Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

JIS tak Putus Dirundung Malang

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
07/7/2023 05:00
JIS tak Putus Dirundung Malang
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ENTAH salah apa hingga Jakarta International Stadium alias JIS selalu dirundung masalah. Entah siapa yang salah hingga stadion nan megah itu tak lepas dari polemik, bahkan begitu akrab dengan tendensi politik.

JIS ialah stadion kebanggaan warga Jakarta, juga Indonesia. Tak banyak stadion di seantero jagat yang berdaya tampung lebih dari 80 ribu orang, dan JIS termasuk satu di antara yang sedikit itu.

Desain dan fasilitas JIS apik, canggih, mewah. Yang terpenting JIS ialah mahakarya anak bangsa sendiri. Akan tetapi, nasib JIS tak berbanding lurus dengan kemegahannya. Kalau meminjam judul novel karangan Sutan Takdir Alisjahbana, ia tak putus dirundung malang.

JIS terlihat wah hanya untuk dipandang.

Sejak peresmian pada 24 Juli 2022, JIS jarang sekali digunakan. Jangankan untuk menggelar laga internasional, hamparan rumputnya tak pernah diinjak pemain lokal. Kemegahan dan kemewahannya justru menjadi arena perdebatan, ajang silang pendapat, medan egoisme kebenaran.

Banyak yang berusaha meyakinkan bahwa tiada unsur politik di JIS. Namun, banyak yang justru yakin politik lebih melatari perdebatan JIS, terutama apakah ia sesuai standar FIFA atau belum. Penyebabnya, apalagi kalau bukan karena JIS dibuat di era Gubernur Anies Baswedan.

Dulu, ketika diwacanakan sebagai arena FIFA matchday antara Timnas Indonesia dan Curacao, PSSI memvonis JIS belum memenuhi standar FIFA. Sebaliknya, pengelola amat yakin bahwa JIS dibangun seusai FIFA Football Stadiums Guidelines. Singkat cerita, PSSI akhirnya menggelar uji coba lawan tim Karibia itu ke Stadion Pakansari, Bogor.

Kini, ketika Indonesia butuh stadion pengganti Stadion Utama Senayan sebagai venue Piala Dunia U-17, silang pendapat soal JIS kembali mengemuka. Lagi-lagi antara PSSI dan pengelola. Lagi-lagi antara pihak yang sekubu dan yang berseberangan dengan Anies. Lebih ramai lagi, kini ada unsur pemerintah yang, tentu saja, sekubu dengan PSSI.

Pembangun dan pengelola JIS masih dalam keyakinan semula, yakin bahwa JIS telah sesuai standar FIFA. Direktur Proyek PT Jakpro yang membangun JIS, Arry Wibowo, secara rinci menjelaskan betapa patuhnya mereka pada ketentuan FIFA. Konsultan asal Inggris yang berpengalaman membangun stadion-stadion tenar di dunia, Buro Happold, dilibatkan.

Tak ada keraguan dalam diri mereka bahwa JIS sesuai pakem FIFA. Benarkah? Saya bukan ahlinya. Saya cuma ingin main logika. Amatlah naif, konyol, sinting, bodoh, bahlul, jika dengan dana Rp4,5 triliun, mereka membangun JIS ala kadarnya. Pandir nian Buro Happold kalau dia mempertaruhkan reputasinya dengan asal-asalan memberikan pendampingan.

Di lain sisi, PSSI juga bergeming pada klaim semula bahwa JIS belum sesuai standar FIFA. Dua hari lalu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahkan berani menyebut, kalau FIFA datang hari ini, JIS pasti dicoret karena tidak layak untuk menghelat Piala Dunia U-17.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono ogah ketinggalan. Saat meninjau JIS bersama Erick dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dia berani mengatakan rumput lapangan JIS tak sesuai standar FIFA. Kata siapa? Menurut dia, kata Chairman PT Karya Rama Prima Qamal Mustaqim yang katanya ahli agronomi untuk stadion. Singkat cerita, rumput diganti dengan biaya Rp6 miliar. Belum lagi pembenahan di beberapa sektor lain. Proyek lagi.

Serahkan urusan kepada ahlinya. Erick memang Ketua Umum PSSI, orang bola, tapi apakah dia ahli dalam menentukan sesuai tidaknya stadion dengan standar FIFA? Kiranya tidak. Pak Basuki memang jago membangun infrastruktur, tapi apakah dia ahli soal rumput? Kiranya tidak. Qamal bisa jadi paham rerumputan, tapi apakah dia punya otoritas untuk memastikan rumput lapangan JIS tak sesuai FIFA? Rasanya juga tidak.

Hanya FIFA yang berkompeten, yang punya otoritas, menentukan status stadion. Jadi, kalau mau fair, datangkan saja FIFA, minta fatwa mereka. Jangan dulu ada pembenahan dengan rupa-rupa alasan, biarkan apa adanya, agar keputusan FIFA apa adanya pula. Kalau layak, teruskan dan disempurnakan. Kalau tak layak, benahi. Kalau tak cukup waktu, tinggalkan saja JIS. Gitu aja kok repot.

Piala Dunia U-17 paling perlu empat stadion, sementara masih ada lima stadion lagi yang sedianya untuk Piala Dunia U-20. Piala Dunia U-17 tak butuh stadion dengan kapasitas besar. Jangan bayangkan penontonnya seantusias Piala Dunia beneran. Bahkan, Piala Dunia U-20 yang akhirnya diselenggarakan di Argentina hanya disaksikan langsung 692.084 pasang mata atau 13.309 orang per pertandingan.

Harapan Mas Erick, Mas Menpora Dito Ariotedjo agar JIS tak dijadikan polemik politik patut diamini. Namun, bagi saya, langkah mereka buru-buru merenovasi JIS malah memperlebar ruang polemik. Bukankah renovasi dengan dalih subjektif bisa membuahkan stigma negatif buat Anies?

 



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?