Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Dirgahayu Jakarta

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
22/6/2023 05:00
Dirgahayu Jakarta
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

HARI ini Kota Jakarta berulang tahun yang ke-496. Barangkali ini tahun-tahun terakhir Jakarta merayakan ulang tahun dalam statusnya sebagai ibu kota negara. Tahun depan, sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo, secara bertahap pemindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur harus mulai dilakukan.

Dalam bayangan ideal saya, dengan hilangnya status ibu kota, ketika merayakan ulang tahun yang kelima abad alias 500 tahun pada 2027 nanti, Jakarta boleh jadi sudah punya wajah yang berbeda. Wajah yang semestinya lebih segar, lebih cerah, sekaligus lebih humanis dan bersahabat. Tidak seperti Jakarta sekarang yang kusam, kotor, dan tak jarang terlihat kejam dan bengis.

Membayangkan masa depan Jakarta yang indah kiranya lebih menarik buat saya ketimbang ikut memperdebatkan mengapa ibu kota negara harus dipindah dari Jakarta. Debat soal itu hanya akan menjadi debat kusir, tidak akan pernah ada titik temu antara kubu propemindahan dan kubu antipemindahan. Seperti halnya debat antara kusir delman dan kudanya, mana bisa nyambung?

Di satu sisi, pemerintah sebagai pengusul pemindahan ngotot ingin ibu kota pindah pada 2024, apa pun yang terjadi. Mereka tak peduli meski, di sisi lain, banyak suara mengkritik urgensi kebijakan itu sejak awal. Memang ada adu argumentasi, adu pendapat, bahkan adu mulut, tetapi pada akhirnya keinginan pemerintah soal ibu kota negara baru sepertinya tak bisa dibendung.

Undang-undang tentang IKN Nusantara dengan cepat dibahas dan diketok sah sebagai modal legitimasi rencana pemindahan ibu kota tersebut. Belakangan, Presiden bahkan mau ikut cawe-cawe dalam urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, salah satu alasannya, sepertinya, karena takut kebijakan pembangunan ibu kota baru pengganti Jakarta tidak diteruskan presiden selanjutnya.

Ya, maklum saja Presiden ngotot, karena kalau rencana ini sukses, itu akan menjadi legacy atau warisan kebijakan yang mungkin bakal dikenang sepanjang masa. Akan tertulis di buku-buku sejarah bahwa Presiden RI ke-7 Joko Widodo ialah pemimpin yang berhasil memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara. Maka, sekencang apa pun kritikan tentang proyek ibu kota baru itu, pemerintah sepertinya tak peduli.

Karena itu, daripada mumet, mendingan kita membayangkan saja situasi Jakarta setelah lepas dari statusnya sebagai ibu kota negara. Situasi Jakarta yang tak lagi menjadi pusat pemerintahan meski masih akan menjadi pusat ekonomi dan bisnis. Sekecil apa pun perubahannya, Jakarta bakal berubah wajah karena satu beban beratnya sudah hilang.

Lalu, apakah otomatis wajah Jakarta akan lebih segar dan cerah seperti uraian saya di atas tadi? Apakah kekejaman Jakarta juga akan sirna seiring ia tidak lagi menjadi ibu kota? Apakah status baru itu akan membuat udara Jakarta bersih dari polusi? Belum tentu juga. Namun, kini hal itu menjadi harapan yang masuk akal.

Setidaknya dari sisi kepadatan, Jakarta sangat mungkin bakal tak semenakutkan sekarang. Kekuatan magnet Jakarta yang selama ini mampu menarik segala macam kepentingan, harapan, bahkan mimpi, akan berkurang. Jakarta mestinya juga akan lebih gesit mengatur dirinya sendiri karena tidak dibebani lagi oleh urusan keibukotaan negara.

Memang, tak mungkin kita berharap Jakarta akan bertransformasi menjadi lebih baik dalam seketika. Tentu butuh proses panjang. Belum lagi masih ada persoalan-persoalan klasik kota ini yang tentu tidak akan hilang begitu saja tanpa skema penanganan yang lebih fokus dan serius. Kemacetan, banjir, kriminalitas, dan ancaman polusi udara kiranya masih menjadi momok buat Jakarta meskipun sudah tak menjadi ibu kota.

Akan tetapi, dengan dicabutnya status ibu kota, paling tidak itu bisa dijadikan titik pijak untuk pengelolaan kota yang lebih terencana dan integratif. Bila perlu dan bila memungkinkan, kenapa tidak membuat masterplan pembangunan yang baru, yang lebih modern dan aplikatif untuk memandu agar pola pembangunan kotanya tak serampangan?

Tujuan akhirnya tentu saja Jakarta harus menjadi kota yang inklusif, humanis, dan berkelanjutan. Kota yang tak hanya ramah publik, tapi juga ramah lingkungan.

Agak mengawang-awang, ya? Ya, namanya juga mimpi, bolehlah kita berharap yang tinggi-tinggi selama itu masih mungkin digapai. Kita berdoa saja Pilkada 2024 nanti bisa menghasilkan pemimpin Jakarta yang mampu menerjemahkan mimpi-mimpi itu dalam kerja nyata.

Selamat ulang tahun Jakarta. Semoga panjang umur.



Berita Lainnya
  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?