tanpa bicara
Orang-orang mendengar tanpa mendengarkan
Orang-orang menulis lagu yang tak pernah terbagi oleh suara
Tak ada yang berani
Mengganggu suara keheningan)’.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved