Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Dua Keteladanan

06/9/2024 05:00
Dua Keteladanan
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

ADA dua keteladanan bagi bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Satunya diperlihatkan langsung di negeri ini, satunya lagi tersaji nun jauh di sana, di tempat yang berjarak lebih dari 4.300 km.

Teladan pertama datang bersama kunjungan apostolik, lawatan kerasulan, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Sri Paus Fransiskus. Paus ke-266 itu berada di Indonesia pada 3-6 September 2024 sebagai rangkaian kunjungan ke kawasan Asia-Oseania. Indonesia ialah negara pertama yang dikunjungi. Ini sebuah kehormatan.

Kunjungan Sri Paus bukan kunjungan biasa sebagai pemimpin sekaligus pelayan umat. Ia punya arti lebih. Ia juga menjadi akuarium keteladanan akan kesederhanaan, kebersahajaan. Ia memberikan contoh nyata, bukan sekadar kata-kata, seperti apa semestinya pemimpin punya gaya, bagaimana seharusnya berperilaku dan bersikap.

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?

Sri Paus hidup sangat sederhana meski gelimang harta mengelilinginya. Sekadar tahu, menurut The Times, kekayaan Vatikan pada 2024 ditaksir US$10 miliar sampai US$15 miliar. Kalau dirupiahkan Rp155 triliun-Rp230 triliun. Banyak, sangat banyak.

Kesederhanaan ialah darah dan napas Paus. Ia melawat ke Indonesia, juga ke negara-negara lain, dengan pesawat komersial. Bukan private jet yang identik dengan kemewahan. Untuk mobilitas di Indonesia, Sri Paus merasa cukup naik mobil biasa. MPV Innova Zenix yang harga termahal sekitar Rp600 juta mengantarkannya berkegiatan. Bukan limosin, bukan sedan luks, bukan pula mobil antipeluru. Dia ingin mobil yang dikendarai sehari-hari kebanyakan rakyat di negara yang dikunjungi.

Untuk beristirahat, Sri Paus juga tak butuh hotel bintang 5, bintang 6, apalagi bintang 7. Dia sudah bisa tidur nyenyak menginap di Kedubes Vatikan di Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Pakaiannya pun jauh dari wah. Sepatu hitam yang dikenakan tampak sudah usang.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Karena itu, wajar, sangat wajar, kesederhanaan Paus Fransiskus menjadi pusaran perhatian, trending di media sosial. Ia dibanding-bandingkan dengan gaya hidup sebagian masyarakat kita, pemimpin dan pejabat kita, juga keluarga pemimpin dan pejabat kita.

Publik betul-betul mendapatkan medan komparasi. Apalagi, masih panas dalam perbincangan bagaimana anak dan menantu presiden pamer gaya hidup sultan. Ke luar negeri pakai pesawat pribadi, makan roti seharga Rp400 ribuan, belanja stroller bayi puluhan juta rupiah sungguh mengusik publik.

Tak cuma satu, ada dua anak dan menantu presiden yang kedapatan menggunakan private jet. Entah berapa biayanya, entah gratis atau bayar, entah siapa yang membayari, entah imbalan apa yang mereka berikan. Semuanya masih menjadi tanda tanya. Semestinya penegak hukum gerak cepat mengusutnya, mengungkapnya.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Teladan kedua ada di Korea Selatan. Kali ini berkaitan dengan bagaimana pemimpin mesti berbuat dan hukum bersikap. Seperti dilansir The Korea Herald, Senin (2/9), jaksa Korsel mengidentifikasi mantan Presiden Moon Jae-in sebagai tersangka kasus suap menyangkut perlakuan istimewa terhadap menantu laki-laki Moon dalam mendapatkan jabatan tinggi di sebuah maskapai. Kasus itu terjadi beberapa tahun lalu saat Moon menjabat pada 2017-2022, tapi masih berproses hingga kini.

Eks presiden menjadi tersangka suap? Di Korsel bukan sesuatu yang luar biasa. Juga bukan hal yang baru. Mari kita runut daftar mantan Korsel-1 yang berurusan dengan hukum. Jauh sebelum Moon, ada Chun Doo-hwan. Chun yang berkuasa pada 1980-1988 terjerat oleh kasus suap, penggelapan dana, dan sejumlah pidana lain. Ia juga dinyatakan bersalah mengkhianati negara dan divonis hukuman mati lalu diubah menjadi hukuman seumur hidup. Chun lalu mendapatkan pengampunan.

Ada pula Roh Moo-hyun (2003-2008) yang dituduh menerima suap Rp82,3 miliar. Nasibnya demikian tragis. Ia meninggal karena bunuh diri sebelum kasusnya dilimpahkan ke pengadilan. Nasib penggantinya, Roh Tae-woo (1998-1993) tak kalah buruk. Dua tahun setelah tak menjabat, ia didakwa menerima uang sekitar Rp4,1 triliun dari 30 konglomerat. Roh divonis 22 tahun 6 bulan penjara lalu dikorting menjadi 17 tahun, dan pada 1997 dibebaskan setelah mendapatkan pengampunan presiden.

Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024

Lee Myung-bak, presiden Korsel 2008-2013, setali tiga uang. Ia ditahan setelah diduga menerima suap senilai Rp137 miliar, menggelapkan uang, menghindari pajak, dan menyalahgunakan kekuasaan. Pun dengan Park Geun-hye (2013-2017). Presiden perempuan pertama Korsel itu tersandung oleh perkara dugaan menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaan.

Begitulah hukum di Korsel. Orang biasa hingga yang paling berkuasa sama. Seorang presiden membantu menantu untuk mendapatkan pekerjaan mungkin terdengar biasa, tetapi tidak buat mereka. Apalagi jika membantu anak atau kerabat memperoleh jabatan tinggi politik. Terlebih kalau untuk itu harus mengakali aturan, mengutak-atik ketentuan.

Paus dan Korsel ialah sumber keteladanan terkini. Akankah para pemimpin mau meneladaninya? Mudah-mudahan. Saya bilang mudah-mudahan karena bukan tak mungkin mereka sekadar atau seolah mengagumi, tapi ogah mengikuti. Terlebih jika menilik pidato kebudayaan Mochtar Lubis pada 1977 tentang ciri-ciri manusia Indonesia. Ada enam yang dia kemukakan, salah satunya ialah hipokrit dan munafik.



Berita Lainnya
  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik