Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BENARKAH memburu rezeki ekonomi di negeri ini masih sulit dan makin susah? Jawabnya tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Kok, rumit amat? Begitulah kalau mau agak lebih mendetail, harus mau ribet.
Kalau dari sudut pandang statistik pertumbuhan ekonomi, jawabnya enggak benar cari rezeki makin susah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi itu. Ekonomi kita di kuartal pertama 2023 ini tumbuh 5,03%. Alhasil, sejak kuartal IV 2021, ekonomi kita terus tumbuh di kisaran 5% secara tahunan.
Mau lebih detail lagi? Mari kita zoom in. Dari angka pertumbuhan ekonomi 5,03% di kuartal I tahun ini tersebut, lebih dari separuh ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Angka persisnya 52,88%. Capaian itu tumbuh 4,54%.
Itu artinya, daya beli masyarakat (tecermin dari tingkat konsumsi) lumayan tahan terhadap guncangan. Berarti pula, masyarakat masih punya tabungan. Boleh juga diartikan sumber rezekinya masih relatif jalan walau kadangkala agak seret.
Namun, itu baru dari satu perspektif, yakni pertumbuhan ekonomi. Bakal berbeda kesimpulan bila pisau analisisnya dari data tren tingkat kemiskinan. Sumber datanya sama, yakni BPS, tapi kesimpulannya bisa berbeda. Dari perspektif ini, amat sah bila kita tarik benang merah bahwa mencari rezeki kian susah.
Data BPS terakhir menunjukkan angka kemiskinan pada September 2022 mencapai 26,36 juta orang, atau 9,57%. Jumlah tersebut bertambah 200 ribu orang bila dibandingkan dengan angka kemiskinan pada Maret 2022. Kenaikannya pun merata, baik di desa maupun di kota.
Jumlah itu mirip seperti pada 2007, berbeda 220 ribu jiwa lebih rendah. Jumlah tersebut tidak signifikan karena pemerintah juga menggelontorkan dana yang besar untuk memberikan bantuan pada penduduk miskin. Angka anggaran perlindungan sosial dari 2013 hingga 2022 meningkat cukup tinggi. Terutama pada 2020, naik hingga 61% karena ada pandemi covid-19.
Itu artinya, bila gelontoran bantuan tidak berlipat-lipat, jumlah penduduk miskin bisa naik signifikan. Kondisi itu menunjukkan bahwa mereka yang masuk kategori gampang jatuh miskin masih banyak. Pangkal mula pembuat masyarakat kita gampang jatuh miskin ialah gejolak harga.
Lembaga ekonomi Indef bahkan sudah mewanti-wanti bahwa angka kemiskinan bakal naik lagi tahun ini. Apalagi, sejumlah harga, mulai harga bahan bakar minyak hingga harga beras, sudah naik. Daya beli masyarakat akan terus terguncang. Sudah harga naik, mencari rezeki sulit.
Salah satu faktor penentu daya beli masyarakat yang sangat penting ialah harga barang dan juga jasa. Ketika harga naik, kemampuan daya beli masyarakat pun cenderung turun. Sebaliknya, ketika harga turun, kemampuan beli masyarakat pun akan meningkat. Naiknya angka kemiskinan dan turunnya daya beli mestinya menjadi alarm penting bahwa ada benarnya pendapat yang menyebut bahwa memburu rezeki semakin susah.
Kalau ruang-ruang berburu rezeki kian sempit, pendapatan riil masyarakat juga kian menipis, mengempis, lalu habis. Pendapatan riil jelas menjadi penentu daya beli masyarakat.
Karena itu, jangan gampang silau dengan statistik pertumbuhan ekonomi. Bahwa itu merupakan indikator penting ekonomi suatu negara, ya. Namun, menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai rujukan tunggal pencapaian kesejahteraan masyarakat, bakal bias dan bisa sesat pikir.
Pertumbuhan ekonomi, kata banyak kaum teknokrat, mesti disandingkan dengan pemerataan. Berbicara pemerataan, otomatis berbicara tentang akses ekonomi, jalan berburu rezeki. Bila aksesnya mudah dan inklusif, ruang perburuan rezekinya luas, pertumbuhan ekonomi akan dirasakan oleh sebanyak-banyaknya orang.
Sebaliknya, bila akses ekonomi sulit, bahkan eksklusif, serta ruang-ruang perburuan rezeki makin sempit, capaian pertumbuhan ekonomi kiranya sekadar indah dalam statistik namun menyisakan banyak lubang. Mirip seperti jalan raya yang dibiarkan rusak berlama-lama.
Ekonomi kita tidak sekadar membutuhkan pertumbuhan yang tinggi, tapi juga perlu perluasan lahan berburu rezeki. Syukur-syukur, seperti kata Ali bin Abi Thalib, bila rezeki itu yang menghampiri kita, tidak perlu diburu.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved