Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
AKHIR pekan lalu, kolumnis Fareed Zakaria mengulas Meksiko yang kehilangan momentum. Di sebuah opininya di Washington Post itu Zakaria menulis, Meksiko mestinya bisa menangguk keuntungan ekonomi akibat ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok.
Namun, tetangga 'Negeri Paman Sam' itu menyia-nyiakannya. Angin ekonomi yang 'menjanjikan' tertahan oleh politik yang buruk. Pemicunya, tulis Zakaria, hasrat Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, disingkat AMLO, untuk melanjutkan kekuasaannya dengan menempuh beragam cara.
AMLO, tandas Zakaria, ialah demagog pengejar populisme dari 'halaman terburuk' dalam sejarah Amerika Latin. Lopez Obrador disebut telah menyerang institusi politik penting Meksiko, yakni lembaga pemilu. Gerilya politik itulah yang dinilai paling berbahaya. Kewenangan lembaga independen pemilu tengah dipereteli.
Bulan lalu, partai penyokong Lopez Obrador mengesahkan RUU untuk melemahkan lembaga itu secara drastis. Awalnya, partai berkuasa mendorong rencana membunuh lembaga itu dan menggantinya dengan badan baru. Namun, upaya itu gagal karena jalan amendemen konstitusi sebagai syarat mengakhiri hidup lembaga pemilu tersebut tidak terpenuhi.
Karena itu, dicarilah jalur lain. Anggaran KPU-nya Meksiko akan dipotong hampir sepertiga. Banyak kantor lokal (KPU daerah) akan ditutup dan 6.000 anggota staf akan diberhentikan. Kekuatan mereka akan dibatasi dengan mencabut beberapa 'taring' pengawas. Dia mengatakan langkah itu dilakukan untuk menghemat anggaran hingga puluhan juta dolar.
Namun, banyak yang curiga, penghematan cuma dalih. Mereka yang skeptis menyebut Lopez mengambil langkah-langkah itu untuk memastikan pemilu berikutnya menghasilkan kemenangan di legislatif bagi partainya.
Kolom Zakaria menjadi peringatan nyata bahwa banyak yang 'menyelinap' untuk maksud-maksud tertentu pascapandemi. Ia sekaligus mengingatkan kebangkitan ekonomi akan sulit dicapai tanpa komitmen politik yang kuat dari pemegang kekuasaan untuk setia pada jalur demokrasi dan konstitusi.
Meksiko yang secara geografis dekat dengan raksasa ekonomi dunia tak bisa menangguk keuntungan positioning itu karena watak penguasa yang antikritik dan gemar membengkokkan tatanan konstitusi.
Saya, kok, merasa peringatan Zakaria itu pas juga untuk kita di sini. Kita memang bukan Meksiko. Penguasa kita juga tidak antikritik. Pun, jalan kita menuju pemilu masih di jalur yang benar.
Namun, siapa yang menggaransi semuanya bakal mulus? Faktanya, gerilya menunda pemilu masih gencar. Usaha mengembalikan sistem pemilu ke proporsional tertutup jalan terus. Ada pula upaya mengkriminalisasi sosok-sosok politik potensial.
Pandemi covid-19 memutar roda peradaban begitu cepat. Akibatnya, perubahan pun terasa mendadak dan dramatis. Termasuk perubahan politik. Namun, percayalah, itu jalan berbahaya dan sangat berisiko.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.
MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved