Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KETIKA Azwar Anas mundur dan menyerahkan kursi Ketua Umum PSSI kepada Agum Gumelar pada 1999, harapan publik, termasuk saya, bahwa sepak bola nasional akan kembali berprestasi membubung tinggi. Agum diyakini sosok paling pas saat itu untuk membenahi sepak bola di Tanah Air.
Agum ialah perwira tinggi TNI bintang tiga. Dia dikenal gila bola dan sangat peduli pada sepak bola. Namun, fakta berbicara, selama empat tahun memimpin PSSI, tak ada prestasi puncak yang dipersembahkan.
Ketika Nurdin Halid menggantikan Agum pada 2003, harapan publik, termasuk saya, bahwa sepak bola nasional akan unjuk gigi pun meroket. Nurdin ialah pengusaha dan politikus penggila bola. Dia lama mengurus klub-klub besar. Dia juga organisatoris yang mumpuni. Namun, selama tujuh tahun menjadi Ketua Umum PSSI, Nurdin gagal mengembalikan kejayaan sepak bola Indonesia.
Harapan demi harapan itu terus mengemuka acap kali Ketua Umum PSSI bersulih nama. Asa demi asa dititipkan di pundak Djohar Arifin Husin (2011-2015), La Nyalla Mattalitti (2015-2016), Edy Rahmayadi (2016-Januari 2019), hingga Mochamad Iriawan (2019-2023).
Namun, tak satu pun di antara mereka bisa mengakhiri paceklik prestasi. Timnas kita tetap saja nirgelar sejak terakhir kali menyabet medali emas di SEA Games 1991 tatkala PSSI dipimpin Kardono.
Kini, harapan lama itu disandarkan kepada Erick Thohir, yang kemarin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Erick menang telak dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta. Dari total 86 voter, Erick yang juga menteri BUMN itu meraup 64 suara, unggul jauh atas rivalnya, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, yang meraih 22 suara. Dia pun tercatat sebagai ketua umum ke-20 sejak PSSI didirikan pada 1930.
Erick kaya pengalaman di dunia olahraga. Dia menjadi Ketua Umum PP Perbasi 2004-2006 serta Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara selama tiga periode. Di sepak bola, Erick pernah membeli raksasa Italia, Inter Milan, dan klub AS, DC United. Dia kini pemegang mayoritas saham klub Inggris, Oxford United, dan bersama putra Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi pemilik Persis Solo.
Dengan pengalaman seperti itu, wajar jika ada yang menganggap Erick tumpuan harapan baru. Pertanyaannya, akankah harapan akan kembali berakhir dengan kekecewaan seperti yang dulu-dulu?
Saya tidak ingin bicara soal janji dan program Erick. Janji-janji itu, program-program itu, bukan hal baru. Membenahi kompetisi, pembinaan usia dini, memperbaiki wasit, membangun training camp timnas, dan seterusnya juga menjadi jualan ketua-ketua umum sebelumnya. Pun, membersihkan persepakbolaan nasional dari tangan-tangan kotor, dari cengkeraman mafia, ialah cerita lama.
Kata Erick, membenahi sepak bola butuh nyali. Itu bagus. Namun, kurang bernyali apa Agum, Edy Rahmayadi, Iwan Bule? Ketiganya ialah para jenderal yang kalau bicara keberanian boleh dikata selangkah di depan.
Sebagai organisasi olahraga, PSSI lain daripada yang lain. Ia miskin prestasi, tetapi begitu seksi karena uang yang berputar di dalamnya luar biasa besar.
Begitu banyak petualang yang mengincar cuan tanpa peduli apakah sepak bola berprestasi, sekarat, atau mati suri. Petualang yang berwatak rumongso iso, bukan iso rumongso. Mereka tetap ingin bercokol di PSSI meski sudah terbukti gagal total. PSSI juga lapangan ideal untuk memupuk popularitas demi politik dan kekuasaan.
Oleh karena itu, butuh figur yang betul-betul kuat luar dalam untuk menyelamatkan PSSI dari penguasaan orang-orang jahat. Apakah orang itu Erick Thohir? Tentu, tidaklah fair jika kita menegasikan komitmen dan kapasitasnya.
Erick belum bekerja, belum unjuk kemampuan. Namun, bagi saya, tak perlu pula kita terlalu berharap kepadanya. Kata petuah; jangan percaya terlalu banyak, jangan mencintai terlalu banyak, jangan berharap terlalu banyak, sebab terlalu banyak akan melukai begitu banyak pula.
Sudah teramat kerap publik sepak bola berharap kepada Ketua Umum PSSI, tapi sekerap itu juga kekecewaan yang didapat. ''Harapan ialah akar dari semua rasa sakit di hati,'' begitu William Shakespeare bilang.
Karena itu, daripada kecewa lagi, ketimbang sakit hati lagi, lebih baik harapan kita kepada Erick sewajarnya saja. Jangan euforia. Persis dengan lagu yang dipopulerkan Vetty Vera; Sedang-Sedang Saja.
Biarkan Erick memenuhi janji-janjinya, membuktikan nyalinya. Soal apakah nanti dia bisa membuat bangsa ini akhirnya tertawa atau sebaliknya, lagi-lagi bermuram durja, biar waktu yang berbicara.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved